12

889 83 5
                                    

12
Happy Reading


Pada malam harinya, sang Ayah dan Yoona bertemu di ruangan meja bundar. Berkumpul di sana sambil membahas suatu hal.

Kejadian tadi siang. Dimana seorang putri dan adik perempuan bagi mereka telah tersakiti hatinya. Menangis tiada jeda sampai bulan menggantikan tugas matahari.

Hati mereka terasa tak terima. Dugaan yang membuat Seohyun demikian adalah kekasihnya sendiri. Dan kenyataannya memang begitu.

Di sinilah mereka. Di ruangan yang cuma diterangi 1 lampu kecil, tempat anak dan ayah itu berunding menyatakan serta menyusun rencana perang.

Akan dilakukan di mana?

Akan dilakukan kapan?

Akan dilakukan bagaimana?

Akan dilakukan siapa?

“Sepertinya terlalu berlebihan jika harus diperangi,” celetuk Yoona yang mulai disergap kantuk.

“Iya juga. Jadi bagaimana?”

“Kita buat mereka berpisah saja,” ucap wanita itu ringan.

Ia menguap lebar. Kelopak mata sudah menuntut menutup.

“Bagaimana caranya?”

“Mudah saja. Kita buat Kyuhyun tidak menemukan tipenya pada diri Seohyun.”

Dan akhirnya mata Yoona tertutup. Kepala yang ditopang satu tangan, ambruk ke meja bundar.

“Loh, kok malah tidur?”

Lelaki tua itu menggoyang-goyang bahu Yoona. Hasilnya, wanita itu bangun. Membuka mata lagi.

“Bukankah kita sudah melakukan cara itu? Dan apa hasilnya? Mereka tetap bersama.”

“Ayah!!! ….”

“Mwo?!”

“Aku ngantuk.”

Sang ayah terkekeh. Ia angguk-angguk. Setelah itu, Yoona tersenyum dan berlari ke kamar.

Di kesendiriannya, lelaki itu ingat-ingat perkataan Kyuhyun.

Kepalanya dipijat-pijat sedemikian rupa, memukul-mukul kecil. Hingga suatu hasil dicapainya.

“Pintar, baik, pendiam, polos, menutup aurat, tidak agresif, cantik, tidak sombong, dan setia.”

Pintar??

“Aku tidak bisa membuat Seohyun bodoh. Aku masih waras,” gumaman tersebut meluncur di sela ingatannya berputar.

Baik??

“Baik memang sudah karakternya. Mengubah karakter itu susah.”

Setia??

“Aku tak mau putriku dekat dengan banyak pria.”

Cantik??

Tiba-tiba, senyum yang sulit dijelaskan maknanya muncul di wajahnya.

Sebab keriput halus itu, makna menjadi terlihat kabur.

***

Yoona bukannya salah masuk kamar. Ia memang berniat memasuki kamar milik adiknya. Ia tempatkan tubuh, di samping Seohyun. Menenggerkan tangan di pinggang ramping yang membelakanginya.

Perlahan menutup mata, tapi kembali terbuka.

“Eonni?”

Suara tersebut terdengar parau.

[FF SEOKYU] Berubah 180° ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang