Part 14

56 11 0
                                    

Joana POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joana POV

Nick masih di luar sana. Astagaa.... Kenapa aku terus-terusan memikirkannya?. Tidak... tidak... pria itu akan baik-baik saja, dia bisa menjaga dirinya sendiri−tidak diragukan lagi. Tapi entah mengapa aku merasa bahwa ini tidak benar. Dia mencari Paulo sendirian, sementara disini aku beristirahat dengan nyaman.

Baiklah, mari kita buat semua ini sedikit lebih jelas. Aku mungkin menyukai Nick, sedikit−hanya saja aku tidak mau menunjukkannya. Pria Amerika itu baru saja kutemui kurang dari seminggu. Kesan pertama yang bisa kutangkap darinya saat kami bertemu di apartemen Jordi adalah, dia lucu...hot. Yeah... seperti seksi saja−seksi dengan cara yang tidak bisa aku jelaskan. Yap... aku serius. Caranya bicara menggunakan Bahasa Spanyol, itu yang lebih penting. Sayangnya Nick hanya menggunakan Bahasa Spanyol saat ada Ella di sekitarnya−itulah yang membuatku sedikit tidak senang, saat dia bicara denganku, kebanyakan menggunakan Bahasa Inggris. Padahal aku lumayan betah berlama-lama mendengarkan dia mengucapkan segala hal menggunakan bahasa kami. Tapi semakin lama bersama dengannya, membuatku tahu bahwa Nick tidak selucu yang aku kira−sayangnya, dia masih hot. Nick itu arogan, dan sepertinya dia adalah tipe orang yang akan selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan. Itu bagus, pertanyaannya, bagaimana aku bisa mengimbangi sikap Nick yang seperti itu? Bertingkah seperti Ella?. Hell no... dia itu cengeng, meskipun akhirnya Nick lebih peduli pada Ella, tapi aku tidak sedikitpun merasa bangga jika mendapatkan perhatian pria dengan menunjukkan kelemahanku.

Diam-diam aku keluar dari apartemen Jordi, saat ia dan Ella sudah terlelap. Aku pergi ke Barcelona bukan untuk ini. Setelah dua hari tur menegangkan di Malasana dan Getafe, aku ingindapat sesuatu yang lebih.

......

" Kau menemukanku." Nick meraih gelasnya sambil tersenyum, tanpa menoleh ke arahku. Segera saja aku mengambil tempat duduk di sampingnya. Seorang bartender langsung menawariku minuman yang mungkin tertarik untuk kupesan. Aku tidak berniat untuk minum malam ini, jadi aku menolaknya.

" Percaya diri sekali." Jawabku,setengah mencibir sebenarnya. Suara musik di klub malam itu membuatku sedikit nyaman, mungkin karena aku suka dengan liriknya. Hanya itulah yang menjadi fokusku setelah Nick kembali mengabaikanku dan malah asik dengan gelas minumannya. Baiklah, aku ladeni dia, aku pun takkan mengatakan apa-apa jika bukan dia yang memulainya.

" Mau menari?" Seorang pria tiba-tiba datang dan menawariku untuk turun ke lantai dansa. Owww... apa Nick akan tergugah melihat ini? Apa dia tidak tertarik untukmencegahku menari dengan pria lain. Heck.... Kau tahu Nick, Joana. Dia tidak akan terpengaruh denganmu.

" No, I don't dance." Jawabku pada pria itu. Sialan kau Nick.

Tidak heran jika waktu itu Nick pun tak peduli padaku. Saat pria di Malasana menodongkan pistolnya tepat di kepalaku, sempat-sempatnya ia ingin bernego dengan pria itu. Tapi saat si pria menembaki komputer yang jadi incarannya, Nick malah kesetanan menyerangnya. Jadi komputer-komputer itu lebih berharga dariku. Fck him.

The FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang