Growing Pains

5.8K 478 14
                                    

^^^

Hari minggu yang menyebalkan. Sudah berkali-kali aku membolak-balikkan halaman pada buku matematika milikku, tapi tetap saja aku masih tidak bisa fokus belajar. Pikiranku masih tertuju pada gadis itu, gadis yang dulu pernah mengisi hatiku, gadis yang dulu pernah mewarnai hari-hariku. Semua kenangan itu harus terpaksa kupendam dalam-dalam karena dia menghianatiku.

Jujur saat bertemu dengannya kemarin aku sangat terkejut saat melihat wajahnya. Dan seketika luka lama itu kembali terbuka saat aku melihat wajahnya, tentu saja itu sangat menyakitkan untukku.

Aku bahkan berpura-pura tidak mengenalnya dan sialnya dia bisa menebak kebohonganku. Aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa mengatakan itu, apa karena aku merindukannya? atau aku yang masih mencintainya? Ada banyak pertanyaan yang ingin aku ucapkan saat bertemu dengannya kemarin.

"Kau mengingatku?"

"Kenapa kau bisa ada disini?

"Apa kau baik-baik saja?"

"Bagaimana hubunganmu dengan laki-laki itu?"

"Apa laki-laki itu lebih baik dariku?

"Apa kau masih menyimpan perasaan padaku?"

Tapi pertanyaan itu tidak bisa kuucapkan karena emosi telah menguasai diriku sepenuhnya, emosi yang muncul dari luka yang telah dibuat oleh gadis itu. Sepertinya gadis bernama 'Minatozaki Sana' itu sudah berhasil membuat lukaku semakin dalam.

"Tuan muda, Moonbin dan Sanha sedang menunggu anda di ruang tamu.." ucap Kim Ahjussi padaku.

"Baiklah, aku akan segera kesana.." sahutku. Aku pun melangkahkan kaki ku menuju ruang tamu.

"YAK! Kenapa lama sekali.." rutuk Sanha.

"Aku sedang belajar, besok sudah ujian semester."

"Aishh.. Aku ingin menjernihkan pikiranku, aku tidak ingin terbebani karena terlalu banyak membaca buku. Apa kau ada ide?" tanya Moonbin.

"Bagaimana dengan bermain basket?" tawarku.

"Ide bagus.." ujar Sanha seraya menjentikkan jarinya.

"Saran diterima.."

***


Kami pun pergi menuju lapangan yang ada di dekat taman. Saat jenuh kami memang sering datang kesini untuk bermain basket. Setidaknya dengan bermain basket beban masalah kami jadi sedikit lebih ringan.

"Sudahlah, aku lelah. Bagaimana jika kita istirahat dulu saja?" keluh Moonbin.

"Baiklah. Kalian tunggu sebentar aku akan membeli minum.." Sanha berlari menuju minimarket yang tidak jauh dari lapangan.

"Eunwoo.."

"Hmm.."

"Kau tau, tadi saat aku dan Sanha pergi menuju rumahmu, sebenarnya aku bertemu dengan Sana di dekat kedai ramen. Dia ada di Seoul rupanya.." ujar Moonbin.

"Aku sudah bertemu dengannya kemarin di taman." ujarku santai. Dan kulihat Moonbin cukup terkejut dengan ucapanku barusan.

"K-kau sudah bertemu dengannya. Lalu apa yang terjadi dengan kalian disana?"

"Aku berpura-pura tidak mengenalnya. Saat aku melihat wajahya kemarin, luka lama itu kembali terbuka itu terlalu menyakitkan bagiku untuk kembali mengingatnya." ujarku santai.

"Memangnya siapa juga yang tidak akan marah jika dipermainkan seperti itu.." ujar Sanha yang baru saja datang menghampiri kami. Ia pun memberikanku dan Moonbin air mineral.

Why?  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang