Hari ini ujian semester akan dilaksanakan, aku terpaksa harus bangun lebih awal untuk kembali membaca ulang materi yang akan di ujikan. Untung saja Tzuyu dan Chaeyoung akan berangkat bersamaku, jadi aku tidak kesepian.
"Eomma aku akan berangkat sekarang.."
"Ne, hati-hati dijalan dan hati-hati mengerjakan soal ujiannya. Awas saja kalau nilaimu sampai turun.."
"Arraseo.. aku akan berusaha semaksimal mungkin. Aku berangkat.." aku pun pergi dan berjalan menuju halte yang jaraknya tidak jauh dari rumahku.
Rupanya Tzuyu dan Chaeyoung sudah ada di halte itu, aku pun berlari menghampiri mereka. Dan kulihat Tzuyu dan Chaeyoung tersenyum kearahku.
"Selamat pagi nona Kim! Apa kau sudah siap bertempur dengan banyak soal di hari ini?" sapa Tzuyu padaku.
"Tentu saja aku siap.."
"Busnya sudah datang.. Kajja!!" Chaeyoung pun langsung menarik tanganku dan Tzuyu untuk menaiki bus.
***
Sesampainya di kelas, aku pun duduk di kursiku dan kembali membaca buku. Tak berapa lama bel pun berbunyi, aku menutup buku milikku dan langsung mempersiapkan alat-alat tulis yang akan kugunakan.
Aku menatap kearah sekelilingku, namun tatapan mataku terhenti saat melihat satu kursi yang terlihat kosong. Kursi yang sangat kukenal pemiliknya itu masih kosong, padahal sebentar lagi Kwon Saem akan memasuki kelas. Cha Eunwoo sebenarnya dia ada dimana sekarang?
Dan benar saja Kwon Saem pun memasuki kelas, ia pun menyuruh Mingyu sang ketua kelas membagikan soal-soal ujian. Aku menatap kursi kosong yang ditempati Eunwoo.
"Saem, apa ujian akan dimulai? Tapi Eunwoo belum datang.." tanyaku.
"Dia takkan ikut ujian disini, dia akan ujian di rumahnya dengan ditemani Song Seonsaengnim. Kudengar ia sedang sakit.." ujar Kwon Saem.
"Ahh benar, dia kan orang kaya. Jadi wajar saja kalau dia bisa mengikuti ujian di rumahnya, aku iri padanya." Celetuk Chaeyoung.
"Son Chaeyoung lebih baik kau cepat selesaikan soal-soal yang diatas mejamu itu!" gertak Song Saem.
"Ne, Seonsaengnim.." Chaeyoung langsung menatap soal yang dimejanya. Aku hanya tertawa kecil melihat tingkah lakunya.
Cihh, anak itu. Apa sakitnya parah? Sejak semalam aku sudah mencurigainya, dan ternyata dia benar-benar sakit. Lalu bagaimana keadaannya sekarang? Ahh~ kenapa aku jadi memikirkannya. Lebih baik kau fokus saja pada soal yang ada dihadapanmu saat ini Kim Dahyun..
***
Tak terasa bel pulang sudah berbunyi, aku langsung memasukkan alat tulis milikku kedalam tas dan bersiap untuk pulang. Namun tiba-tiba Moonbin datang menghampiriku, aku menaikkan sebelah alisku tak mengerti maksud kedatangannya.
"Dahyun, apa kau membantuku?" tanyanya. Ahh~ rupanya dia ingin meminta bantuanku.
"Tentu saja.."
"Kalau kau melihat Sanha, tolong berikan ini padanya. Aku harus buru-buru pulang karena aku harus menjemput Noonaku yang baru saja pulang dari Jepang. ujarnya seraya memberiku bola basket.
"Baiklah, akan kuberikan padanya jika aku bertemu dengannya." Balasku.
"Dia akan pulang telat 15 menit karena ada remedial.. Jadi bisa kupastikan kau bisa bertemu dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? ✔
RomanceKenapa aku harus bertemu dengan laki-laki Psiko itu? Kenapa aku harus terjebak dengannya karena taruhan itu? Kenapa dia terus-menerus mengerjaiku? Dan yang paling parah, kenapa aku harus jatuh cinta padanya?