Chapter 13

351 47 19
                                    

"Sahabat adalah seorang teman yang tidak akan pernah merebut pacar kita".

*****

Alfan melajukan motor ninja merahnya keluar dari gerbang sekolah SMA Andromeda. Di dalam hati kecil Alfan, sebenarnya dia tidak tega membiarkan Floren pulang sendirian mengingat keadaan Floren yang habis pingsan karena ulahnya. Namun apa boleh buat, Alfan lebih memilih menjaga perasaan Elfreda yang pastinya akan cemburu jika tahu Alfan membonceng cewek lain.

Alfan menyipitkan matanya melihat cewek berambut hitam yang sangat dia kenal. Terlebih dengan seragam dan sweater yang juga sangat dikenalnya. Alfan mengikuti seorang cewek dengan helm merah itu sedang dibonceng cowok menaiki motor ninja belok ke sebuah kafe tak jauh dari rumahnya. Alfan berhenti di pinggir jalan dan memperhatikan siapakah cowok yang membonceng gadisnya. Yap cewek yang diperhatikan Alfan sedari tadi adalah Elfreda.

Alfan memperhatikan dengan jeli gerak-gerik cowok tersebut. Mulai dari membuka helm,melepas jaket kulitnya dan betapa terkejutnya Alfan ketika cowok tersebut berbalik, ternyata cowok itu adalah sahabatnya sendiri, Daraffa. Semua pikiran negatif, hati yang was-was sampai perasaan cemburunya menguar hilang seketika melihat Daraffalah yang membonceng pujaan hatinya itu. 'Setidaknya tidak mungkin kan bila pacarku akan berselingkuh dengan sahabatku sendiri' itulah hal yang ada di benak Alfan.

Alfan kembali melajukan motornya menuju jalan pulang. Tidak ada lagi yang perlu di curigai, tidak ada lagi yang perlu di khawatirkan, tidak ada lagi yang perlu di pastikan. Alfan yakin seyakin-yakinnya bila Elfreda akan aman, damai, dan sejatera jalan bareng Daraffa. Alfan percaya Daraffa akan menjaga Elfreda dengan sepenuh hati bila Elfreda sedang bersamanya dan poin paling penting adalah daraffa tidak mungkin menghianatinya.

*****

Kepercayaan adalah sebuah podasi dalam menjalin suatu hubungan. Tapi akan tidak baik juga jika kita terlalu percaya dengan pasangan kita sendiri, bukankah terlalu percaya itu akan membodohi bahkan membutakan mata batin kita sendiri? Jawabannya tentu saja iya. Alfan pasti tahu bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang berlebih-lebihan itu tidak baik, tapi dengan bodohnya dia memberikan kepercayaan yang berlebihan kepada Daraffa tanpa sedikitpun kecurigaan.

Darrafa dan Elfreda kini telah duduk di pojok kafe. Tempat yang paling strategis bagi para remaja untuk berpacaran apalagi backstreet. Karena tentu saja orang-orang yang berkunjung tidak akan menengok kearah tempat pojok. Memang 'kancil' sekali mereka itu.

"hahahhaha... sumpah aku ngakak abis sama pacar beneran kamu. Sebegitu percayanya sama aku? Padahal dari tadi udah dibuntutin tuh sama dia." Daraffa tidak berhenti tertawa sejak memasuki kafe tersebut. Daraffa menertawakan sikap Alfan yang begitu polos, bisa-bisanya dia mempercayai teman-makan teman kayak daraffa.

"udah deh kamu ketawanya. Jahat banget sih. Kalo kita ketahuan backstreet gimana? Apa kamu nggak takut kalo dia bakalan musuhin kamu?" Elfreda mulai merasa bersalah atas sifatnya kepada Alfan.

"Ya nggaklah Elfredaku sayang, ngapain aku takut sama cowok cupu kayak dia. Jangan-jangan kamu lagi yang takut dibenci sama dia?" Daraffa menatap Elfreda curiga. Sedangkan Elfreda hanya diam saja tidak menjawab apa yang dikatakan Daraffa.

"kenapa kamu diem? Jangan-jangan kamu sekarang jatuh cinta lagi sama tu cowok cupu?"

Elfreda dulu memang pernah jatuh cinta dengan Alfan, dan itu adalah salah satu alasan Elfreda menerima ajakan Alfan untuk jadian selain untuk mencari popularitas. Namun semenjak pacaran, rasa itu semakin memudar karena kesibukan Alfan yang begitu padat. Selama pacaran Alfan tidak pernah mengajak berkencan bila weekend tiba. Dan pada akhirnya dia selalu jalan dengan Daraffa, cowok yang selalu ada disaat dirinya kesepian.

"ngg.. nggak kok apaan sih kamu. Mulai nglantur deh" jawab Elfreda dengan snyum kikuk.

" Bagus deh kalo gitu."

"iya. Pulang yuk Raff, keburu malem nanti."

"Nggak kok baru setengah 5 ini." Sahut Daraffa sambil melihat jam yang melingkar ditangannya.

"pulang sekarang plisss.. aku ada PR banyak nih." Mohon Elfreda dengan puppy eyes-nya sambil memegang tangan Daraffa yang berada di atas meja.

"iya-iya. Apasih yang nggak buat kamu. Tapi aku bayar bill nya dulu ya, kamu tunggu di parkiran aja."

"siap kapten!" jawab Elfreda cengengesan sambil memberi tanda hormat ke Daraffa.

*****

ALFAN POV'S

Aku duduk dikursi atas balkon sambil menikmati segelas cappuccino, dan taklupa mataku memandangi layar ponsel dan laptop. Memang begini kebiasaanku, sembari belajar sembari menghibur diri dengan balasan chat dari kekasihku. Komentar instagram pun juga sangat menghiburku sebenarnya. Kulihat notif yang ada di memo, ternyata satu minggu lagi adalah hari anniversary ku dengan Elfreda. aku harus membuat kejutan yang sangat mengesankan bagi dirinya. Sebelumnya aku tidak pernah memikirkan hal yang seperti ini karena Elfreda adalah pacar pertamaku jadi aku ingin membuat kenangan yang indah bersamanya.

Sebenarnya aku mempunyai cinta pertama ketika aku masih kecil, entah itu cinta pertama atau hanya cinta monyet tapi sampai sekarang hatiku masih menginginkannya. Apakaah aku serakah? Kurasa itu tidak, karena sampai sekarangpun aku belum menemukan keberadaan cinta pertamaku itu. Aku tidak tahu dia sekarang masih hidup atau sudah mati, aku lupa dimana alamatnya dan bahkan aku sudah lupa bagaimana wajahnya. Namun ada untungnya juga aku masih menyimpan fotonya, jadi setidaknya aku masih bisa melihat wajah kecilnya. Tapi disisi lain kadang aku ingin melupakannya dan memberikan hatiku sepenuhnya untuk Elfreda, namun semakin keras aku ingin melupakannya maka semakin timbul rasa bersalah dihatiku. Akupun tidak mengerti dengan semua perasaanku itu.

Me : malam sayang😊

Elfreda : malam juga☺

Me : lagi ngapain kamu?

Elfreda : mikir jawaban PR MTK

Me : jawabannya mulu yang dipikir. Akunya kapan?

Elfreda : kapanpun pasti kamu aku pikirin😘

Aku senyum-senyum gila membaca balasan chat Elfeda dan taklama kemudian senyumku kembali memudar ketika membaca chat dari Floren.

Floren : kak soal bimbel yang dikasi bu ratna lo aja yang ngerjain kepala gue pusing gegara lo tadi.

Me : wtf. Itu soalnya 100. Gila ya lo mana bisa gue yang kerjain semua😈.

Bayangkan aja cuy, itu soal banyaknya ada seratus dan dikumpul besok waktu bimbel di sekolahnya dia. Kan gila banget kalo aku doang yang ngerjain.

Floren : bisalah pastinya. Kan lo pinter kimia.

Me : gue nggak jadi pinter

Floren : bomat. Pokoknya kerjain.

Me : nggak mau

Floren : harus mau.

Me : gue nggak bisa

Floren : lo harus bisa. Lo tau sendirikan gue tu nggak pinter kimia.

Me : itu derita lo

Floren : lo ngalah dikit kek kak.

Me : gue nggak suka ngalah

Floren : cowok harusnya ngalah

Me : lo nggak inget kalo cowok itu selalu salah. Kalo gue yg ngerjain semua, ntar jawabanya salah semua.

Floren : gue udah lupa pepatah itu. Gue nggak mau tau Pokoknya besok harus udah selesai. Jangan ngebantah. Fighting kak Alfan

"Gila ni anak, seenaknya aja nyuruh-nyuruh gue. Tapi kasihan juga sih dia kepalanya jadi pusing kan gegara gue tadi."

ALFAN POV'S END

Alfanpun berjalan kedalam kamarnya, lalu duduk di depan meja belajar, dan mulai mengerjakan soal kimia yang diberikan bu ratna tadi karena tidak jadi bimbel.

TO BE CONTINUED.....

Maaf lama update, soalnya gue udah kelas 3 jadi agak sibuk gitu😂....

imaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang