"Jika belum bisa menemukan cintamu, bersabarlah! Suatu saat pasti cintamulah yang menemukanmu."
*****
Di perpustakaan Alfan hanya memandang buku tebal bersampul Kimia dengan malas. Moodnya sudah berantakan ketika teman-temannya menyanyikan lagu 'status palsu'. Floren merasa tidak nyaman dengan sikap diam Alfan. Tidak biasanya Alfan bertindak seperti itu.
Bukan Alfan terlalu sedih dengan status yang baru di sandangnya, karena masih ada banyak perempuan di luar sana yang menginginkan Alfan. Namun Alfan hanya memikirkan uminya yang meminta dia datang ke ulang tahun perusahaan ayahnya.
Kalau hanya datang saja, sudah pasti Alfan tidak akan pusing tujuh keliling. Masalahnya uminya itu mendesak Alfan untuk membawa gandengan. Padahal Alfan sudah menjelaskan bahwa sekarang dia tidak mempunyai pacar. Tapi uminya tidak percaya sama sekali dengan perkataan Alfan.
Drrt..drttt.. drrttt
Umi is calling....
Umi is calling....
Umi is calling....
Alfan hanya memandang layar ponselnya tanpa berniat menerima telfon dari umi. Alfan tahu pasti uminya akan merecoki Alfan, mengingatkan atau hanya sekedar menanyakan apakah Alfan sudah menemukan pasangan untuk diajak besok.
Alfan mengacak-acak rambutnya frustasi. Pasalnya umi berkata sudah pernah melihat Alfan jalan bersama cewek berduaan. Floren yang melihat ponsel Alfan yang terus bergetar pun melihat siapa yang menelfon Alfan sebegitu ngototnya.
"Umi?"
"Kok nggak lo angkat kak? Itu kan umi lo. Durhaka jadi anak!"
Alfan diam saja sambil meremas-remas jarinya.
"Angkat aja kak! Kasian."
Alfan tetap diam.
"Apa sih kak susahnya terima telfon?"
Floren yang bosan melihat tingkah Alfan, langsung menyambar ponsel Alfan dan menggeser ikon hijau. Alhasil telfon itu diterima. Alfan buru-buru merebut ponselnya dari tangan Floren.
"Alfan kamu kemana aja sih? Umi telfon dari tadi nggak diangkat-angkat," omel umi kepada Alfan.
"Maaf umi Alfan sibuk."
Floren memandang sinis Alfan. Alfan pun mengangkat jari telunjuknya ke arah mulut, mengisyaratkan Floren untuk diam.
"Okelah. Tapi Alfan ingatkan pesan umi?"
"Pesan yang mana umi? Alfan lupa." Ucap Alfan pura-pura lupa.
"Besok harus datang sama pacar kamu. Titik. Nggak pake koma."
"Alfan kan udah bilang umi. Alfan itu nggak punya pacar. Masa umi nggak percaya sih?"
"Kan umi juga sudah bilang kalo umi pernah lihat Alfan jalan berduaan sama cewek. Alfan lupa?"
"Itu teman Alfan umi."
"Teman tapi mesra. Orang berduaan. Pokoknya umi nggak mau terima alasan kamu. Besok harus datang terus jangan lupa bawa pacar kamu."
Tuttt...tuttt..tutt...
Sambungan telfon umi terputus. Alfan kembali mengacak-acak rambutnya frustasi. Alfan menatap Floren yang juga menatapnya. Tiba-tiba ide bermunculan di kepala Alfan.
"Flor lo mau nggak?"
"Mau apaan kak?"
"jadi pacar gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
imagination
Fiksi RemajaLo itu 'FIKSI' Berupa ilusi yang mampu masuk kedalam imajinasi dan dengan mudahnya bikin gue terlena akan indahnya pesona lo, hingga gue terlalu takut untuk kembali tersadar dan semuanya hilang. "Gue akan mewujudkan imajinasi gue untuk...