Pada saat hari lebaran yang lalu, aku menghabiskan waktu liburanku jauh dari keluarga. Karena aku masih memiliki urusan di daerah Jawa Tengah, aku pun harus rela tetap berada di Jawa Tengah selama hari lebaran.
Beberapa hari sebelum hari lebaran, teman lamaku--well, sepertinya ini bukan kali pertama aku ketemu teman lamaku di Jawa Tengah, ya--mengajakku untuk menginap di rumahnya di daerah Salatiga.
Dulu waktu kami masih kecil, kami tinggal di kota yang sama. Cuma butuh satu tahun, tapi aku udah bisa menganggapnya sebagai sahabat. Namun sayang, pertemanan kami harus dipisahkan oleh jarak--memangnya cuma pacaran doang yang bisa LDR?
Beberapa saat setelah dia pindah ke luar kota, aku sering ngirim surat ke dia, padahal saat itu udah bisa sms atau chat, tapi dulu kami sempat janji untuk saling surat-suratan walaupun teknologi semakin canggih. Tapi setelah aku beberapa kali ngirimin surat, aku enggak pernah menerima balasan berupa surat juga. Tapi aku tau suratku sampai dengan selamat ke tangannya, karena dia selalu ngasih laporan kalo suratnya udah diterima. Tapi, dia ngasih laporannya lewat sms atau chat (kayaknya dia lupa sama perjanjian kami dulu). Jadi karena dia selalu jawab lewat sms atau chat, aku pun jadi malas ngirimin surat lagi. Padahal ngirim surat kan lebih greget--perjuangannya uehe. Terus bisa buat kenang-kenangan juga kalo udah tua nanti, bisa dibaca-baca lagi, hehe. Tapi yaudah, lah. Dunia udah makin canggih, susah juga kalo maksain konsisten ngirim surat yang butuh waktu berhari-berhari padahal kalo pake chat sekejap aja udah nyampe ke tempat tujuan. Terus setelah aku gak pernah ngirimin dia surat lagi, kita pun jadi lost contact.
Lama setelah itu, kami pun akhirnya kontakan lagi, membahas soal tinggal bareng di suatu kota dan sebagainya. Tahun lalu seharusnya itu terjadi, tapi karena Tuhan belum menghendakiku pindah ke kota itu, akhirnya rencana itu baru terealisasikan tahun ini.
Setelah aku pindah ke kota itu, kami pun akhirnya tinggal di kota yang sama, jalan yang sama, deret rumah kami bahkan sama, hanya berbeda beberapa rumah aja, rencana kami terlaksana. Tapi karena kami yang sama-sama sibuk dengan urusan masing-masing, akhirnya kami enggak pernah ketemu meskipun secara teknis kami udah tetanggaan.
Maka dari itu, karena kami gak pernah ketemu setelah aku pindah ke kota yang sama sama dia, kami pun memutuskan untuk liburan bersama pas hari lebaran. Kami bisa ngobrol dan kangen-kangenan sepuasnya.
Oke, udah dulu flashback-nya. Akhirnya aku pun ikut dia 'pulang kampung' dan menginap di rumahnya yang berada di Salatiga, karena ini adalah kali pertama aku lebaran jauh dari keluarga. Lagipula kalau aku enggak mengungsi ke rumah temanku ini, keadaanku bakalan menyedihkan banget, lebaran sendirian.
Rasanya agak aneh pas aku lebaran sama keluarga orang, silaturahim ke rumah orang yang enggak aku kenal--saudara jauhku aja gak jarang aku juga gak kenal, apalagi ini yang bener-bener keluarga orang--dan juga keliling-keliling kota yang masih asing buatku--kalo yang ini sih enggak apa-apa, itung-itung explore Salatiga, hehe.
Setelah kami menghabiskan hampir seharian berkeliling ke tempat sanak saudara temanku, akhirnya kami kembali pulang untuk beristirahat. Barulah pada malam hari kami memiliki acara bebas. Karena bingung mau apa di rumah, akhirnya temanku mengajakku untuk menyambangi salah satu cafe di dekat rumahnya.
Tempat yang terletak di Jl. Imam Bonjol No. 31, Salatiga--kalau enggak salah terletak di dekat pom bensin--ini bisa dibilang tempat yang ramai dan strategis. Dari luar, tempat ini didominasi oleh warna gelap yang menampilkan kesan cozy, comfort, dan elegan, membuat daya tarik tempat ini semakin kuat. Udah gitu, kami datang pada saat masih dalam suasana lebaran, membuat orang-orang yang ingin berkumpul dan mengobrol juga semakin banyak. Kami hampir kehabisan tempat, tetapi untungnya masih ada meja segitiga di bagian tengah yang kosong dan masih dapat kami tempati. Dengan cepat, kami pun segera menempati tempat tersebut. Aku gak rela kalo udah jauh-jauh dan sekalinya ke Salatiga serta nemu tempat cozy kayak gini eh malah harus pulang dengan sia-sia. Pokoknya sebisa mungkin aku harus nyicipin makanan, minuman, dan suasana di tempat ini.
Setelah cukup lama menatap daftar menu di papan tulis hitam yang terletak di bagian atas area barista, akhirnya aku pun menjatuhkan pilihan kepada Hot Red Velvet Latte dan entahlah aku lupa namanya, pokoknya itu adalah roti isi whipped cream dan saus strawberry yang dihiasi dengan satu scoop es krim vanilla sebagai topping-nya. Well, makanan dan minumanku malam itu bertema serba merah pokoknya, hihi. Harga dari makanan dan minuman ini masih berkisar belasan ribu, kok. Jadi jangan khawatir sama kantong, harganya masih bisa dijangkau.
Ketika pesananku datang, aku excited ketika ngeliat latte art di red velvet latte-ku. Latte art kali ini bergambar beruang yang unyu dan bikin aku jadi merasa sayang untuk meminumnya--dan otomatis bakal ngancurin latte art-nya. Maka dari itu, aku menyesapnya pelan-pelan biar latte art-nya enggak cepet hilang, sekaligus untuk mereview rasa dari Hot Red Velvet Latte ini.
Rasa manis red velvet pada minuman ini bisa dibilang kuat menurutku. Aku yang enggak terlalu suka minuman yang terlalu manis sejujurnya kurang cocok dengan minuman ini. Tetapi disamping rasa manisnya yang kuat, red velvet ini tidak mengecewakan. Rasa red velvet-nya bahkan mengingatkanku pada Red Velvet Cake Roll di Starbucks.
Beralih pada pesananku lainnya yaitu roti-es krim, aku merasakan rasa yang unik disini. Rasa gurih-asin dari roti tawar yang dipanggang, dipadukan dengan es krim vanilla yang manis yang dapat menutupi rasa tawar dari krim isi di bagian tengah roti serta siraman saus strawberrry menghasilkan perpaduan rasa yang enak banget! Ditambah lagi krimnya yang lembut membuat makanan ini sukses menghibur mulutku. Sayangnya saus strawberry-nya kurang banyak, aku mau tambah! Hehe.
Overall, dari segi tempat dan hidangan dari fifty-fifty coffee shop ini menarik untuk dicoba. Furniture berupa sofa-sofa empuk dan nyaman, dominasi warna gelap pada kedai kopi ini, pencahayaan yang tidak terlalu terang, serta musik latar dari deretan billboard hits membuat aku dan teman lamaku nyaman untuk berlama-lama kangen-kangenan disini. Apalagi tempatnya asik banget untuk dijadiin tempat untuk ngobrol panjang bagi orang-orang yang udah lama enggak ketemu kayak kami ini. Ya... kalau keadaan kedai ini lagi enggak terlalu rame...
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderfood: My every lunch-dinner life
RandomTulisan ini adalah hasil review saya terhadap beberapa tempat makan yang telah saya kunjungi (untuk saat ini masih di wilayah Pulau Jawa dulu). Hasil review ini berdasarkan penilaian pribadi saya terhadap makanan atau tempat makan tersebut (jadi maa...