Bagian 25

4.7K 266 1
                                    

Velo PoV

Brak

Pintu ruangan ku terbuka dengan keras, Erlangga muncul dibaliknya dengan raut wajah tegang.

"Bagaimana Vel...?? Apa kau akan langsung berangkat ke sana..??"

"Ya, hal ini tidak bisa di tunda lagi Lang atau kita akan mengalami kerugian besar kalau sampai proyek ini mengalami penundaan..."

Erlangga langsung duduk di sofa sambil membentangkan kertas besar di atas meja. Tanpa perlu melihatnya aku tau kertas apa yang sedang di lihat oleh Erlangga.

Salinan sketsa hotel yang akan dibangun di Makassar...

Saat ini proyek di Makassar sedang mengalami sedikit kendala, para pekerja kami di sana mengalami kesulitan membaca sketsa yang di buat oleh arsitek perusahaan kami. Entah mengapa hal itu bisa terjadi... aku masih menunggu kedatangan Lucky Chandra, arsitek kami, untuk menjelaskan hal itu.

"Kapan kau akan berangkat ke sana, Vel...??" Tanya Erlangga tanpa mengalihkan perhatiannya dari kertas yang ada di hadapannya.

"Segera... aku masih menunggu Chandra dan juga Dera yang sedang mengambil berkas di apartemen ku..."

Tok tok tok

"Masuk..."

"Selamat siang tuan Velo..." Lucky Chandra, arsitek perusahaan ku datang sambil membawa beberapa gulungan kertas di tangannya.

"Silahkan masuk Chandra..." ucap ku sambil berdiri menghampiri laki laki muda itu.

Chandra meletakkan kertas kertasnya di atas sofa dan berjabat tangan dengan ku juga Erlangga.

"Apa kabar anda pak Velo... pak Erlangga...??" Sapanya ramah.

"As you see..." jawab ku.

"Baiklah, kita bicarakan masalah ini di ruang meeting... ayo Chandra..."

Erlangga menggulung kembali kertas yang terbentang di atas meja.

"Kalian duluan saja... aku akan menyusul sebentar lagi..." ucapku.

Erlangga menganggukan kepalanya dan berjalan keluar dari ruangan ku di ikuti oleh Chandra.

Aku mengambil ponsel ku dan mendial nomor Dera di sana...

"......."

"Dimana kau Dera...??"

"......."

"Baiklah, langsung temui aku di ruang meeting..."

Aku menghela nafas lega setelah mendengar suara Dera barusan. Setidaknya aku tau dia baik baik saja saat ini. Sebenarnya ada sedikit rasa khawatir saat aku harus menyuruh Dera mengambil berkas di apartemen ku, aku tidak tenang membiarkannya pergi dengan hanya di temani oleh Felix, supir perusahaan.

Bukan aku tidak mempercayai Felix, aku tau dia laki laki yang baik melihat bagaimana dedikasinya terhadap perusahaan ini selama lebih dari tujuh tahun, namun rasa khawatirku sesungguhnya ada pada Dera. 

Aku tidak mungkin membiarkannya berada dalam kondisi hanya berduaan dengan laki laki dalam satu kesempatan. Banyak hal bisa terjadi, salah satunya adalah Dera yang tiba tiba saja histeris ketakutan seperti dulu walau pun aku sadar kemungkinan hal itu terjadi kurang dari lima persen saja.

Untuk mengantisipasi hal itu aku menyuruh Dera mengajak Lisa untuk menemaninya. Kenapa Lisa...?? Karna hanya gadis itu satu satunya orang yang kulihat sering berbincang dengan Dera selama di kantor.

Kupu Kupu Liarku (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang