Promise Part 14

1.2K 45 1
                                    

Selina POV

Pagi ini jam 06.30, aku mengeluarkan mobil mini pink-ku dari garasi. Dijalan aku santai menyetir mobil sambil mendengarkan musik Justin Bieber - Cold Water di radio lokal. Alunan nada beatnya membuatku menikmati nyanyiannya. Saat sedang menikmati alunan lagu, aku merasa ban mobilku tidak seimbang. Aku memberhentikan mobilku, ternyata benar ban nya bocor. Aku kesal!! Kulihat jam tanganku berwarna gold menunjukan pukul 06.45, omg. Aku bisa terlambat. Bel masuk akan berbunyi 15 menit lagi. Aku menelepon sopirku agar bisa membawa mobil ini ke bengkel. Aku sudah pasrah akan terlambat, aku pun menunggu sampai sopirku datang.

5 menit berlalu aku sedang mengutrek handphoneku, tiba-tiba ada sebuah motor sport berwarna hijau daun berhenti didepan mobilku, saat dia membuka helmnya. Sepertinya aku kenal. Yap, dia Raditnya Mendes.

"Heh, bel sekolah tinggal 10 menit lagi. Ayooo ikut gue aja. Buruu" Radit menyuruhku naik dengan cepat kemotornya karena bel sekolah akan segera berbunyi, dan pagar sekolah juga akan segera dikunci.

"Eh iya iyah, tapi gapapa kan? Sopir gue lama."

"Yaudah gapapa ayoo, cepett." aku pun menaiki motor sportnya, Raditpun langsung tancap gas.

Sesampainya di depan sekolah, aku dan Radit diperkira tidak akan terlambat. Tapi nyatanya, bel sudah berbunyi 2 menit yang lalu. Aku memohon kepada bapak keamanan agar membuka kuncinya, ternyata tidak diperbolehkan. Katanya harus menunggu osis untuk memberi hukuman. Omg.

"Maafin gue ya gara-gara gue lo jadi ikutan telat." aku merasa tidak enak kepada Radit.

"Gausah minta maaf lagian gue juga sama aja telat ko, gue kesiangan. Kebetulan aja gue ketemu lo." tidak sadar Radit menyentuh tanganku dengan halus, mungkin dia tidak sengaja. Aku hanya tersenyum.

"Yaudah semoga aja giliran yang kasih hukuman hari ini si ketos Drew. Jadi gue bisa mohon-mohon sama dia." Radit berharap.

Setelah 5 menit menunggu didepan gerbang sekolah yang terkunci, ternyata benar saja ketua osis yaitu Drew yang sedang mendapat giliran memberi hukuman. Dia melihatku dan Radit. Dia pasti tau kami terlambat, dan memohon untuk membukakan gerbangnya. Radit tersenyum senang saat melihat Drew menghampirinya.

"Drew lo kan sahabat gue, plis jangan Kasih kita hukuman." aku melihat Radit memohon kepada ketos yang sombong ini.

"Ya gue ga kasih lo hukuman, gue sekarang cuma ngasih hukuman ke cewe pirang ini. Dia anak baru udah berani telat." sinis Drew kearahku, sumpah cowo ini sangat membuatku ingin menonjoknya.

"Eh janganlah kasian dia cewe, yaudah gue aja yang di hukum. Selina jangan." Radit malah menolongku lagi.

"Kaga usah lah, biarin biar gue aja yang dihukum. Makasih buat tumpangannya ya tadi, lo masuk aja kekelas duluan. Gue gapapaa ko dihukum sendirian." aku menahan amarahku, bagaimanapun aku memang salah. Jadi aku pantas untuk dihukum.

"Yaudah sel, awas lo ketos kalo ngasih hukuman yang berat buat Selina gue." Radit meninggalkan ku bersama Drew, aku melihat Drew menggelengkan kepala karena melihat kelakuan sahabatnya itu. Aku pun tersenyum melihat Radit begitu.

"Ngapain lo senyum-senyum, ayo ikut gue." aku mengikuti arah kemana dia akan membawaku, untuk diberi hukuman. Ternyata dia membawaku sebuah taman sekolah. Disana banyak dedaunan jatuh berserakan, rumput-rumput yang panjang.

"Nah lo bersihin taman sekolah sekarang. Kalo udah selesai, keruang piket guru buat ngedata ya." dia meninggalkan ku sendirian dengan cuek. Tumben amat ga cerewet, ga ngehina gue.

"Terus lo ga ngawasin gue gituu?" kataku penasaran dengan sedikit teriak, bukannya kalo Kasih hukuman kan kudu di awasin? Aneh deh itu osis.

"Kaga, gue mau ngedata murid yang lain diruang piket guru." dia menghilang meninggalkanku.

1 jam aku mengerjakan hukumanku, sungguh cape. Mencabut rumput yg panjang dan membersihkan dedaunan yang berserakan. Setelah itu aku berjalan menuju ke ruang piket guru, kulihat Drew yang masih ngedata murid yang telat. Kuhampiri dia yang sedang sibuk

"Ketua osis, gue udah selese." kataku dengan malas.

"Siapa nama lo? Nama lengkap." Drew masih sibuk menulis data-data murid tanpa sekalipun melihat kearahku.

"Selina Ayunda Retno." jawabku singkat, tiba-tiba Drew langsung melihat kearahku dengan cepat. Sampai membuatku kaget. Dan dia menatapku dengan wajah yang tidak dapat diartikan.

"Apaan sih lo ngeliatin gue gitu, cepet data gue. Gue mau kekelas." aku merasa risih, kenapa Drew melihatku seperti itu. Sedangkan disekeliling ku ada beberapa guru mengawasi kami.

"Eh, eee... Ohh yaudah lo kekelas, gue data sekarang. Kalo lo telat lagii, gue Kasih hukuman yang lebih berattt. Inget lo." katanya dingin.

Aku langsung meninggalkannya dengan cepat, karena 1 jam telah berlalu pelajaran pasti sudah dimulai.

.............................................................

VOTEEEEEE VOTEEEEE AND FOLLLLOOWWWW NOWW!!!! 😍😍😍😍

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang