Are you okay?

5K 461 5
                                    

*

Langit sudah mulai gelap, aku masih sibuk berkutat dengan buku-buku pelajaran. Pada akhirnya aku mulai merasa jenuh dan memutuskan keluar rumah untuk mencari udara segar. Baru saja aku akan keluar rumah, tiba-tiba saja Eomma memanggilku.

"Ada apa?" Sahutku.

"Kau mau keluar? Tolong belikan Eomma beberapa bahan untuk membuat kue di minimarket."

"Arraseo.."

Aku pun pergi menuju minimarket untuk membelikan beberapa bahan kue untuk Eomma. Usai membeli semua bahan itu, ketika aku keluar dari minimarket aku merasa seperti melihat seseorang yang kukenal.

Ahh~ laki-laki psiko itu rupanya, sedang apa dia duduk disana?

Ia pun bangkit dari duduknya dan sialnya dia menatapku. Ooh~ lihatlah tatapannya, sepertinya suasana hatinya sedang kacau. Aku pun berjalan menghampirinya.

"Wahh, apa ini.. Kukira kau sedang berkutat dengan buku-bukumu untuk menyambut ujian besok." Cibirku.

Dia hanya tersenyum tipis membalas ucapanku, aku pun menatap lekat matanya. Dan tak berapa lama mataku membulat sempurna. Bagaimana mungkin, seorang psiko seperti dia menangis? Lihatlah matanya memerah dan berair, bahkan matanya sedikit membengkak.

"Cha Eunwoo, Apa matamu baru saja terkena debu, atau jangan-jangan kau habis menangis?" tanyaku untuk memastikan apa yang terjadi. Bukannya menjawab pertanyaanku, ia justru...

Grepp..

Menarik tubuhku dan mendekapku, hingga tanpa sadar tanganku menjatuhkan kantung belanjaan yang kubawa. Terkejut? Tentu saja.. Apa dia sedang menjebakku lagi?

"Yak! Neo gwaenchana?" tanyaku seraya mendorong tubuhnya agar melepas pelukannya dan sialnya ia justru semakin mengeratkan pelukannya.

"Hmm, biarkan seperti ini sebentar saja!" tuturnya.

Dia bilang apa tadi? Apa dia baru saja meminta izin padaku untuk terus mendekapku? Ahh sebenarnya apa yang sedang kupikirkan.

"Ck.." aku hanya berdecak menanggapi ucapannya.

Dan tak berapa lama ia mengakhiri pelukannya itu. Aku pun langsung menjauh darinya, namun kulihat ia justru berjongkok lalu mengambil belanjaanku yang terjatuh dan memasukannya ke dalam plastik. Dan kini ia pun berdiri seraya memberikan barang belanjaanku.

"Gomawo.." ujarku seraya mengambil belanjaanku.

"Gwaenchana, lagipula itu salahku." ujarnya datar. Syukurlah dia menyadari kesalahannya.

"Sepertinya kau punya masalah yang cukup berat, ceritakan saja padaku. Mungkin itu akan membuatmu jadi lebih tenang."

"Cihh, mood-ku sedang tidak bagus untuk menceritakannya." ujarnya datar.

"Mau kubantu untuk memperbaiki mood-mu?

"Kau tau caranya?"

"Tentu saja, kajja." aku pun menarik tangannya dan membawanya pergi.

"Yak! Jangan menarikku! Aku bisa jalan sendiri.." ketusnya seraya melepaskan tangannya dari genggamanku.

"Baiklah, terserah kau saja.." ujarku malas. Ia pun melangkahkan kakinya meninggalkanku, aku hanya berdecih pelan lalu berlari menyusulnya.

"Kau tau gadis yang memanggilku sewaktu di taman.." ujarnya datar.

"Memangnya kenapa?" tanyaku.

Why?  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang