Yeri POV's
Aku dan Mark baru saja sampai di sekolah. Hingga kami menemukan pemandangan seorang Jeon Jungkook membantu seorang Jung Yein menuruni motor sportnya, seraya membantunya melepaskan helmnya.
Dan berlalu begitu saja tanpa menoleh ke arahku maupun Mark. Seolah kami berdua tak ada disana. Atau dia memang tak melihat kami berdua?
"Sialan!" Geram Mark.
"Sudahlah, aku dengar Yein sakit. Mungkin dia hanya khawatir terhadapnya." Ucapku menenangkannya.
"Dia mengkhawatirkan kedaan wania sialan itu. Namun, sama sekali tak mengkhawatirkan perasaan pacarnya sendiri! Apa dia sudah gila?" Aku menyentuh lengannya lembut.
"Mark, jangan bertanya padaku." Ucapku lembut. Membuatnya mulai melembutkan tatapannya padaku.
Dia pun meraih tanganku untuk pergi menuju kelas.
.
.
.
.
."Hey, Yer. Kemana si Joy?" Tanya Mark saat kami berada di kantin. Aku pun mengalihkan pandanganku dari sebuah meja yang berada di pojok ruangan itu.
"Joy? Dia tidak masuk, sepertinya sakit perut karena datang bulannya kumat." Jawabku. Dan setelahnya yang ku dengar adalah gumaman.
"Oh ya, Yer. Aku punya berita bagus." Ucapnya semangat. Aku pun balik menatapnya dengan tatapan bertanya.
"Saat di Kanada. Orang tuaku mengatakan aku akan bertunangan." Ucapnya semangat.
Namun, apa boleh aku katakan. Bahwa ada sedikit rasa terluka tersirat di matanya?
"Benarkah? Jangan bercanda, Mark."
"Aku seriusan, Yer! Namanya, Koeun. Katanya sih dia akan pindah ke sekolah ini. Dia itu cantik, manis, ramping, tinggi, putih-"
"Apa kau mencintainya?" Selaku.
"Entahlah. Namun sepertinya, aku mulai merasakan sedikit getaran saat berada di sisinya." Ucapnya dengan semangat.
Namun entah mengapa, aku benci melihatnya. Tunggu, ada apa denganku? Apa aku mulai egois lagi?
Tiba-tiba, Mark berdiri dari duduknya. Lalu berlalu begitu saja.
Aku melihatnya menghampiri seorang gadis yang baru kali ini aku melihatanya.
"Koeun!" Sapa Mark terdengar bahagia.Gadis itu. Sangat terlihat sempurna, dan sangat terlihat serasi berada di samping Mark.
Mereka terlihat, cocok.
Dan saat aku melihat meja di ujung sana. Jungkook dan Yein. Dan saat aku melihat di depan sana. Mark dan Koeun.
Seketika aku merasakan sebuah tusukkan di kepalaku, lantas dengan cepat aku memukul-mukul kecil kepalaku. Namun, semakin lama rasa itu semakin sakit, yang membuatku semakin memukul-mukul kepalaku dengan keras.
Air mataku mulai berjatuhan saat rasa itu semakin menohok. Bahkan penglihatanku sudah mulai kabur.
Satu hal yang aku ingat, sebelum semuanya menjadi gelap.
Aku mendengar dua buah suara orang yang aku cintai menyerukan namaku terkejut. Jungkook dan Mark.
Iya, aku tau. Aku egois.
Namun, aku memang ingin egois..
.
.
.
.Aku perlahan mencoba membuka mataku, hingga pantulan cahaya terang menyilaukan indera penglihatanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sadness [MARKRI & JUNGRI]
FanfictionKebahagiaan sejati. Mengapa sangat sulit untuk mendapatkannya? Mengapa sangat sulit untuk meraihnya? Satu hal yang tidak pernah terlintas dalam hati seorang Kim Yerim, keegoisan. Bohong bila seseorang tidak pernah ingin egois dalam suatu hal. Nam...