Lagu A sky full of stars - coldplay mengalun bersamaan dengan Nero yang memejamkan matanya seraya menikmati musik melalui tape.
Saat ini Nero berada di parkir sekolahnya, bel pulang sekolahnya sudah berbunyi dari sepuluh menit yang lalu, tapi Nero masih di dalam mobil dan tidak berniat sama sekali untuk meninggalkan area sekolah.
Nero menghela napas perlahan, mencoba meluapkan rasa lelah yang selalu melanda dirinya, entah itu secara fisik maupun batinnya. Banyak hal yang Nero pikirkan.
Hari-hari yang Nero jalani juga selalu saja terasa melelahkan, rasanya mencari sedikit ketenangan adalah yang Nero butuhkan saat ini.
Dengan mata terpejam Nero mencoba mengingat-ingat apa yang harus dilakukannya untuk menghilangkan rasa lelah itu, jujur Nero tidak bisa memendamnya seorang diri.
Disaat seperti ini Nero jadi teringat dengan kakak perempuannya yang bernama Nisya.
Jika Nisya berada disini, Nero bisa saja mencurahkan segala keluh kesah pada kakak perempuan yang selalu menjadi obat bagi luka yang dialami Nero.
Nisya selalu bisa Nero andalkan, sebagai kakak, Nisya sangat menyayangi dan menjaga Nero, bagaikan seorang ibu, Nisya tidak pernah membiarkan Nero merasakan sakit dalam hal apapun.
Mata Nero berkaca-kaca, sudah hampir empat tahun Nisya pergi jauh darinya, Nisya yang sedang melanjutkan sekolahnya di Standford University, Amerika Serikat membuat Nero selalu merasa kesepian, apapun masalah yang menimpa Nero, Nisya selalu berada di sampingnya.
Nero menyalakan mesin mobilnya, tapi belum beberapa detik ponsel Nero bergetar, Nero segera mengambil dan membaca pesan yang masuk, mata Nero sukses membulat saat membaca isi dan nama pengirimnya.
Nisya Alfania Faron :
Ne, jemput gue di bandara.Nero sedikit kaget dengan apa yang terjadi, banyak pertanyaan yang ingin dia berikan pada Nisya nanti. Dia harus meminta penjelasan untuk kedatangan kakaknya yang secara tiba-tiba itu.
Dengan kecepatan penuh dia melajukan mobilnya keluar dari area sekolah dan menuju ke bandara untuk menjemput kakak yang sudah lama dirindukannya itu.
***
"Surprise!!!" Nero memeluk erat perempuan yang berdiri didepannya saat ini.
"Kenapa lo tiba-tiba disini, kak? Kenapa gak ngabarin gue dari dulu?" wajah Nero agak cemberut bertanya pada Nisya, Nisya tersenyum lalu mencubit pipi adik bungsunya itu "Kan biar surprise, Ne. Ih unyu banget si adek kakak?" Nero terkekeh.
"Kangen, kak" ucap Nero sambil kembali memeluk Nisya dengan lebih erat "Ululu, gue tau"
Mereka melepaskan pelukan, kemudian Nisya meneliti Nero "Sejak kapan adik kakak suka ngegym?" goda Nisya, Nero salah tingkah dan tertawa "Biar keren gitu, Kak. Gue kan udah gede"
Nisya tertawa, tidak menyangka adik yang dulu ditinggalkan saat masih duduk di bangku smp dan masih suka minta ditemani saat tidur, kini sudah tumbuh menjadi cowok yang tinggi dan keren juga.
Nisya melewatkan banyak kesempatan untuk melihat adik kesayangannya itu tumbuh dewasa.
"Lo apa kabar, kak?" tanya Nero sambil berjalan membawa barang-barang milik Nisya.
"Ya gini-gini aja, Ne. Oh iya, Gue cuma seminggu di Indonesia"
Nero menoleh kearah Nisya "Udah pulang gak bilang-bilang, tinggalnya cuma bentar doang lagi" Nisya tertawa "Gue masih banyak tugas, Ne. Soon pasti lama kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Feeling
Teen FictionBerawal dari sebuah pertandingan basket yang tidak sengaja membuat Nero dekat dengan seorang gadis jutek nan pemarah di sekolahnya. Hari demi hari berlalu, Nero semakin dekat dengannya, walaupun Nero membantah yang namanya 'takdir' tapi dia tetap sa...