"Bukankah itu gadis yang tadi pagi di cium oleh Eunwoo?"
"Omo! Gadis itu beruntung sekali."
"Padahal dia budaknya Eunwoo, tapi kenapa dia bisa sangat beruntung?"
"Aku iri padanya, dia bahkan sangat sering berada disisi Eunwoo.."
"Aku yakin dia hanya jadi bahan permainannya Eunwoo saja.."
"Tentu saja, Eunwoo takkan sembarangan memilih yeojachingu bukan?"
Sial kenapa para murid di kantin masih saja membicarakan kejadian tadi pagi. Ayolah ini jam istirahat, tidak bisakah mereka juga beristirahat untuk tidak menggunjingku. Aku langsung memasangkan headset dan memutar lagu favoritku dengan volume yang cukup kencang.
"Jangan pedulikan mereka, mereka hanya iri kau mendapat jackpot dari pangeran tampan." ujar Tzuyu seraya memberikan kimbap pesananku.
"Cihh jackpot? Pangeran tampan? Dia itu psiko bagiku.." gerutuku seraya memasukkan kimbap kedalam mulutku.
"Dahyun aku tidak yakin nasibmu akan aman setelah kejadian tadi pagi.." ujar Chaeyoung. Sontak aku langsung berhenti mengunyah makananku dan terdiam usai mendengar ucapannya.
Kenapa ucapan Chaeyoung agak membuatku takut? Aishh.. Kenapa aku selalu mendapat masalah akhir-akhir ini
"Gwaenchana, aku pasti bisa mengatasinya. Lagipula kalian pasti akan membantuku bukan?" ujarku yang mencoba untuk tenang. Aku pun kembali menyuapkan kimbap kedalam mulutku.
"Tentu saja, aku dan Chaeyoung pasti akan membantumu.." Tzuyu pun mulai memakan makanannya.
"Kudengar nanti sepulang sekolah kau harus ke ruang konseling. Apa Song Saem akan membahas kejadian tadi?" Celetuk Chaeyoung. Aku hanya menghela nafasku, nafsu makanku benar-benar sudah menghilang.
"Entahlah, aku tidak tau.." Aku pun menyeruput jus jeruk yang ada di depanku.
"Dubu~"
"Hmm?"
"Bagaimana rasanya?" tanya Chaeyoung. Aku mengerutkan dahiku.
"Rasanya apa?"
"Dicium oleh Pangeran di sekolah ini. Bagiamana rasanya?" tanya Chaeyoung.
Sontak saja aku yang sedang meminum jus langsung tersedak karena mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Chaeyoung.
"Tentu saja aku terkejut, dia melakukan itu padaku tiba-tiba jelas saja aku terkejut. Ahh~ seharusnya tadi aku menampar pipinya karena dia sudah lancang padaku." Ketusku.
"Meskipun begitu, aku melihat pipimu memerah saat dicium olehnya." cibir Tzuyu. Ia dan Chaeyoung pun mentertawakanku.
Pipiku memerah? Memang benar tadi pipiku terasa sangat panas. Tapi... Arghh.. sadarlah Kim Dahyun.
***
Bel pulang telah berbunyi, aku pun langsung melangkahkan kaki ku menuju ruang konseling untuk menemui Song Saem. Aku pun mengetuk pintu ruang konseling, namun tidak ada yang merespon. Akhirnya aku pun memutuskan untuk membuka pintunya, dan langsung memasuki ruang konseling.
Pantas saja tidak ada yang meresponku, ruangan ini kosong. Mungkin Song Saem sedang berkeliling.
Dan tak berapa lama dua orang laki-laki memasuki ruangan ini. Ya, mereka adalah Song Saem dan juga laki-laki psiko itu.
"Eoh, Dahyun sudah disini rupanya. Kalian berdua duduklah!" Aku pun duduk di kursi yang ada dihadapanku. Dan Eunwoo pun ikut duduk di kursi yang ada disampingku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? ✔
عاطفيةKenapa aku harus bertemu dengan laki-laki Psiko itu? Kenapa aku harus terjebak dengannya karena taruhan itu? Kenapa dia terus-menerus mengerjaiku? Dan yang paling parah, kenapa aku harus jatuh cinta padanya?