Eunwoo terus menarikku, dan tak berapa lama ia pun menghentikan langkahnya lalu memberhentikan taksi. Aku hanya mengerutkan dahiku.
"Sebenarnya apa yang ingin kau lakukan? Kenapa juga kau mengajakku membolos?" ketusku.
"Bukankah katamu Sana akan pulang ke Jepang hari ini? Aku ingin mengajakmu untuk bertemu dengannya sebelum ke ia ke Jepang.. Kajja.." ujarnya. Aku hanya mendecih pelan. Eunwoo pun memasuki taksi yang tadi ia berhentikan, aku pun mengikutinya.
"Ahjussi antarkan kami ke Incheon Airport.." ujar Eunwoo.
"Ne.." Supir pun mulai mengemudikan mobil.
"Kau yakin ingin bertemu dengan Sana?" tanyaku kembali memastikannya.
"Memangnya kenapa? Apa kau cemburu jika aku bertemu dengannya?" Sontak Aku langsung memukul kepalanya.
"Terserah kau saja.. Lagipula aku juga ingin lihat wajah tunangannya.." ujarku sumringah.
"Tunangan? Jadi kau sudah tau kalau dia bertunangan?" tanyanya. Aku hanya menganggukan kepalaku.
"Cihh.. Dasar!!"
.
.
Kami pun sampai di Bandara, aku dan Eunwoo langsung berlari memasuki Bandara. Untungnya aku melihat Sana yang sedang berjalan sambil menarik kopernya, sepertinya dia akan check-in.
"Eunwoo, Sana ada disana!" ujarku seraya menunjuk kearah Sana berada. Kami pun langsung berlari menghampirinya.
"Sana-ssi!!" panggilku.
"Eoh, Dahyun Eunwoo! Sedang apa kalian disini? Bukankah sekarang masih jam pelajaran sekolah?" tanyanya.
"Kami berniat untuk pergi menemuimu untuk mengucapkan selamat tinggal.." ujar Eunwoo.
"Jinjja? Wah, aku tak menyangka akan jadi seperti ini, Gomawo ne.."
"Apa kau akan kembali ke Korea lagi?" tanyaku.
"Entahlah.. Mungkin kalau ada waktu libur yang panjang, akan aku usahakan untuk pergi ke Korea lagi." ucap Sana sambil tersenyum manis.
"Aku benar-benar minta maaf atas perlakuanku selama ini padamu.. Maaf karena perbuatanku padamu sudah keterlaluan.." imbuhnya seraya menjulurkan tangannya pada Eunwoo.
"Gwaenchana, seharusnya aku yang meminta maaf padamu. Aku juga sudah keterlaluan padamu bukan?" ucap Eunwoo seraya menjabat tangan Sana. Usai berjabat tangan mereka pun melepas tangan mereka.
"Akhirnya kau menyadari sikapmu yang keterlaluan padaku.." cibir Sana. Eunwoo hanya mendecih.
"Bukankah katamu kau akan pergi bersama tunanganmu? Lalu dimana dia sekarang?" tanyaku.
"Dia sedang pergi ke toilet.. Ahh~ itu dia!!" ujarnya seraya tersenyum melihat tunangannya. Aku dan Eunwoo pun langsung menoleh. Mataku terus menatap tunangan Sana.
Woah!! Pantas saja Sana menyetujui untuk dijodohkan. Tunangannya sangat tampan dan terlihat sangat baik
"Maaf, membuatmu menunggu lama.." ujarnya.
"Tidak apa-apa.." ujar Sana seraya tersenyum. Lalu ia pun memperkenalkanku dan Eunwoo pada tunangannya yang bernama Yuta itu.
"Apa kalian membolos?" tanya Yuta. Aku langsung menatap tajam Eunwoo. Eunwoo langsung mengeluarkan cengirannya.
"Ahh.. Aku iri pada kalian.. " ucap Sana sambil mencubit pipiku dan Eunwoo.
"Jadi mereka berpacaran? Wah, kalian berdua memang terlihat sangat cocok.." ujar Yuta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? ✔
Storie d'amoreKenapa aku harus bertemu dengan laki-laki Psiko itu? Kenapa aku harus terjebak dengannya karena taruhan itu? Kenapa dia terus-menerus mengerjaiku? Dan yang paling parah, kenapa aku harus jatuh cinta padanya?