"Intinya menjadi secret admirer adalah sebuah kesalahan"
*****
Floren duduk di balkon dengan buku diary bergambar menara Eiffel dalam pangkuannya. Ia membuka buku kecil itu. Halaman demi halaman dibacanya, dari pertama kali Floren menulis tepatnya 5 tahun lalu. Dimana awal kepergian Gio yang sekarang telah menghilang tanpa jejak.
Dulu Floren yakin ketika ia melihat bintang di langit, di tempat jauh sana, Gio akan memandang langit yang sama pula. Langit yang membentang di atas bumi dimana Gio selalu berdiri di bawahnya.
Rasa itu datang lagi.
Di halaman ke-5 buku diarynya tertulis berbaris lirik lagu yang selalu di ingat Floren hingga sekarang. Lagu itu selalu dinyanyikannya ketika ia rindu pada Gio.
Hari demi hari telah ku lewati 🎵
Tak pernah aku bersamamu lagi 🎵
Tak pernah aku menduga 🎵
Kau akan pergi tinggalkan aku 🎵
Jauh kau pergi tinggalkan diriku 🎵
Sepi hati ini membunuhku 🎵
Ku coba untuk cari penggantimu 🎵
Namun tak ada yang sepertimu 🎵
Dan kini Floren kembali menyanyikan lagu itu sambil memandang rumah besar ber-cat abu-abu yang dari dulu tidak berubah. Sekarang rumah itu terasa kosong, hanya di tinggali oleh nenek dan kakek Gio. Floren kembali teringat lagi saat dulu Gio pulang dari pondok pesantren, Floren bersama Vira dan Lita (teman masa kecilnya) selalu jalan-jalan di depan rumah Gio hanya untuk melihat Gio yang sedang bermain di halaman rumahnya.
Floren slalu menatap kagum pada Gio, cinta itu dalam diam. Floren tak pernah berani mengungkapkan isi hatinya pada Gio. Jangankan mengungkapkan, menyapa Gio saja Floren tidak berani. Yang Floren lakukan adalah hanya menatapnya dari jauh, menunggu, selalu menunggu suatu saat nanti Gio akan mengenalnya. Namun harapan itu sirna setelah mendengar kabar bahwa Gio pindah ke Amerika.
Rindu aku, sangat rindu kamu 🎵
Terasa sejak kau masih ada di dekatku 🎵
Tak mudah aku melupakan dirimu 🎵
Di saat aku terbangun dari tidurku 🎵
Rindu aku, sangat rindu kamu 🎵
Terasa sejak kau masih ada di dekatku 🎵
Tak mudah aku melupakan dirimu 🎵
Di saat aku sendiri 🎵
{Dadali – Disaat aku sendiri 🎶}
Tes... tes...tes...
Air mata terus mengalir dari kedua sudut mata Floren. Sesak. Itu yang di rasakan oleh Floren. Munafik. Munafik kalo ada orang yang bilang jadi secret admirer itu cukup menyenangkan. Nyatanya secret admirer justru lebih menyakitkan daripada cinta bertepuk sebelah tangan.
Floren rindu Gio. Ingin rasanya Floren melihat foto Gio jika ia tidak bisa bertemu lagi dengan Gio. Namun apa daya? Bahkan Floren tidak mengetahui satupun akun sosial media Gio, kalaupun Floren tahu, Floren pasti tidak mengenali kalau itu memang Gio.

KAMU SEDANG MEMBACA
imagination
Novela JuvenilLo itu 'FIKSI' Berupa ilusi yang mampu masuk kedalam imajinasi dan dengan mudahnya bikin gue terlena akan indahnya pesona lo, hingga gue terlalu takut untuk kembali tersadar dan semuanya hilang. "Gue akan mewujudkan imajinasi gue untuk...