CHAPTER 9

847 153 99
                                    

"Kepura-puraan adalah hal yang paling aku takutkan ketika melihatmu tersenyum bahagia"

*****

Alfan kembali menaiki pangggung dengan menggandeng tangan Elfreda. Semua gadis berteriak histeris, tidak ada yang menyangka di pengujung acara, idolanya akan perform bersama seorang gadis cantik yang sangat serasi bila dipadu padankan dengannya.

Alfan duduk di sebuah kursi dengan memangku gitar listrik berwarna merah, disampingnya ada Elfreda yang berdiri menghadapnya. Alfan menatap Elfreda yang kini menyunggingkan senyuman kepadanya. Alfan tahu senyuman Elfreda kali ini bukanlah senyum tulus melainkan hanya fakesmile yang terlintas karena sebuah formalitas. Senyuman itu hambar, tidak ada sudut mata yang mengkerut.

Bola mata hitam itu kini telah menjadi pusat perhatian Alfan. Tidak ada sorot kebinaran, tidak ada tatapan penuh memuja yang kini tengah memandangannya, tidak ada lagi mata yang ikut tersenyum bersama dengan bibir. Padahal Alfan pernah membaca bahwa para ahli telah menemukan ada lebih dari 50 jenis senyuman dan riset itu merekomendasikan senyuman yang paling tulus adalah senyuman Duchenne, yaitu senyuman yang menggerakkan mata.

Alasan mengapa senyuman itu dianggap tulus adalah karena otot-otot yang diperlukan untuk tersenyum dengan tulus menggunakan mata adalah sebuah ketidaksengaja atau refleks. Otot-otot itu hanya digunakan dalam senyuman yang otentik, bukan demi kesopanan saja.

Miris. itu yang dirasakan Alfan, andai saja dia tidak pernah membaca fakta diatas, mungkin hatinya kini tidak akan di hantam oleh kerikil yang lancip di setiap sudutnya. Kegetiran itu, wajah sayu di antara gemerlap lampu-lampu. Kepura-puraan untuk ketidaktahuan yang mutlak kita tahu. Kenapa tidak kita lepaskan saja? Mari berbagi wajah, entah senyum atau tangis yang ada di balik topeng kita. bukankah kita manusia yang sama?

Senyum palsu Elfreda dibalas dengan senyum palsu juga oleh Alfan. Dia menyembunyikan perasaannya yang kini telah hancur berkeping-keping.

"Hai ladies and gantleman, di pengunjung acara ini gue bakalan nyanyiin lagu khusus buat gadis cantik yang berdiri di samping gue. Walaupun gue sering nggak ada waktu buat dia dan sering buat dia kecewa. Percayalah lirik lagu yang satu ini mewakili gimana perasaan gue. Let's check this out!"

Alfan menghadap ke Elfreda dan membacakan prolog lagu yang akan di bawakannya.

"Teruntuk kamu hidup dan matiku, aku tak tahu lagi harus dengan kata apa aku menuliskannya, atau dengan kalimat apa aku mengungkapkannya, karna untuk kepergian kalinya, kau buat aku kembali percaya akan kata cinta, dan benar bahwa cinta masih berkuasa diatas segalanya,
ketika hati yang mudah rapuh ini diuji oleh duniawi, diuji oleh materi, untuk kesekian kali lagi lagi dan lagi🎤🎤"

Alfan mulai memetik gitarnya, matanya menatap Elfreda penuh memuja. Gadis-gadis di bawah panggung kembali bersorak histeris ditambah sorot lampu yang hanya bersinar di kedua insan yang kini berada di panggung. Alfan mulai menanyikan lagunya.

🎵kutuliskan kenangan tentang
caraku menemukan dirimu🎵

🎵tentang apa yang membuatku mudah🎵

🎵berikan hatiku padamu🎵

🎵takkan habis sejuta lagu
untuk menceritakan cantikmu🎵

🎵kan teramat panjang puisi
tuk menyuratkan cinta ini🎵

🎵telah habis sudah cinta ini
tak lagi tersisa untuk dunia🎵

🎵karena tlah kuhabiskan
sisa cintaku hanya untukmu🎵

🎵aku pernah berpikir tentang
hidupku tanpa ada dirimu🎵

imaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang