Part 13

70 10 0
                                    

Di dalam ruangan lainnya, hanya ada kami berempat. Ruangan itu persis seperti ruang interogasi yang ada di kantor polisi. Hanya ada sebuah kursi dimana Jax duduk sekarang−dengan terikat pada kaki dan tangannya. Nick, aku, dan Joana mengelilinginya setelah pria itu berhenti menjerit. Ck.. dia payah. Kami tidak melakukan apa-apa padanya, tapi dia tetap berteriak minta dibebaskan.

" Hai Jax... kenalkan, aku Nick. Mereka teman-temanku, Joana dan Ella." Nick memperkenalkan kami berdua pada si tersangka. Andai saja kami tidak berada di sarang mereka, Nick mungkin tidak akan melakukan basa-basi konyol macam itu. Tapi mengingat ancaman Darlene−tak ada yang boleh terluka, makanya pria itu harus sedikit bekerja keras untuk membujuk Jax dengan cara lebih halus. 

" Aku tidak akan bicara." Ow... respon yang mengejutkan dari pria yang sebelumnya menjerit minta dilepaskan.

" Baiklah... untuk siapa kau bekerja?" Pertanyaan lain mulai diajukan. Tapi pria itu masih diam.

" Jax... jangan pikir hanya karena kami menginterogasi di markasmu, kami tidak akan mendapat jawaban."

" Kami akan mendapatkan jawaban darimu." Nick mendekatkan dirinya kepada Jax dengan membungkuk sedikit.

" Sekarang, beri kami nama. Pada siapa kau bekerja?" Masih dengan posisi yang sama, dan nada bicara yang tetap tenang, Nick tidak terlihat begitu terganggu pada respon Jax.

" Try harder." Jax menyeringai kepada Nick. Jax tahu cara tepat bermain-main dengan emosi Nick. Pria itu hanya ingin membuat Nick kehilangan kesabarannya.

" Nick kau mau aku yang mencobanya?" Joana mengajukan dirinya. Apa maksudnya? Apa yang ia rencanakan?. Untuk sesaat Nick hanya menatap Joana bingung.

" Yayaya... aku hanya ingin membuat diriku berguna sekali lagi. Lagi pula aku tidak mau terlihat seperti tak melakukan apa-apa untukmu." Kata Joana sarkatis sambil melirik ke arahku. Heck... aku tahu apa maksudnya itu. Dia menyindirku?, setelah sebelumnya aku mengatakan agar tak seorangpun dari kami menyusahkan Nick.

" Kau yakin?" Nick berpaling pada Joana. Sialan... bagaimana bisa Nick langsung bisa menyerahkan Jax pada Joana?,

" Hanya aku dan dia." Joana tersenyum licik. Apa itu maksudnya?, aku selalu tidak senang jika ia berhasil membuatku tampak seperti orang bodoh di depan Nick−mengingat akulah yang bersikeras ingin ikut dengan pria itu, sementara Joana yang bisa membantunya.

" Pastikan kau tidak membuka ikatannya." Kata Nick memperingatkan. Setelah itu, Nick menarikku keluar dari ruangan.

........

Aku menunggu Joana dengan gelisah di luar ruangan. Sebentar-sebentar kulirik Nick yang terlihat tenang-tenang saja. Beberapa kali aku mondar mandir di sana. Aku cemas. Tidak... tidakkk... aku hanya tidak siap dengan rencana dari Joana. Sampai sekarang aku bahkan tidak tahu tujuan Joana ikut kemari. Mungkinkah aku merasa bersalah? Pada Nick khususnya. Aku mengatakan pada Joana agar tidak menyusahkannya, tapi nyatanya aku lah yang tidak berguna saat ini. Aku tak melakukan apa-apa. Meskipun aku mengikuti rencana dan aturan Nick dengan baik, tapi aku merasa... entahlah. Seperti yang kukatakan, aku tidak tahu hidup normal macam apa yang kuiinginkan. Hidup normal sebagai Boixos Nois?, jika demikian, tentu saja aku kehilangan kemampuanku jika dibanding dengan yang sudah Joana lakukan. Atau hidup normal sebagai seorang WAG?, sepertinya aku mengalami kemajuan dengan tidak berulah dan taat pada peraturan Nick.

" Nick, menurutmu apa yang dilakukan Joana di dalam sana?"Akhirnya aku menginterupsi pria itu−secara harfiah tidak juga, dia hanya melamun, lalu aku kembali menyadarkannya.

" Aku juga tidak tahu." Jawabnya datar.

Dari dalam ruangan, terdengar hentakan yang lumayan keras di lantai, berkali-kali. Oh Tuhan, apa yang Joana lakukan? Apa dia baik-baik saja?

The FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang