Dua

358 30 0
                                    

Hujan bercerita kepadaku tentang Matahari dan dirinya yang pertama kali bertengkar.

Hujan menangis, air matanya mengalir deras di kedua bawah matanya. Deras seperti air hujan.

Ia sangat takut, ia merasa bersalah. Ia menyadari kebodohannya, tak seharusnya ia menentang kakaknya. Tak seharusnya ia melarang keras Matahari yang ingin pergi bersama teman-temannya.

Tak seharusnya ia mengatakan Matahari egois. Dan tega meninggalkannya pergi demi acara kakaknya bersama teman-temannya. Hujan sadar, yang egois adalah dirinya. Ia tak seharusnya mengekang Matahari. Matahari juga punya kehidupan sosial, bahkan ia dibutuhkan teman-temannya.

Ia takut nanti Matahari tidak akan lagi berbicara dengannya. Tak akan lagi peduli dengannya. Menjauh, dan berkumpul dengan orang-orang di sekitarnya itu.

Hujan takut.

Hujan takut Matahari menghilang.

Tapi Hujan berjanji tidak akan egois lagi. Ia harus menekan ke belakang rasa tidak suka dan tidak relanya. Bukan hak Hujan untuk melarang kebebasan Matahari. Hujan tidak boleh ikut campur terlalu dalam dengan Matahari.

Karena Matahari juga tidak bersinar di saat Hujan turun.

Matahari tidak pernah mengganggu Hujan dengan sinarnya.

Dan seharusnya sebaliknya.

Hujan juga tidak boleh mengganggu sinar Matahari dengan rintiknya.

Setinggi AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang