Bagian 20

5K 258 0
                                    

Author PoV

Aku mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang, kebisuan menyelimuti diri ku dan Dera.

You're so stupid Velo...

Lihat apa yang sudah kamu perbuat...

Sesekali aku melirik Dera lewat ekor mata ku namun gadis itu tidak bergeming dari duduknya. Sepanjang perjalanan Dera terus saja memandang keluar jendela tanpa mengatakan sepatah kata pun. Aku menjadi gelisah melihatnya, semua ini karna kesalahan ku... karna pertanyaan bodoh ku.

"Hm, Dera..." aku mencoba memecahkan kesunyian.

Dera masih tidak bersuara...

"Dera, aku minta maaf jika pertanyaan ku tadi menyinggung perasaan mu..."

Aku menahan nafas melihat reaksi Dera.

"Tidak apa pak Velo, anda tidak salah..." akhirnya Dera bersuara walaupun ia masih memalingkan wajahnya ke jendela.

"Dera..."

Aku mencengram stir dengan kedua tangan ku hingga kuku kuku jariku memutih.

"Dera, please..."

Pelan pelan Dera memalingkan wajahnya menghadap ke arah ku.

Damn...

Ciiiittt

Aku langsung menginjak pedal rem saat melihat wajah Dera. Hidung dan matanya memerah, Dera menangis.

"Dera, are you okay... oh, i'm really sorry Dera... aku tidak bermaksud menyinggung perasaan mu..." ada penyesalan yang begitu dalam saat aku melihat Dera menangis.

Ini terjadi lagi...

"Sudahlah pak Velo, anda tidak salah... saya yang terlalu sensitif menanggapi pertanyaan anda..." Kulihat mata Dera mulai berkaca kaca saat mengatakan hal itu.

"Saya memang memutuskan untuk tidak berteman dengan siapa pun karna saya tidak seperti perempuan pada umumnya. Bapak pasti mengerti itu..."

Aku meremas rambut ku frustasi, "Jangan berkata seperti itu Dera..."

"Saya tidak bisa mengingkari kenyataan pak Velo..." ucapnya lirih.

"Tapi kau bisa merubah kenyataan itu Dera..." tiba tiba aku teringat malam dimana aku melihat Dera di Verizza Club dan hal itu sukses menyulut kemarahan ku.

"Berhentilah menjadi pelacur... berhenti menjajakan dirimu..." ucap ku kesal.

Dera memandang ku, matanya membelak...

"Maksud bapak...??" suaranya terdengar bergetar.

"Sial...!!" Aku memukul stir keras keras hingga membuat Dera tersentak kaget.

"Jangan lagi menjajakan dirimu di Verizza Club Dera..." aku memalingkan wajah ku, aku tak sanggup menatap wajah Dera saat ini. Bayangan malam itu melintas kembali di kepala ku. Hatiku seketika memanas mengingat bagaimana tubuh Dera dijamah oleh para pria hidung belang. Aku tidak rela...

"Bapak tau...?? Verizza Club..." ucap Dera terbata.

"Ya aku tau... aku melihat mu di sana malam itu... aku melihat bagaimana laki laki brengsek itu memperlakukan mu, menyenruh tubuh mu... arrgghh..." tanpa aku sadari suara ku telah naik satu oktaf, aku berteriak di depan Dera.

Tubuh Dera tersentak ke belakang, air mata langsung membanjiri wajahnya.

"Biarkan saya turun di sini pak..." Dera telah bersiap keluar dari mobil ku, ia membuka seatbelt nya.

Kupu Kupu Liarku (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang