Part 12

42 10 0
                                    

Sudah dua jam Joana pergi keluar dan tak kembali, saat itu Jesse dan istrinya sudah meninggalkan kediaman mereka. Sebelum Joana kembali, Nick sedikit bersikap manis dengan memintaku untuk beristirahat dengan layak di ranjang yang ditempati Joana tadi malam. Awalnya aku sedikit ragu untuk melakukannya, tapi Nick mengatakan jika ia meminta Joana melakukan sesuatu dan memastikan jika gadis itu akan kembali.

" Bagaimana menurutmu tentang kakakku?" Tanya Nick tiba-tiba. Saat itu posisiku berbaring memunggunginya. Susah payah aku berbalik untuk melihat Nick yang sudah duduk di ranjangnya, menghadap ke arah ranjang tempatku berbaring.

" Arthur..." Aku tersenyum saat menyebut nama pria itu. Entahlah... Berasal dari sebuah pertemuan konyol, saat aku ingin membeli Pao de quijo dan nyaris ditipu oleh si penjual karena bahasa Spanyolku, lalu Arthur datang seperti pahlawan.

" Rasanya aneh memanggilnya Carter. Seperti aku tak pernah punya memori dengan pria itu saja. Jujur, aku lebih nyaman dengan nama Arthur."

" Dia persis sepertimu. Emosinya naik turun, kadang dia akan marah padaku, tapi lain waktu dia juga bisa bersikap baik." Hatiku sedikit memperingatkan, apakah aku salah bicara demikian tentang Carter, siapa tahu saja Nick memasukkan kata-kataku ke dalam hatinya.

" Mungkin karena itulah kami berdua tidak bisa berada di tempat yang sama untuk waktu yang lama. Ibu kami selalu menjadi penengah saat perang antara Nick dan Carter tak bisa dicegah lagi. Sampai suatu saat kami bertengkar, dia mencoba melempar lampu belajar kepadaku, namun aku berhasil menghindar. Lampu itu malah mengenai ibu, dan menyebabkan beberapa jahitan di kepalanya."

" Sejak saat itu aku mulai berpikir jika aku harus pergi dari rumah. Tapi aku tidak berpikir untuk pergi ke suatu tempat, menggembel, atau apapun itu, aku tidak mau berakhir menyedihkan hanya karena bertengkar terus-terusan dengan Carter."

" Diam-diam aku pergi mendaftar ke militer, saat aku diterima, barulah aku mulai bicara pada keluargaku. Sayangnya, Carter tidak terlalu senang dengan ide itu."

" Dia bahkan tidak pergi mengantar saat pertama aku pergi ke akademi."

" Aku tahu dia begitu menyayangiku, Ella." 

Mendengar cerita dari Nick, sepertinya aku bisa merasakan perasaan bersalah dari pria itu karena telah meninggalkan kakaknya. Tidak bisa terbayang jika hal itu terjadi padaku dan Bastian, ah ya~ aku lupa tentang hubungan rumit antara Jordi dan Joana. Jadi inti dari semua ini hanyalah tentang hubungan kakak adik? 

" Hmmm... Baiklah. Jadi kenapa kau membakar apartemen itu tadi malam?" Tanyaku mengubah topik pembicaraan. 

" Begitulah cara kerjaku." Emosi Nick berubah, dia tidak terlalu sensitif lagi; tidak sesensitif saat dia membicarakan tentang Carter. 

" Hanya itu?" Tanyaku kesal, bagaimana bisa dia begitu tenang setelah membunuh orang?

" Kau pikir apa? Aku tidak akan puas hanya dengan menyaksikanmu membuang ponsel ke jendela, seperti yang kau lakukan sebelumnya." Ow... Aku tidak mau berdebat dengannya, aku tidak memulai topik itu hanya untuk memunculkan kembali sisi buruk dari seorang Nicholas Hall. 

" Kau membunuh orang Nick." Nada bicaraku sedikit melemah, berharap Nick bisa mengerti jika bagaimana pun juga, apa yang ia lakukan itu tidak benar sama sekali.

" Pertama, orang itu menusukku di perut. Siapa yang tahu jika darahku berceceran di lokasi takkan terlacak oleh polisi. Kedua, jika aku membiarkan mereka di sana tetap hidup, apa kau yakin mereka tidak akan bicara tentang kita? Kau bertarung dengannya, itu pun berarti kau meninggalkan sesuatu. Satu lagi, ingat siapa dirimu Ella. Kau pikir jika kau terlibat, nama Jordi tidak akan terseret. Itukah yang kau mau?"

The FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang