"Persahabatan terlahir pada saat ketika satu orang berkata kepada orang lain: "Apa! kamu juga? Saya kira haya saya saja."
~ C.S. Lewis~
⬜⬛⬜
Aina berdiri di depan gerbang sekolah barunya sambil sesekali matanya menjelajah sekitar. Sekolah ini lumayan besar dari apa yang diperkirakannya, dia sebenarnya tidak ingin berekspetasi terlau tinggi tentang sekolah barunya, namun realita yang ada malah membawanya terlihat kerdil dibandingkan bangunan di depannya saat ini. Melihat bagaimana padatnya area parkir kendaraan maka tempat ini pasti memiliki banyak sekali murid.
Di atas gerbang terpampang jelas tulisan berhuruf kapital yang cukup besar bertuliskan SMA TARUNA JAYA. Bangunan yang didominasi cat berwarna hijau muda itu memberikan kesan asri dan juga bersih, walaupun sebenarnya masih ada sampah plastik dan daun-daun kering di beberapa area halaman. Pohon-pohon kecil yang tidak terlalu lebat berdiri kokoh mengelilingi setiap sisi halaman. Bohong kalau Aina bilang Aina tidak mengagumi sekolah ini.
Ayahnya bilang bahwa beliau menyekolahkan Aina di tempat yang bisa dibilang tidak terlalu bagus, tapi apa buktinya sekolah di hadapannya kini bahkan memiliki halaman yang luas dan bangunan yang bertingkat tiga. Letaknya yang berada di tengah-tengah kota tidak terpikirkan olehnya bisa mendapat halaman yang seluas ini, yah...walaupun masih kalah luas jika dibandingkan sekolah lamanya.
"Kalau kayak gini dibilang gak terlalu bagus, gimana bentuk sekolah yang lebih bagusnya lagi." gumam Aina yang hanya dapat didengar olehnya sendiri.
Aina memandang ke sekelilingnya, para remaja seusianya beramai-ramai masuk ke dalam halaman bangunan itu dengan seragam sama sepertinya. Mereka lebih banyak yang menggunakan kendaraan daripada berjalan kaki, ini berbeda sekali dengan di Singapura, dimana kebanyakan muridnya lebih nyaman berjalan kaki atau bersepeda daripada harus naik kendaraan bermotor atau mobil.
Lalu lintas untuk menuju ke sini pun ternyata sangat macet, untung dia datang cukup pagi sehingga berhasil sampai di sini satu setengah jam setelahnya, belum lagi polusi udara yang semakin buruk karena asap kendaraan, padahal ini masih pagi. Di trotoar jalan tadi juga banyak sekali orang-orang yang parkir sembarangan, pedagang dengan gerobak kecil memenuhi trotoar yang sepengetahuannya khusus digunakan untuk pejalan kaki. Dia tidak tahu, apakah di negara ini trotoar sudah berubah fungsi.
Aina menghembuskan napasnya untuk menetralkan degub jantungnya karena akan memulai hari baru di sekolah baru dan juga pastinya mencari teman baru lagi, Aina mengeratkan kedua tangannya pada tali tasnya lalu berjalan masuk ke dalam sekolah tersebut. Dia memutuskan untuk bertemu dengan salah satu guru dulu mungkin untuk menanyakan ruangan kepala sekolah.
⬜⬛⬜
Aina sekarang sedang berada di depan kantor guru setelah sebelumnya dia pergi ke ruang kepala sekolah untuk mengurus beberapa hal tentang keperluan sekolahnya nanti. Lelaki yang sudah berumur sekitar lima puluhan itu menyuruh Aina menemui Ibu Renata di ruang guru untuk mengantarkannya ke ruang kelas barunya, sebelumnya beliau meminta maaf karena tidak bisa mengantarkan Aina ke sana karena ada beberapa keperluan yang harus dikerjakannya.
Aina memakluminya karena memang seorang kepala sekolah memiliki banyak kesibukan, toh Aina bisa pergi sendiri kesana. Untungnya dia bukan merupakan sosok pemalu sehingga mempermudah hari pertamanya saat ini.
Di sinilah Aina sekarang, berdiri seperti orang kebingungan untuk mencari seorang guru yang bernama Ibu Renata, bahkan kepala sekolah tidak memberikan sedikit pun ciri-ciri dari guru yang akan ditemuinya saat ini. pada akhirnya Aina melangkahkan kakinya menghampiri seorang guru laki-laki yang sedang sibuk dengan komputer dihadapannya. Tangannya menari dengan lincah di atas keyboard hitam yang sedikit berdebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Series [1] : 5 Red Sweet [End]
Genç KurguKerena keadaan yang memaksa kedua orangtuanya, membuat Aina juga harus ikut meninggalkan negara kelahirannya, Singapura ke negara tetangga, Indonesia. Dari gadis polos dan pendiam Aina berubah menjadi sosok yang berkebalikan dari sifat aslinya, keti...