"Jangan menganggap diam itu sebagai bentuk tindakan ketidakpedulian, anggaplah dalam diam itu terselip banyak ungkapan yang tak tersampaikan, seperti halnya cinta dan rindu"
*****
Alfan berjongkok memunguti buku yang jatuh berserakan di depan kelasnya, lalu berdiri tanpa tahu bahwa semua buku itu adalah buku pelajaran kimia. Dia melihat sosok yang tadi ditabraknya dan seketika matanya terbelalak. Bagaimana tidak? Yang tadi ditabraknya adalah Bu Ratna, guru kimia sekaligus wali kelasnya sendiri. Alfan menormalkan kembali ekspresi wajahnya dan tersenyum dengan manis seolah dirinya tidak pernah melakukan kesalahan apapun.
"Eh ternyata Bu Ratna." ucap Alfan dengan cengengesan.
"Lain kali kalo jalan hati-hati ya bu, biar nggak nabrak-nabrak lagi. Untung tadi yang Ibu tabrak itu cogan kayak saya, coba kalo nggak? Kan bahaya bu, bisa-bisa nanti malam ibu mimpi buruk dan nggak bisa tidur dengan nyenyak trus ibu jadinya stress dan sa..."
"Udah-udah,, stop ya Alfandy Giovani Mekka siswa terpandai di sekolah ini, saking pandainya sampai nggak punya etika sama sekali. Jelas-jelas tadi yang nabrak itu kamu bukan saya. Kok malah memutar balikan fakta jadi saya yang salah." gerutu Bu Ratna dengan jengkel menghadapi siswa yang pandai tapi gesrek sepeti Alfan yang bisa saja memicu penyakit darah tinggi dalam tubuhnya.
"Bu barusan aja ni ya, pacar saya tu abis nyalahin saya gegara saya lupa nggak kasih kabar dia kalau ada rapat mendadak, masak sekarang ibu juga mau nyalahin saya? Kenapa sih bu cowok itu selalu salah dimata cewek? Padahal harusnya cewek tahu bu, rasanya di salahin itu nggak enak. Nggak ada manis-manisnya gitu." curhat Alfan dengan muka memelas seolah dirinya sedang teraniaya.
"Alfan kalo mau curhat itu jangan ke guru kimia, ke guru BK aja! Sekarang kamu masuk kelas karena pelajaran hari ini akan saya mulai! Dan jangan lupa bahwa besok ada bimbingan kimia buat olimpiade bulan depan." Bu ratna mengakhiri perdebatannya dengan Alfan dan memasuki ruang kelas XII IPA1 diikuti Alfan di belakangnya.
Alfan duduk di kursi samping Althaf dengan muka lesunya, sementara Althaf dan Millen tertawa cekikikan melihat Alfan.
"Anjiirrr lo berdua, teganya ninggalin gue sendirian pake acara nabrak Bu Ratna lagi." ucap alfan dengan kesalnya
"Masih untung kali Fan lo nabraknya-nabrak Bu Ratna, coba kalau Pak Ubaid bisa tamat riwayat lo" Ucap Millen dengan santainya.
"Lebih untung lagi kalo nggak nabrak," jawab Aflan dengan sewot.
"Alfan, Althaf, Millen. DIAM!!! Kalian itu selalu bikin kegaduhan di kelas. Untung pinter, kalo nggak udah ibu usir dari kelas."
" Yah,,, si ibu gimana sih? Mana ada ketua osis, sekertaris osis dan bendahara osis di usir gara-gara rapat di pojok kelas." Bantah Althaf dengan Pede-nya.
"Althaf, anak OSN biologi. mana ada rapat di dalam kelas saat pelajaran kimia? Mendingan kalian diam dan perhatikan papan tulis!" Tegas Bu Ratna.
"Bu Ratna, papan tulisnya nggak bilang kalo kurang perhatian, ngapain kita di suruh merhatiin?" Tanya Millen dengan polosnya.
"Millen, Anak Osn Fisika. Papan tulis di kelas kamu ini bilang sama saya bahwa dia selalu kurang perhatian waktu pelajaran kimia. Jadi, kamu harus kasih perhatian lebih kalo ada jam pelajaran saya." jelas Bu Ratna mencoba bersikap manis. Semuanya tertawa melihat tingkah bu Ratna dan ketiga murid gesreknya itu di kelas.
****
'Nggak semua orang pandai itu bisa memahami segalanya, terkadang mereka bahkan tidak paham tentang isi hatinya sendiri'
Sepulang sekolah Floren mengganti seragam sekolahnya dengan kaos bergambar hello kitty berwarna biru dan hot pants berwarna hitam yang telah menjadi pakaian kebanggaan sehari-harinya, Floren menghempaskan tubuhnya ke kasur queen size yang ada di kamar bernuansa pink itu. Floren menatap setumpuk buku kimia yang sekarang berada di meja belajarnya, buku-buku tebal itu tadi diberikan kepadanya setelah pelajaran Bu Mega berakhir, katanya agar Floren bisa membaca buku-buku itu sebelum bimbingan di mulai. Floren berdiri dan duduk di kursi meja belajarnya sembari membaca salah satu buku kimia itu.
Satu jam berlalu, Floren menghela napas frustasi, dia bahkan tidak memahami secuil materi pun dari penjelasan-penjelasan abstrak yang tertulis dalam buku itu. Floren membuka ponselnya dan ada banyak notifikasi dari aplikasi facebook yang nyaris tidak pernah dibukannya selama berbulan-bulan. Floren membuka aplikasi tersebut dan melihat timeline-nya. Di postingan teratas terlihat foto dua cowok sedang melompat dengan background Monas, ternyata postingan itu adalah postingan dari kakak kelasnya waktu smp yang sekarang bersekolah di SMA Andromeda. Namun perhatian Floren beralih pada cowok berbaju merah dengan hidung mancung, kulit putih, mata sipit, di sertai senyum manisnya yang berpose di samping Fahry, mantan kakel-nya itu. Floren mengenali wajah itu adalah wajah cowok yang menjadi perbincangannya dengan Dina ketika di taman belakang sekolah tadi. Floren membuka profil yang bernama 'Alfan Didi' itu, dan benar saja disana tertera bahwa Alfan adalah siswa SMA Andromeda dengan segudang jabatan dan prestasinya.
Floren terus menerus men-scroll layar ponselnya kebawah membaca semua status dan foto-foto yang pernah di unggah Alfan. Hingga ia menjumpai foto lucu yang di posting pada tanggal 19 januari 2014, Floren tersenyum, tersenyum melihat pose Alfan yang menjulurkan lidahnya sambil memegang sebuah novel.
Floren merasa ada gelayar aneh dalam hatinya dan ia merasa ada banyak kupu-kupu yang berterbangan di perutnya. Jantung Floren berdegup lebih cepat dari biasanya, Floren tidak tahu apa artinya ini semua? Sebelumnya Floren tidak pernah seperti ini. Ini sepenuhnya bukan dirinya, Floren selalu bisa mengendalikan ekspresi dan emosionalnya namun kali ini beda, dia bahkan tidak bisa menghentikan senyumannya hingga suara pintu terbuka menyadarkannya dari dunia maya yang begitu memabukkan.
"Ren kamu disuruh makan dulu sama mama di bawah!" ucap Rena, kakak Floren.
"Iya, nanti aku turun kok" jawab Floren sekenanya sambil pura-pura membereskan buku di meja belajarnya, padahal meja belajar itu sudah rapi sejak tadi.
"Mau ngapain lagi Ren? kamu mau senyum-senyum sendiri sambil lihat ponsel kayak tadi? Atau kamu masih mau baper trus blushing dengan balasan chat dari cowok kamu? Mendingan di pending dulu deh kegiatan kamu itu, dan makan malam dulu. Oh ya jangan lupa mandi dulu, ini udah malam Floren dan kamu belum mandi kan? Cerocos kakak Floren yang memang sangat perfeksionis dan cinta kebersihan itu.
"Siapa juga yang senyum-senyum gila sama ponsel, orang dari tadi rapihin meja belajar kok?" elak Floren seketika setelah ia ketahuan melakukan hal bodoh itu.
"Floren, Floren. Mana mungkin anak pemalas seperti kamu mau bersih-bersih, kamar kamu aja yang bersihin bi ijah. Mending sekarang nggak usah ngelak, nggak usah bawel dan cepat mandi lalu turun ke meja makan. aku tunggu sama mama, soalnya papa katanya lagi lembur." Perintah Rena sembari menutup pintu kamar Floren. Floren pun mengambil handuknya dan mandi selama 15 menit. Lalu turun ke bawah untuk makan malam bersama mama dan kak Rena.
TO BE CONTINUED......
Tunggu kelanjutannya ya!
Tinggalkan vote and comment!
Tapi di baca dulu ya, jangan asal vote

KAMU SEDANG MEMBACA
imagination
Genç KurguLo itu 'FIKSI' Berupa ilusi yang mampu masuk kedalam imajinasi dan dengan mudahnya bikin gue terlena akan indahnya pesona lo, hingga gue terlalu takut untuk kembali tersadar dan semuanya hilang. "Gue akan mewujudkan imajinasi gue untuk...