Chapter 7

353 70 6
                                    

Yeri POV's

     Aku menapakkan kakiku di sekolah. Meski harus sedikit berdebat dengan Kai Oppa, namun akhirnya aku diizinkan untuk ke sekolah dengan beberapa syarat tentunya.

"Hati-hati, Oppa!" Seruku saat mobil Kai Oppa perlahan melaju.

Aku pun melangkah menuju ke kelasku.
Di sepanjang jalan beberapa orang menanyai kabarku, dan beberapa juga terlihat khawatir karena kulit pucatku.
Jujur saja, aku terharu karenanya.

Namun, ada suatu hal yang membuatku sedih. Orang yang bahkan tidak terlalu dekat denganku saja mengkhawatirkanku. Tapi, Jungkook dan Mark? Apa mereka tidak mengkhawatirkanku?

Saat aku tiba di kelas, senyumku pun muncul. Karena menemukan Joy dan teman-teman sekelasku memberikanku surprise.

Aku menatap takut-takut Joy, namun sepertinya dia mengerti maksud tatapanku lalu memberikanku senyum lembut.

Aku memandang sekeliling, namun lagi dan lagi. Tak ada Jungkook dan Mark.

.
.
.
.
.

     Aku dan Joy berjalan menuju kantin. Meski aku membawa bekal dan Joy menyuruhku menunggunya di kelas, namun aku memaksa ikut. Karena aku punya tujuan lain ke kantin. Jungkook dan Mark.

Aku mendudukkan bokongku di kursi kantin seraya menunggu kedatangan Joy.

Di kejauhan aku mendapati kehadiran Mark, dan saat tatapan kami bertemu. Mark terlihat berjalan ke arahku dengan raut wajahnya yang sangat ku sukai, khawatir.

"K-kau, tak apa-apa?" Tanyanya khawatir.

"Apa aku terlihat tak baik-baik?" Tanyaku balik seraya tersenyum.
Dia pun hanya menganggukkan kepalanya dengan sedih.

Aku menyentil dahinya.
"Hey, aku ini Kim Yerim yang hanya butuh setengah hari untuk sakit. Namun, setelahnya aku sudah baikan. Apa kau masih meragukan kondisi kekebalan tubuh seorang Kim Yerim?" Tuturku penuh kepercaya dirian.

Aku tersenyum saat mendengarnya tertawa.
"Bila sudah seperti ini. Sepertinya aku percaya kau baik-baik saja. Kau ini, membuatku mengkhawatirkanmu bodoh!" Ucapnya seraya mengelus lembut rambutku.

"Yak, kalian berdua! Berhentilah seperti itu. Dan kau, Kim Yerim! Cepat, makan makananmu itu!" Marah-marah Joy saat tiba-tiba saja muncul. Lantas itu membuat tawaku dan Mark tak terbendung lagi, meski Joy sudah mengeluarkan death glare nya.

.
.
.
.
.

     "Kemana, Koeun?" Tanyaku, ketika aku dan Mark tengah berada di bawah pohon rindang tempat biasa.

"Dia tidak masuk."

"Kenapa?" Tanyaku lagi.

"Dia sedang mempersiapkan diri untuk acara pertunangannya." Jawabnya pelan.

"Pertunangannya denganmu? Wah, ternyata secepat itu ya. Well, sepertinya kau menemukan yang terbaik, Mark." Ucapku memandang atas, mencoba menutupi raut sedihku.

Aku merasakan sepasang mata menatapku, lantas aku pun menatap balik sepasang mata itu.

"Wae?" Tanyaku.

"Aku takkan mengundangmu ke acara pertunanganku." Ucapnya.

"Memang kapan acaranya?" Tanyaku.

"Itu rahasia." Jawabnya sendu.

"Tak apa, apabila kau tak ingin memberitahuku." Balasku sedih.

"Akhirnya, aku menemukan seseorang yang dapat aku miliki seutuhnya. Seseorang yang bukan hanya aku saja yang menyayanginya, namun dia juga. Seseorang yang melindungi perasaanku, bukan aku saja yang melindungi perasaannya." Aku tersenyum mendengarnya.

My Sadness [MARKRI & JUNGRI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang