Bagian 30

5K 260 0
                                    

Velo PoV

"Karna Dera bukan wanita yang pantas untukmu..."

Aku mengucapkan kalimat itu dengan tegas sambil menatap Chandra dengan tajam.

Mataku menangkap pergerakan kecil dari tubuh Dera. Sebelum ia memalingkan wajahnya aku sempat melihat air mata telah menggenangi kedua pelupuk matanya.

Astaga... Dera, kau menangis...??

Maafkan aku... maafkan aku Dera...

"Maaf pak Velo saya tidak mengerti apa yang bapak bicarakan..." ucap Chandra dengan wajah bingung. "Mengapa bapak bisa menilai bahwa Dera bukan wanita yang pantas untuk saya...??"

Sialan, rumit sekali berurusan dengan manusia yang satu ini...

Hening...

Aku langsung menatap Dera yang masih saja menyembunyikan wajahnya dariku juga Chandra.

"Karna Dera adalah milikku..."

Seketika itu tubuh Dera menegang, ia langsung memalingkan wajahnya memandang ku. Tatapan matanya menyiratkan sebuah pertanyaan, tatapan itu menuntut penjelasan atas kalimat yang kuucapkan barusan.

"Maksud pak Velo...??" Reaksi Chandra tak jauh berbeda dengan Dera. Namun laki laki itu bisa dengan cepat menutupi keterkejutannya.

"Aku rasa kau cukup pandai untuk mengerti apa maksud perkataan ku... jadi sebaiknya kamu mengurungkan niat mu untuk mendekati Dera..."

Chandra memandang ke arah ku dan Dera secara bergantian.

"Oh, ya... saya mengerti...  i see... " ucap Chandra sambil tersenyum.

Jika Chandra terlihat sudah bisa mengendalikan dirinya dari rasa terkejut lain halnya dengan Dera, ia masih membatu di tempatnya... gadis itu terlihat bingung dengan keadaan ini.

"Tapi masih bisakah saya berteman dengan Dera...??" Tanya Chandra.

"Silahkan, bukan hak saya mengatur dengan siapa Dera berteman..."

Tak perlu menunggu lama Chandra langsung berpamitan pada ku juga Dera.

Hatiku bersorak, baguslah... ternyata dia cukup tau diri...

"Dera... Dera..." aku mengguncang pelan bahu Dera. Gadis ini masih saja diam terpaku di tempatnya berdiri.

"Apa maksud bapak berkata seperti itu...?? Mengapa pak Velo melakukan ini...??"

Aku berani bertaruh, sebentar lagi bulir bulir bening di mata Dera pasti akan mengalir membasahi kedua pipinya.

"Apakah pekerjaan mu masih banyak...??" Aku balik bertanya tanpa menggubris pertanyaan Dera.

Dera menggelengkan kepalanya...

"Baguslah, segera rapihkan barang barang mu kita akan keluar sekarang..." ucapku sambil meninggalkan Dera yang masih berdiri membatu di tempatnya sekarang.

10.16

"Sepertinya tidak mengapa jika aku meninggalkan kantor sekarang..." gumamku pelan.

Aku langsung menekan tombol lima pada intercom ku.

"Ya pak Velo..." Suara Anna, sekretaris Erlangga terdengar di seberang sana.

"Suruh Erlangga ke ruangan ku sekarang..."

"Baik pak..."

Aku memijat pelipisku pelan, "Salahkah yang aku lakukan tadi...?? Apakah Dera terluka oleh perkataan ku...??"

Kupu Kupu Liarku (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang