Satu

185 26 5
                                    

Lapangan dipenuhi dengan sorak-sorai para supporter yang berdiri mengelilingi lapangan, menonton sebuah pertandingan basket antara kelas IPA-1 dengan IPA-5.

Sebagai kapten, Nero memimpin kawan-kawannya dengan baik, posisi penting dipegangnya, Nero berlari sambil men-dribble bola dengan lincahnya.

Semua lawan berhasil dilewatinya dengan gesit, dalam teamnya terdiri dari Edgar, Juno dan Diki. Mereka berempat.

"Main aja sendiri, gue gak dikasi bola" umpat Edgar kesal sambil berjongkok di tengah lapangan menatap ketiga temannya yang sibuk mencari celah agar terlepas dari penjagaan musuh.

"Gar, cari tempatlah!" teriak Nero yang melihat Edgar hanya berjongkok dan tidak membantu sama sekali.

"Gue kira, gue gak ikut main" balas Edgar dan semua siswa yang melihatnya tertawa, Edgar lalu bangkit dan kembali bermain.

Beberapa menit berlalu, pertandingan berjalan dengan serius dan menegangkan karena score dari kedua kubu seimbang.
Team Nero terlihat bermain lebih serius dan kompak dari sebelumnya, tak sengaja saat bola dikuasai oleh lawan, mata Nero melirik ke arah time-table, waktu tersisa hanya lima menit lagi, karena ingin lebih unggul dari lawannya, Nero berteriak kepada Juno yang sedang meng- rebound bola "No, passing ke gue".

Juno mengangguk, bertepatan saat lawan mereka gagal men-shooting bola, Juno yang mengambil alih bola lalu bersiap melemparnya ke arah Nero yang berdiri hampir di pinggir lapangan, semua orang tegang menonton pertandingan yang hanya tersisa beberapa menit lagi.

Dengan gesit Juno melakukan stutter step pada lawan yang mencoba menghalangi jalannya, namun saat hendak melewati guard pada kubu lawan, Juno kesulitan, dia sempat melakukan pivot namun tetap saja usaha untuk menghindar selalu gagal.

Nero yang melihat ketiga temannya sedang dijaga oleh lawan mendengus karena saat ini sedang sulit untuk mencari celah.
Nero terus melakukan stutter step dan saat dia sedikit mendapatkan celah untuk bebas, dengan gesit dia melewati lawannya lalu meminta bola pada Juno "No, sekarang"

Juno hendak melakukan assist namun karena saking panik dan tegang yang bercampur jadi satu, Juno lengah, dengan melempar ke arah Nero namun gagal ditangkapnya karena lemparan Juno terlalu keras, alhasil bola out sangat jauh dan tidak disangka mengenai kepala seseorang yang tiba-tiba saja berjalan dibelakang ring hingga semua siswa berhamburan kesana untuk melihat kondisi siswa itu.

Nero awalnya mengumpat, namun saat melihat siswa yang lainnya berteriak histeris pada korban lemparan gagal yang dilakukan Juno, Nero bergegas menghampirinya.

"Dia pingsan"

"Itu Seva bukan?"

Nero membelah kerumunan kemudian berjongkok dekat dengan Seva.

"Astaga, ada aja penghalang kemenangan gue"

***

"Udah bangun belum?"

Nero mengedikkan bahunya saat menerima pertanyaan dari Edgar.

"Itu pertanyaan ke tiga puluh lima kali sejak sejam yang lalu lo nanya" kata Juno sewot, Edgar memincingkan matanya.

"Eh, domba. Dia pingsan juga karena lo, bego" ucap Edgar.

"Ya mana gue--"

"Udah, udah. Pusing gue liat kalian berdua, dah" sela Diki, jika perdebatan antara Edgar dan Juno tetap berlanjut, mungkin Diki akan bernasib sama seperti gadis yang sedang tertidur didepan mereka itu.

Just a FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang