XXI

31 9 0
                                    

Malam setelah pertandingan FC Barcelona vs Granada

Apartemen Jordi

Joana, Bastian, dan aku berkumpul di ini bar milik Jordi, sementara pria itu sedang merayakan kemenangan beruntun FC Barcelona bersama para pemain dan official klub. Kupikir Jordi tidak terlalu memaksaku pergi karena dia benar-benar tulus ingin memberiku waktu untuk Bastian. Malam itu, pembicaraan dibuka dengan cerita yang Bastian sebut sebagai "Pengalaman Fast Five". Yayayaya... dia sudah mengunjungi lokasi syuting Fast and Furious di Brazil dengan leluasa. Dia tahu betul jika ceritanya itu akan membuatku begitu cemburu. Aku ingin sekali menyelanya, mengatakan bahwa pengalamanku di sana jauh lebih menantang dan menegangkan ketimbang hanya mengunjungi lokasi syuting Fast Five.

Bastian juga bercerita tentang waktu menyenangkannya bersama Rafaella dan teman-temannya di Brazil. Mendengar antusisasme Bastian, sepertinya kakakku tak benar-benar punya alasan untuk kembali kemari. Tidak seperti kejadian di rumah sakit, kurasa Joana sedikit membaur dengan Bastian. Meski tidak sepenuhnya bicara denganku, tapi dia baik-baik saja dengan kakakku. Mereka bahkan terlihat begitu akrab meski baru saja bertemu. Joana tidak menolak saat Bastian menawarinya minum, dan Joana menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Bastian dengan ramah. Baiklah... kesimpulannya adalah, Joana hanya tidak menyukaiku.

" Mengapa kau kembali ke Barcelona?" Pertanyaan itu muncul begitu saja.Jika dia memang bahagia di Brazil, kenapa dia kembali? Apa yang dikatakan Jordi hingga kakakku mau pulang.

" Oh... itu karena Jordi mengatakan kalau kau membutuhkanku."

" Tapi sepertinya kau baik-baik saja Ell. Lagipula aku tidak terlalu paham dengan masalah-masalah ibu hamil. Tapi karena aku merindukanmu, aku kembali." Jawab Bastian santai.

" Apa Paulo pernah menghubungimu?" Tanyaku serius.

" Dia tidak menghubungiku." Sudah kuduga.

" Keadaan memang sedang tidak baik Bastian. Paulo mencoba untuk membunuhku." Aku mencoba untuk mengatakannya setenang mungkin. Meski pun aku sudah bisa memprediksi bagaimana reaksi kakakku, dia tidak boleh menyalahkan siapapun atas hal ini. Jika pun nantinya Nick berhasil menemukan Paulo, aku tetap akan bicara padanya, aku ingin tahu kenapa ia bisa melakukan hal itu padaku, pada Bastian.

" Ini tidak lucu Ell." Ekspresi Bastian berubah serius. Aku tahu ini akan sangat berat bagi kakakku, bukan ini yang dia harapkan setelah kembali kemari.

" Aku tidak berbohong Bastian."

" Kenapa Jordi tidak memberitahu sejak awal?"Bastian masih belum bisa terima dengan kenyataan bahwa sahabatnya itu memang tidak sebaik yang dia pikirkan.

" Karena aku tidak ingin Jordi terlibat dengan kegilaan yang aku sebabkan."

" Fck...." Kakakku melempar kaleng minumannya ke lantai penuh emosi, membuat Joana terperanjat di tempatnya. Bastian sangat murka.

" Kau sudah melewatkan banyak hal di sini Bastian." Kataku lembut.

" Maafkan aku Ella, aku harusnya di sini saat kau sangat membutuhkanku." Sekali lagi Bastian memelukku, namun kali ini, pelukan itu tidak seperti yang sebelumnya ia lakukan. Dia begitu merasa bersalah, kaget, marah, juga terpukul, aku bisa merasakan semua emosi itu mengumpul dalam dirinya.

" Tidak apa-apa Bastian." Aku balas memeluk kakakku.

" I hate this drama." Joana menyeletuk dalam Bahasa Inggris. Apapun itu maksudnya, aku yakin artinya tetap bahwa jika dia tidak menyukai apa yang aku lakukan. Baiklah Nona, aku masih punya urusan yang belum selesai denganmu. Mari kita selesaikan hari ini. Aku melepaskan pelukan Bastian dan mulai membuat Joana kembali tidak tenang dengan tindakanku.

The FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang