"Kau!!"Aku tak berani menatap matanya, sungguh saat ini aku tidak berani macam-macam dengannya.
"Kenapa kau tidak pulang ke rumahmu? Bukankah kau kesini hanya untuk menjengukku. Kau kan sudah tau keadaanku. Lagipula besok akan ada ujian praktik piano. Kau harus berlatih bukan.." ujarnya. Ia pun duduk di tepi ranjangnya.
Apa dia sedang mengusirku? Huft~ aku jadi ingin memukul kepalanya dan membuatnya amnesia permanen.
"Aku akan pulang setelah kau minum obatmu, Cepatlah kau minum obatmu! Aku harus memastikan agar kau baik-baik saja saat aku pulang karena aku sudah terlanjur berjanji pada Sanha."
"Aku belum makan, semua obatku ini harus diminum setelah makan. Biasanya Ahjumma akan memasak saat menjelang makan malam. Jadi aku akan meminum obatku nanti."
"Tidak perlu menunggu selama itu, aku sudah membawakan cupcake untukmu." Ujarku seraya menunjukkan kotak yang berisi cupcake padanya.
"Heol! Sejak kapan kau mulai memperlakukanku dengan baik.." cibirnya.
"Ck, Kalau kau tidak mau memakannya yasudah, aku akan memakannya sendiri." Decakku seraya menatapnya kesal.
"Baiklah, sini berikan padaku.." ujarnya. Aku pun memberikan kotak yang berisi 6 cupcake itu padanya.
Eunwoo membuka kotak itu, kulihat ia menatap cupcake itu lalu tersenyum miring. Ahh~ sepertinya aku akan terkena cibirannya lagi.
"Get Well Soon Cha Eunwoo.. Wah, kau benar-benar mempersiapkannya dengan detail. Gomawo.." ujarnya.
"Ne, aku hanya kebetulan mampir ke toko kue tadi jadi aku membelikanmu cupcake itu, dan untuk tulisan itu. Entahlah di kepalaku hanya terpikir kata-kata itu." ujarku santai.
"Eoh, rupanya kau sudah mulai menaruh perhatian padaku. Apa kau mulai tertarik padaku karena ciuman itu.." Ledeknya seraya mengeluarkan smirknya padaku.
"Anni.. Neo micheosseo!!" pekikku.
"Tidak usah berbohong, aku tau itu akan terjadi. Baiklah akan kumakan kuenya sekarang. Cupcake ini tidak kau masukkan bubuk racun bukan?" ujarnya seraya menatap satu cupcake yang kini ada ditangannya. Aku memutar bola mataku malas untuk membalas ucapannya.
"Kau bahkan jauh lebih menyebalkan saat sakit. Sudah kubilang jangan memakannya kalau kau memang tidak berniat untuk memakannya." Ketusku.
"Arraseo.. aku tau kau sudah memasukan bubuk cinta kedalam cupcake ini." ujarnya seraya mengeluarkan cengirannya.
Sontak saja saat aku mendengar ucapannya itu aku langsung menoleh kearahnya dan menatapnya tajam, ia pun akhirnya memakan cupcake itu. Syukurlah akhirnya dia memakannya dan berhenti mengucapkan hal-hal yang menyebalkan.
Namun sialnya, perutku tiba-tiba saja berbunyi. Kulihat ia berhenti memakan cupcake itu dan langsung menatapku, aku pun langsung mengalihkan pandanganku kearah lain.
"Apa yang barusan itu suara perutmu?" tanyanya.
"Jangan pedulikan aku, cepat makan lalu minum obatmu.." ujarku.
"Aku tidak ingin kau mati kelaparan disini. Ambilah.." ujarnya seraya menyodorkan kotak cupcake itu padaku. Dan dengan terpaksa aku pun mengambil satu cupcake itu lalu memakannya.
"Wah, kau mengambil cupcake yang bertuliskan Cha diatasnya. Apa kau memang ingin menjadi Nn. Cha?" ledeknya. Aku langsung tersedak usai mendengar ucapannya, dan parahnya ia justru tertawa ketika melihatku tersedak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? ✔
عاطفيةKenapa aku harus bertemu dengan laki-laki Psiko itu? Kenapa aku harus terjebak dengannya karena taruhan itu? Kenapa dia terus-menerus mengerjaiku? Dan yang paling parah, kenapa aku harus jatuh cinta padanya?