Chapter 1

3.1K 660 536
                                    

Dear Gio....
Bintang di langit hatiku

Setiap hari aku berharap bisa bertemu denganmu lagi, bisa memandang wajahmu, bisa memperhatikanmu, dan bisa tersenyum menyapamu.

Mungkin dirimu tak pernah memikirkanku, mungkin dirimu tak pernah memandangku, mungkin dirimu tak pernah menganggapku ada, bagimu dulu mungkin aku hanyalah seorang gadis kecil yang tak tahu malu untuk sekedar mencari perhatianmu.

Aku, Amelia Florenza Evelyn Pradipta, akan menanti, selalu menanti ketidakpastian cinta yang bahkan hanya bertepuk sebelah tangan. Karna aku yakin penantian tidak akan berakhir sia-sia seperti halnya perjuangan.

Meskipun 5 tahun terlewati. Meskipun sekarang aku bahkan telah lupa sisi dari wajahmu. Meskipun aku tidak tahu nama panjangmu, namun dalam lubuk hati kecilku mengatakan bahwa dirimulah satu-satunya cinta tempat hatiku berpulang.

Amelia Florenza Evelyn Pradipta

***

-Taman belakang SMA ELDERA-

Floren duduk sendirian di bawah pohon beringin rindang dengan akar yang menggantung seolah-olah menempel pada ranting-rantingnya yang kokoh. Floren menghela nafas sejenak setelah selesai menulis isi hatinya dalam sebuah buku diary bersampulkan gambar menara Eiffel.

Di buku itu hanya terdapat satu nama yang diceritakan dengan klise bertemakan penantian. Yaps, buku itu dibeli Floren 5 tahun yang lalu saat Gio pindah ke luar negeri. Saat itu Floren masih duduk di kelas 5 SD dan bisa dipastikan begitu besar rasa cinta Floren hingga tidak pernah mempunyai pacar hingga kini menginjak kelas 11.

"DORRR!!!!!!" Dina mengagetkan Floren yang sedang melamun.

"Eh, gila lo Din kalo gue kena serangan jantung gimana?"

"Lagian lo sih gue panggil-panggil nggak nyahut, lo pasti lagi ngelamunin Gio-Gio itu lagi kan? Ya ampun Ren, mau sampe kapan lo mikirin dia terus sedangkan dia aja enggak pernah mikirin lo."

"Sotoy lo Din, btw lo abis darimana baru nongol jam istirahat gini? nggak ikut pelajaran lagi, pasti lo bolos di kantin kan tadi?"

"Enak aja lo bilang gue bolos, gue itu tadi abis kunjungan OSIS ke SMA Andromeda, dan lo tahu nggak? ternyata ketua OSIS SMA Andromeda itu kece banget, denger-denger dia itu juga termasuk most wanted boy di SMA Andromeda."

"Ini udah yang ke-19 lo promosiin cowok ke gue, tetep aja gue nggak minat."

"Tapi kali ini beda Ren, dia itu dulu smp nya akselerasi di Amerika, aslinya dia sih sepantaran sama kita gegara dia akselerasi jadi dia sekarang kelas 12 deh."

"Namanya siapa?" ucap Floren yang mulai tertarik dengan pembicaraan Dina, padahal biasanya dia tak pernah menanggapi obrolan yang tidak bermutu bertemakan cowok seperti ini.

"Kak Alfan, nih fotonya tadi gue fotoin." Dina menunjukkan foto Alfan yang sengaja dia curi beberapa jepret untuk Floren.

Floren memandangi foto Kak Alfan dengan seksama. Floren merasa bahwa wajah itu tidak asing baginya. Tapi mungkin itu hanya perasaan Floren saja,  pasalnya Floren kan jarang keluar rumah, mana mungkin dia bertemu dengan Kak Alfan.

KRINGGGG....

Bel masuk berbunyi dengan nyaring. Floren dan Dina berlari tergesa-gesa menuju kelasnya karena jarak antara taman belakang dengan kelasnya cukup jauh. Kalau mereka hanya berjalan santai, tentu saja setelah memasuki kelas mereka pasti diusir karena telat pelajaran kimia yang gurunya bagaikan kanibal yang akan menelannya hidup-hidup.

Sesampainya di kelas, untung saja guru killer itu belum masuk ke kelas. Floren menghempaskan dirinya untuk duduk di bangkunya bersama Dina. Namun belum sempat dia terduduk, tiba- tiba terdengar pengumuman dari speaker yang terletak di pojok kelas.

"Mohon maaf kepada bapak dan ibu guru yang sedang mengajar di kelas, pengumuman ditujukan untuk siswa yang bernama Amelia Florenza Evelyn Pradipta dari kelas XI-1 dimohon untuk ke ruang BK sekarang juga."

Semua mata tertuju pada Floren dengan penuh tanda tanya. Mereka terkejut karena mereka menilai Floren adalah anak yang pendiam dan juga merupakan siswi teladan di SMA Eldera yang selalu menyandang sebagai peringkat 1 paralel selama 2 semester ini. Floren pun merasa ketakutan, bagaimana jika track record nya hancur gegara ada catatan di buku kasus, percuma selama ini Floren bersikap pendiam dan tak menghiraukan teman sekelasnya kecuali Dina,  hanya untuk belajar,belajar, dan belajar karena menurut Floren prestasi adalah segalanya untuk bisa diakui oleh orang lain.

Floren memutar knop pintu ruang BK, dan duduk didepan guru berbadan besar yang hari-harinya selalu memakai kacamata minus hitam besar.

"Kamu Amelia Florenza Evelyn Pradipta, ditunjuk sebagai perwakilan sekolah oleh Bu Mega untuk olimpiade kimia 1 bulan lagi. Tidak ada penolakan, silahkan kembali kekelasmu!" begitulah kata Bu Sarah selaku guru BK di SMA Eldera.

Floren tak habis pikir bagaimana dia bisa mengikuti olimpiade kimia?, sedangkan passionnya dibidang biologi dan 1 bulan adalah waktu yang cukup singkat untuk mempersiapkannya walaupun ada bimbingan dengan Bu Mega, tetap saja itu sangat berat bagi seorang Floren yang bahkan malas untuk menghafal sistem periodik unsur yang warna warni itu.

TO BE CONTINUED......
thanks for your comment and vote😊😊

imaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang