Ricko, kamu masih normal kan?

59 1 0
                                    


Pukul 16.00 Rickopun tiba dirumah bertemu dengan Ayah dan Ibu Tirinya, lalu mereka pun memanggil seperti ada sesuatu yang ingin mereka bicarakan

"Ricko, kamu sudah pulang. Nanti kalau kamu sudah selesai ganti baju dan makan temuin mamah dan papah diruang tamu yah" bicara Ibu Tirinya dengan lembut

"Iya bos" sahut Ricko dengan santai

Ricko pun bergegas masuk kedalam kamar dan tak henti memikirkan Mira seakan ia tidak percaya bahwa Mira telah menjadi milik orang lain seutuhnya, Ricko belum sempat memilikinya sedikitpun hanya cinta dalam diam yang dirasakan dan harus rela melihat Mira bahagia bersama yang lain, ini lebih menyakitkan dari sekadar Patah Hati. Sehingga Ricko pun lebih enggan untuk lebih dekat dengan wanita ada cukup besar rasa takut setelah ia mengetahui hal ini. Lalu Ricko pun keluar kamar dan kembali menemui Orang Tuanya

"Ada apa mah pah panggil Ricko kesini, tumben banget deh enggak kayak biasanya. Ada yang mau diomongin?" tanya Ricko dengan penuh curiga

"Yasudah duduk dahulu disini" sambil tangan ibu tirinya menepuk sofa yang berada disebelahnya

Ricko pun lekas duduk dihadapan Ayah dan disamping Ibunya, tiba-tiba suasana hening

"Yaa Allah mamah sama papah kenapa pada diem katanya mau ngobrol apa belum pada makan yah? Ayuk deh makan dulu baru ngobrol" Ricko bergumam

"Hehe enggak kok Ko, Papah sama Mamah sudah makan tadi. Jadi begini Ko, kamu kan sebentar lagi wisuda dan akan menjadi seorang Sarjana lalu kamu harus mencari kerja untuk membiayai hidup kamu sendiri, papah ingin kamu mandiri dan menghasilkan segala sesuatu dari jerih payah kamu agar kamu bisa bertanggung jawab untuk istri dan anak kamu nanti" bicara papah Ricko dengan kedua tangan memegang tangan anaknya

"Iyaaah terus kenapa ? kalo soal itu sih aku udah tau pah, gakperlu papah perjelas lagi" dengan nada agak kesal Ricko berbicara

"Umur kamu kan juga semakin bertambah nantinya, masa kamu gak mau punya pendamping hidup, lagipula papah selama ini belum pernah melihat kamu membawa perempuan semenjak kamu kuliah, kamu masih normal kan? Masih suka sama perempuan kan Ko?" Tanya papah dengan curiga

"Astagaaa papah yaa masihlah, Ricko masih suka sama perempuan pah masih normal, ah papah ini ada-ada saja, terussssss papah mau ngomong apa sebenernya jangan muter-muter gini dong pah udah kayak lagi main kemidi puter" bicara Ricko dengan perasaan agak sedikit kaget

"Jadi begini papah ingin kamu untuk segera mempunyai pendamping, supaya ada yang mendampingi kamu dan selalu mensupport kamu dalam keadaan apapun, kamu kan tahu kamu tidak mempunyai keluarga yang utuh, papah tidak ingin kamu untuk terjerumus kedalam dunia yang kelam karena masalah keluarga kamu, kan kalau kamu sudah punya pendamping bisa ada yang nasehatin kamu, memotivasi kamu, dan mengingatkan kamu ketika kamu salah"

"Yaa ampuuun pah, papah tenang aja. Ricko masih bisa kok untuk menjaga diri Ricko sendiri, Ricko pun gak akan masuk kedalam dunia yang kelam selama Ricko masih mempunyai Tuhan dan Tuhan selalu ada didalam hati Ricko pah. Maafin Ricko, untuk saat ini Ricko masih belum mau untuk mencari pendamping, masih banyak sesuatu yang harus Ricko capai" jawab Ricko

"Enggak harus sekarang juga Ko, papah kan hanya mengingatkan kamu. Yah minimal kamu berteman aja dulu sama perempuan untuk langkah selanjutnya tinggal terserah kamu"

"Temen perempuan kan udah ada pah itu si Erika"

"Yaa ampun kan enggak harus si Erika juga Ko, masa kamu punya temen perempuan cuma 1 aja"

"Iyadeh pah nanti Ricko akan pikir-pikir dulu" sambil Ricko bergegas jalan kekamar

Malam pun tiba, bulan pun dengan sangat terangnya memancarkan sinarnya, bintang yang tak pernah berhenti berkelipan untuk menerangi malam yang gelap bersama bulan. Yaa mereka selalu bersama untuk terus bersinar dan membuat semuanya terang walaupun sekelilingnya sangat gelap.

MenantimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang