Benar saja. Yang aku khawatirkan terjadi. Ia kembali mendekapku. Menangis tersedu-sedu.
Hujan tidak siap menerima semua ini. Ia tidak rela.
Hujan tidak mau semua ini terjadi. Ia tidak mau.
Namun ia tahu ia harus melakukannya. Demi kebaikan kakak kandungnya, demi kebahagiaan Matahari. Ia harus ikhlas menerima kenyataan.
Kenyataan bahwa Matahari jatuh cinta kepada seorang gadis. Aku sebenarnya gembira mendengarnya. Namun sedih di saat yang bersamaan.
Sebenarnya aku sudah jauh mengetahui kalau Hujan mengalami brother complex tanpa ia sadar. Hanya aku dan dia sekarang yang mengetahui. Aku yang menyadarkan Hujan.
Ia tentu bingung tidak tahu harus bagaimana. Ia tahu perasaannya salah. Namun sangat sulit untuk menerima keadaan ini.
Ia bahkan benci karena terjebak dengan situasi ini. Ia benci karena menjadi adik Matahari. Ia benci dengan perempuan yang membuat Matahari hilang darinya.
Namun aku mengatakan padanya kalau tidak ada yang salah di sini. Bukan salah Hujan, bukan salah Matahari, apalagi gadis itu.
Ini hanya karena takdir. Dan siapapun harus bisa melewati yang namanya takdir. Setelah takdir terjadi, hanya tersisa pilihan yang mengaitkan tentang hati dan masa depan.
Jika hati kamu adalah setangkai bunga, maka ada dua pilihan.
Kamu akan membiarkannya mati atau membiarkannya berkembang?
