Promise Part 18

1.6K 58 14
                                    

SELINA POV

Jam 14.28, bel pulang sekolah akan segera berbunyi. Aku membereskan semua barang-barang sekolahku dengan mata yang sedikit ngantuk, akibat pelajaran sejarah yang terlalu banyak membahas materi ditambah lagi guru yang membahasnya dengan mellow. Aku melihat seisi kelas, sepertinya sama sepertiku, menguap. Akhirnya bel pulang pun bunyi, semua murid pun teriak dan wajahnya kembali cerah tidak ngantuk lagi. Dasar! Apalagi besok hari sabtu, jadi sekolah akan libur. Disekolah ini hanya Senin-Jumat jadwalnya. Aku pun melangkah keluar kelas, kulihat Meria yang sibuk mencari pensilnya yang jatuh di kolong meja. Akhirnya aku pun menunggunya di pintu kelas, sambil berdecak kesal Meria belum juga menemukan pensil kesayangannya. Dari kerumunan murid sekolah ini aku melihat seseorang berambut jambul berwarna dark brown datang menghampiri kelasku disaat semua murid berjalan keluar sekolah. Aku tau dia siapa, Drew. Aku melihatnya melambaikan tangan kearahku sambil tersenyum.

"Ngapain lo kesini?" aku memperhatikannya yang gugup, sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Balik bareng yu?" katanya menawarkanku.

Aku berfikir sejenak sebelum menjawab "Hmm, boleh. Tapi gue mau kekelas 12 IPA dulu nih, nganterin Meria kekelas cowoknya." Yori pun mengagguk setuju.

"Heh.. " Meria mengagetkanku, sambil nyengir ga jelas, mungkin dia sadar aku sedang bersama Drew, tapi hanya saling diam dan menatap kearah lain.

"Udah ketemu belum pensilnya?" kataku dengan dengan wajah yang sedikit kesal karena terlalu lama menunggu Meria.

"Udah hehe..." katanya dengan tangan yang menggaruk rambut sambil menunjukan pensil abalnya wkwk..

"Yaudah yuk, kekelas Gibran Dallas." aku menarik tangan Meria, ia ada disamping kiriku sedangkan Drew ada di samping kananku.

"Ka Gibran? Oh.. Jadi lo yang pacaran sama sahabat gue. Pantes hebohh.." kata Drew tiba-tiba. Meria hanya mengangguk senang.

"Oh Gibran itu sahabat lo!" sebenernya udah ga asing kalo mereka bersahabat, gue udah tau. Karena sekolah ini yang famous temenan sama yang famous juga.

"Eh, itu Gibran." kata Meria dengan tangan yang menunjuk kearah Gibran, membuat aku dan Drew mengikuti arah telunjuknya. Bagus deh dateng sendiri, jadi gausah cape-cape nyusul.

"Hai sayang.." Gibran mengecup pucuk kepala Meria, oh my gosh! Itu membuatku iri. Wkwk lebay lo.

"Hai juga, kenalin ini temen aku sayang. Selina Ayunda Retno, dan disebelahnya..." belum sempat Meria melanjutkan bicaranya, udah di sela oleh Gibran.

"Yori Drew Dewata? Oh dia sahabat aku sayang." kata Gibran memberitahu, tapi sebelumnya Meria juga sudah tau. "Lo kenal sama cewe dan temen cewe gue." kata Gibran melanjutkan kearah Drew.

"Kaga bro, gue tadi mau ngajak pulang bareng Selina temennya cewe lo, kebetulan aja bareng gitu." katanya Drew sambil melihat kearahku.

"Ohh.. Jadi ini cewe yang mau tunangan sama lo." anjirr... GIBRAN DALAS, membuat jantungku setengah mau copot. Sumpah ngomongnya kaga pelanan dikit napa. Tapi kenapa Gibran sudah tau, perasan baru keluarga aku dan keluarga dewata yang sudah mengetahuinya.

"Ko lo tau???" kataku dengan banyak tanda tanya didalam pikiranku.

"Taulah, Drew kan cerita sama gue. Pokoknya gue sama Drew itu gaada kata rahasia." katanya sambil mengangkat satu alisnya. Refleks aku langsung melihat kearah Drew, dengan tatapan tanya.

"Jadi lo udah dikasih tau, kalo kita mau tunangan? Kirain cuma gue doang yang baru dikasih tau." kataku dengan kedua tangan yang melipat didada. Kulihat Drew mengangguk.

"Yaudah, gue balik dulu ya. Mau nganterin pulang calon istri gue." DEG!!!! Drew membuat jantungku berhenti sejenak, tapi kenapa aku bahagia saat Drew mengatakan itu. Omgg!!!!!! Dengan sengaja Drew menarik tanganku, aku pun melambaikan tangan kearah mereka berdua dan mengucapkan "bye.." kulihat mereka yang sedang menahan tawanya melihat kelakuan kita berdua.

Aku mengikuti langkah Drew saat ia masih menggenggam tanganku dengan erat, ternyata ia membawaku ke parkiran mobil.

"Astagaa!!! Gue lupa? Gue kan tadi pagi bawa mobil sendiri." kesalku dengan tiba-tiba sambil memukul jidatku agak kencang. Duhh..

"Terus gajadi pulang bareng nih?" katanya terlihat kecewa.

"Kaga, maaf ya." aku memasang muka yang melas, agar ia memaafkanku. Okey, terlalu alay. Lol.

"Gabisa, kalo gue udah ngajak lo pulang bareng. Lo harus mau!! Gaada kata gajadiii ato gamau!!" Astaagaa!!! drew sangat keras kepala, sama saja seperti dulu ternyata.

"Ya terus mobil gue gimana?"

"Suruh sopir lo kesini, ngambil mobil lo." Sumpah!! Drew ini harusss dituruti permintaannya. Kesallllll..

"Apaan sih lo! Lo kan mau nganterin gue pulang doang kan? Jangan ngerepotin orang deh." aku berdecak kesal.

"Gue mau ngajak lo keluar duluu, kaga langsung pulang. Pliss kali ini lo harus nurutin kata gue, gue kangen lo. Kangen main bareng sama lo." katanya sambil mengenggam tanganku, lalu menaruh nya di pipinya. Deg! "Oke, ini udah bikin gue ga bisa nolak dia." batinku.

"Yaudah iyah, gue telpon sopir gue dulu." aku pun menelepon supirku yang berada di rumahnya, ia pun akan segera kesekolah.

"Udah kan? Yaudah yukk." Drew menarik tanganku lagi, menuju ke mobilnya.

Diperjalanan Drew menyetel radio, selang beberapa detik lagu Justin Bieber - Cold Water keluar dari mulut radio. Membuatku ingin segera menyanyi, tapi sudah didahului oleh HA? DREW, ia hafal ternyata.

"Everybody gets high sometimes, you know
What else can we do when we're feeling low?
So take a deep breath and let it go
You shouldn't be drowning on your own." Drew menyanyi lirik awalnya, whatt!!

Aku pun berniat untuk melanjutkan apa yang ia nyanyi tadi "And if you feel you're sinking, I will jump right over
Into cold, cold water for you
And although time may take us into different places
I will still be patient with you
And I hope you know." aku bernyanyi membuat Drew tidak menyangka.

"I won't let go
I'll be your lifeline tonight
I won't let go
I'll be your lifeline tonight" kami pun bernyanyi bersama.

"Lo ngefans sama Justin?" aku menanyakan langsung, soalnya Drew sangat hafal lirik lagu Justinku itu.

"Ya. Gue berharap di Indonesia ini bakal ada purpose tour. Biar gue bisa ketemu sama Justin." Drew masih fokus ke jalanan, dengan senyuman menggoda iman.

"Ha? Sama dong. Gue juga ngefans sama suami gue Justin. Gue udah dua kali loh ketemu Justin di California sama di Miami pas gue lagi liburan. Sumpah itu gue jingkrak-jingkrak ga jelas, Justin ganteng. Disana dia ga segan-segan peluk sama cium pipi gue, padahal gue ga minta." aku menceritakan bagaimana bagianya aku bertemu dengan Bebebku.

"Serius lo?gue iri sel. Kalo di Jakarta gue seringnya Meet Up bareng Beliebers Indo, sumpah gue dibilang mirip Justin mulu, padahal mah kaga biasa aja." aku mengangguk, kemudian aku memperhatikan wajah Drew yang sekilas memang mirip dengan Justin Bieber.

"Hahaha, emang mirip coeg." aku ingin membuatnya terbang tinggi. "Tapi kalo diliat dari atas monas." haha aku pun menjatuhkannya ke dasar jurang.

"Sialan lo." Drew menjitak kepalaku kesal.

.........................................

VOTEEEEE FOLLOW ANDDDDDD COMENTTTT! ITU SANGATTTT SANGATTT MENGHARGAI AKU LOHHHHHH! NEXT? VOTE DULU...











PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang