Part 11

42 10 0
                                    

Rasanya sedikit lega saja, melihat Nick sudah ditolong−ditangani oleh istri Jesse. Pria itu sekarang sedang tidur. Sesaat, ingatan tentang Bastian beberapa waktu yang lalu membuatku kembali merindukan kakakku. Malam saat Bastian di rawat oleh Ale, saat itu juga lah pertemuan 'berdarahku' terjadi dengan Jordi. Aneh saja, bagaimana bisa aku diingatkan lagi oleh si pria egois itu pada kehidupanku dengan Boixos Nois.

Oh ya, aku belum menceritakan tentang Jesse. Sedikit tentangnya, sudah kukatakan kan kalau Boixos Nois punya teman di Malasana. Jesse lah orangnya. Aku tidak tahu bagaimana persisnya kakakku bisa kenal dengan mereka, aku hanya ikut-ikutan saja. Awalnya pun aku tak tahu jika sekarang Jesse bisa menolongku sejauh ini. Maksudku, beberapa tahun yang lalu aku hanya kenal Jesse yang masih sendiri dengan rambut gondrong, belum berkeluarga dan rumahnya pun tidak sebesar yang kulihat kali ini. Lihat dia sekarang, dia telah meninggalkan dunia Boixos Nois−yang tidak diakuinya. Jujur saja, aku lebih senang menyebut Jesse adalah anggota dari Boixos Nois− kenyataannya memang demikian. Entahlah... rasanya aku yakin saja jika dia hanya sedikit menjadi pengecut untuk mendapatkan reputasi buruk karena stereotip mengenai Boixos Nois tidak melulu baik. Terlebih dia tinggal di Madrid.

Aku rasa Nick beruntung saja, saat kubawa dia kemari, dia bisa dibantu oleh Eva−istri Jesse yang bekerja di apotik. Ha~... aku tahu ini illegal. Eva bersikeras bahwa dia tidak bisa melakukan tindakan sejauh itu karena dia hanyalah seorang apoteker. Tapi siapa yang tega melihat darah berlimpah yang terus-terusan keluar dari perut Nick. Plus, aku yakin saja, jika apoteker pun mampu menjahit luka.

Baiklah, akhir-akhir ini aku banyak memaksa orang untuk melakukan apa yang tidak mereka inginkan. Dan sebagian besar selalu berhasil.

Aku membiarkan Joana tertidur di tempat yang disiapkan oleh keluarga ini, dia sudah berlari terlalu jauh. Dua buah ranjang di dalam sebuah ruangan. Satu di tempati oleh Nick yang terluka, dan yang lainnya ditempati Joana. Aku sendiri?, tidak... aku tidak butuh tidur sebanyak yang mereka butuhkan. Nick juga perlu dijaga jika sewaktu-waktu dia butuh bantuan.

" Apa kau menangis?" Jesse memanggil, aku berbalik ke arah pria itu sambil meraba wajahku. Ya... aku menangis dan bagaimana aku tidak menyadarinya.

" Ya Tuhan Jesse. Kau mengagetkanku."

" Maafkan aku Ella, aku tidak bermaksud mengagetkanmu." Pria itu langsung memberikan sebuah kursi padaku sementara dia mengambil miliknya. Jesse terlihat tidak baik malam itu, terlebih saat aku mendengar jika dia sempat berdebat dengan Eva tentang Nick. Pada akhirnya, pria itu tetap menunjukkan sikap baiknya sebagai seorang tuan rumah untuk kami.

" Terimakasih atas bantuanmu ini. Aku harap suatu saat bisa membalasnya." Kataku tulus, hanya itu yang bisa kukatakan.

Aku dan Jesse telah duduk berhadapan. Aku menghela napas dengan berat, karena melewati banyak ketegangan akhir-akhir ini, sadar atau tidak, ada sesuatu yang menunjukkan bahwa aku tidak baik-baik saja. Bukannya bermaksud berbagi kesedihan pada Jesse, semuanya terjadi secara reflek.

" Aku dengar beberapa waktu yang lalu tentang orang-orang di Barcelona. Aku tahu itu ulah kalian Ell." Jesse tersenyum getir− dia prihatin padaku.

" Ah... aku sudah melupakannya." Jawabku dengan senyum pula.

" Apa Bastian tahu tentang ini?" Tatapan pria itu beralih pada Nick yang terbaring tak berdaya tak jauh dari tempat kami duduk. Mataku mengikuti pandangan Jesse, dan ikut-ikutan memandangi Nick.

" Uh, dia masih di Brazil. Aku tak tahu kapan dia akan kembali." Yap... sepertinya aku mulai menyerah dengan kakakku. Dia sepertinya sudah membangun keluarga bahagia bersama adik Neymar.

The FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang