Promise Part 10

1.4K 43 0
                                    

⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆
GAMBAR DIATAS ADALAH RADITYA MENDES DAN DREW DEWATA.
.............................

Aku sebenernya menghindari Radit, karena risih dia terus-menerus menatapku. Apa mungkin dia menyukaiku? Oh tidak, dia kan temannya Drew.

"Sel, kayaknya Radit suka sama lo deh" kata Meria mangut-mangut.

"Engga deh, mer." ternyata Meria satu pikiran denganku, omg.

"Ih lo mah ga peka, liat aja tadi dia terus-terusan natap lo. Astagaaaa, lumayan ganteng tauuuuu" Meria malah muji Radit. Ew

"Udah ah, lupain" aku meninggalkan Meria yang masih berdiri dibelakangku.

Aku memasuki kelas, tiba-tiba ada kaka kelas populer menawariku eskul cheerleaders, yaitu Barbara Palvin, Madison Elle, dan Sizl Swift. Aku kaget, sebelumnya aku tidak pernah ada niatan untuk ikut eskul, apalagi eskul cheerleader.

"Sel, lo mau ya jadi anggota cheerleader kita? Hm?" Kaka kelas dengan rambutnya yang cokelat wavy itu menawariku, Barbara.

"Em, gimana ya ka. Gue masih belum kepikiran buat ikut eskul." aku tidak percaya akan diajak langsung dengan team leaders paling populer disekolah.

"Gapapa Sel, ikut aja. Lo cantik, tinggi, cocok ikut cheerleader." Meria ingin aku setuju akan tawaran itu.

"Em, yaudah gue coba dulu ya ka." aku melihat team leader bersorak senang.

"Tapi lo nanti sepulang bazar, gue kenalin sama ketua cheerleader yaa, Cara Wolftama. Kita ketemu di aula sekolah." team leaader meninggalkan ku dengan hati yang senang, mungkin.

Aku dan Meria keluar kelas lalu pergi ke tempat bazar lagi, aku dan Meria meminta seseorang untuk memoto kami. Kami pun berfoto selayaknya sedang benar-benar bahagia.

     Setelah selesai asik berfoto, ternyata Drew sedang memperhatikan aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai asik berfoto, ternyata Drew sedang memperhatikan aku. Akhirnya dia menghampiri aku dan Meria, sampe-sampe Meria teriak dalam diam sambil mencubit tanganku. Aku tau dia tergila-gila dengan Drew Dewata, ew.

"Heh, cewe pirang. Minggir sih, gausah foto-foto disini. Ga enak diliat sama adik kelas." tiba-tiba datang mengusir, dasar aneh.

"Apaan sih, iri lo? Ganggu aja" kataku teriak, ga terima diganggu.

"Em eh, kenalin gue Dimeria Lovato. Lo udah saling kenal ternyata?" Meria dengan polosnya, langsung memperkenalkan diri ke cowo aneh itu.

"Eh iya, hey dime. Lo pasti tau nama gue kan? Gue ga perlu kenalin diri." Gila, cowo sombong! Gumamku dalam hati.

"Panggil gue Meria, okay?" Meria membenarkan nama panggilannya.

"Okay, udah sana kalian gaboleh foto-foto disini lagi. Ganggu yang lagi bazar." katanya masih tetap mengusir.

Aku langsung meninggalkan tempat tadi, bagaimana pun dia ketua osis jadi harus menuruti apa katanya. Okay. Duh, aku harus menjelaskan nih, pasti Meria akan bertanya bahwa aku sudah saling kenal dengan Drew. Huhf..

"Sel, dikira gue lo gakenal sama Drew. Ko lo bisa kenal sih? Lo siapanya Drew?" tuh kan, Meria benar bertanya.

"Hhh, gini ya mer. Gue ga sengaja ketemu sama dia waktu di starbucks, tapi gue ga pernah yang namanya kenalan, dia sombong orangnya. Gue ga suka." aku menjelaskan.

"Oh, tapi lo ga ada perasaan suka kan sama Drew?" tanya Meria hati-hati.

"Ih kaga, amitt amitt deh" aku pergi meninggalkan Meria yang berdecak kesal.

Aku membeli eskrim di bazar sekolah, yang dijual salah satu adik kelas. Aku merasakan dengan nikmat, emmm yummy. Aku sangat menyukai eskrim, love it.

"Sel, deketin gue sama Drew sih, please?" Meria memohon seperti itu membuat ku sampai terbatuk-batuk.

"Ga salah denger gue?"

"Enggaa ih, lo tau kan? Gue tergila-gila sama yang namanya Drew Dewata." Meria menempelkan eskrim dibibirnya, sambil membayangkan wajah Drew.

"Gue ga pernah kenal sama dia, gue ga sengaja ketemu. Gue tuh ga deket-deket sama Drew. Maaf gue gabisa bantu lo, mer." lalu aku duduk di dekat pohon beringin.

"Yaudah deh" aku melihat Meria kecewa.

"Eh, gelang promise gue kemanaaaa??? Ko ilangg?? Ya ampunnnnnn" aku mencari gelang itu kemana-mana, Meria juga ikut bantu mencari.

Aku menangis menyesal, harusnya aku tidak memakai gelang itu tadi. Hikss. Maafkan aku Yori, aku menghilangkan gelang itu. Aku menyesal.

........................

VOTEEEEEEE YA GUYSSSSS, THANKS......

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang