Promise Part 17

1.5K 58 4
                                    

Selina POV

"Ha? Tunangan?" Bagaimana bisa huhff... Mom and dad terlalu mengambil keputusan tanpa memberitahuku terlebih dahulu. Aku menggigit bibirku yang tipis, aku teringat saat Yori jujur padaku bahwa ia mencintaiku, akupun sama sepertinya.

"Yap. Mom dan keluarga Dewata sudah mempersiapkan semuanya" mom hanya tersenyum tipis.

"Tapi mom, aku dan Yori masih kelas 2 SMA!!! Aku belum siappp..." rengekku kepada mommy.

"Tenang aja, setelah lulus sekolah kamu dengan Yori akan segera menikah. Diperkirakan bulan depan kalian tunangan dulu, tapi karena kalian sudah saling tau mungkin minggu depan." astagaaa kenapa begitu cepat??? Mommy tegaaa.

Aku pun masuk kedalam kamarku yang dipenuhi barang-barang Justin Bieber, kulemparkan badanku di atas ranjang lalu mengetik untuk mengwhatsapp Meria di i phone milikku.

"Mer, maafin gue sampe-sampe buat lo  marah. Gue gamau kehilangan lo hanya karena seorang cowok." 15.40

Dilihat 1 minutes ago

"Okay, mungkin gue yang terlalu egois." 15.43

"Maafin gue ya, sekarang gue udah tau maksud dia mencari gue karena apa." 15.48 aku ingin menceritakan semuanya pada Meria.

Dilihat

"Iya gapapa, hm. Karena apa?" 15.50

"Drew adalah sahabat lama gue, gue sama dia saling cari agar bisa ketemu kembali. Gue kan pernah tunjukin gelang yang pernah gue pake, itu gelang persahabatan gue sama dia. Gue kangen sama dia, mer. Tolong ngertiin gue kalo gue pasti bakal deket banget sama dia akhir-akhir ini." 15.57

Dilihat

"Hm. Gue paham ko maksud lo, gue ngertiin. Kalian Setia dalam persahabatan, mungkin kalian pun akan berjodoh." 16.00 Deg! Akan berjodoh? Apa mungkin..

"Gue besok bakal ceritain semuanya Mer." 16.02

Yori Drew Dewata POV

Aku melajukan motorku untuk sampai dirumah, aku bahagia karena sudah bisa dekat dengan Selina tadi. Seharusnya aku beritahu dari awal, mungkin aku tidak akan galau dihari-hari kemarin. Sesampai dirumah aku menyimpan motor sportku di garasi, lalu kakiku melangkah keruang keluarga. Disana ada mama, ayah dan Raditya Mendes? Untuk apa dia disini, tadi mah meninggalkanku dengan Selina di danau

"Sayang, kamu sudah bertemu dengan Selina?" mama membelai lembut rambutku, saat aku memberi salam dan mengecup tangan mama dan ayah.

"Bagaimana mama tau?" aku bingung, kenapa mama tau. Padahal aku tidak memberitahunya sama sekali.

"Mama tau dari Radit, terus mama juga ditelpon sama mommy nya Selina, katanya kamu mampir kesana." mommy hanya tersenyum tipis disamping ayah.

"Minggu depan kamu dan Selina akan tunangan." ayah pun membuka suara, namun..

"Tungangan???" aku bingung, kenapa mama dan ayah sudah sejauh ini. Apakah mereka sudah mempersiapkan ini sejak lama?

"Mama ayah dan keluarga Retno sudah mempersiapkan ini semua, sejak Selina baru pindah dari USA. Kami saling bertemu, untuk membahas ini. Kamu mau kan tunangan sama Selina?"

Aku bingung setengah mati, aku tidak sanggup untuk menjawabnya disini karena ada Raditya Mendes. Dia kan sangat menyukai Selina, mataku pun melihat kearahnya, ia pun mengangguk seakan berharap aku menjawab iya.

"Iya ma." aku mengangguk pelan, dan di sambut oleh senyuman mama dan ayah.

"Tapi kami masih kelas 2SMA, bagaimana bisa untuk tunangan. Sedangkan tunangan itu berakhir menikah mahh.." kataku benar.

"Gapapa, kamu dan selina akan menikah setelah lulus SMA. Tidak perlu khawatir jika kalian berfikir masa depan kalian suram. Ayah akan memberikanmu, sebuah usaha catering yang sudah ayah kembangkan sejak 2 tahun yang lalu. Dan Selina sudah diberikan usaha butik oleh mommynya. Jadi kalian tidak usah takut untuk kedepannya." ayah pun panjang lebar, betapa bahagianya aku Kelurga Retno dan Dewata sudah mempersiapkan ini semua.

"Tapi ayah, Yori ingin menjadi dokter? Apakah boleh?" tanyaku tidak percaya diri, tapi ayah hanya memberi senyuman.

"Boleh, tentu boleh. Setelah menikah kalian boleh kuliah untuk menggapai cita-cita kalian." ayahpun membuka mulutnya sekali lagi sambil mengelus pucuk kepalaku.

♥♥♥

Author POV

Pagi ini matahari terasa begitu hangat, seakan memberikan senyuman semangat untuk menjalaninya. Begitu pun Selina menjalani hari dengan keceriaan, tidak ada kata sedih untuk diumbarkan. Karena hari ini ia sangat berbahagia.

Ia pun menuju ke sekolahnya seperti biasa dengan menggunakan mobil pink mininya. Sesampai disana ia mencari seseorang, yaitu Drew. Biasanya Drew selalu datang lebih awal, tidak ada kata terlambat baginya. Selina pun memasuki koridor kelas IPA, dan disambut oleh Meria yang pagi ini ia sangat-sangat terlihat bahagia. Mereka sudah berbaikan, mereka berjanji tidak ada kata marahan lagi.

"Eh Sel gue mau ceritaaaa" katanya dengan kedua tangan yang ada di pipinya sambil memejamkan mata dengan gemas.

"Cerita apaa?" Selina menyimpan tas di tempatnya, dan duduk disamping Meria.

"Gue ditembak Gibran, anak kelas 12 IPA yang ketua eskul paskibra. Omg!!" ha? Sumpah. Ini membuat Selina kaget. Kakak Gibran adalah orang yang tampan, dengan alis dan bulu matanya yang tebal mirip seperti artis Thailand Mario Maurer.

"Sumpah lo? Kapan?" Selina tergelagak kaget, tidak percaya sejak kapan mereka PDKT.

"Kemaren, dia nembak gue didepan anak-anak paskibra. Sumpah gue ga nyangka." Meria memang cantik. Dia mempunyai bokong yang sexy,  sehingga membuat pada lelaki juga ingin mendapatkannya.

"Anjing, gue irii. Kapan sih lo PDKT sama dia? Parah kaga cerita." Selina ngambek, karena Meria tidak memberitahunya.

"Hehe, sebenernya sih PDKTnya udah dari 1 minggu yang lalu. Cuma gue malu bilang ke elonya. Tapi emang lo gatau tah? semua pada heboh tau ga grgr kemarin. Apalagi anak paskib." wajah Meria bersemu merah

"Terus lo terima? Terus apa maksud lo suka samaa Drew? Kemaren mah marah samaa gue grgr Drew" Selina bingung, kenapa Meria begitu mempermainkannya.

"Gue terima lah.." katanya songong.

"Ternyata gue emang ga cinta sama Drew, gue cuma kagum sama dia." katanya sampai membuat hatinya Selina menjadi legaa..

"Oiya gue mau cerita, tapi jbb ya." Meria mengagguk lalu Selina membisikan sesuatu padanya

"Gue bakal tunangan sama Drew, minggu depan. Gue dijodohin samaa Drewwww..." Meria ingin teriak saking kagetnya, tapi tangan Selina dengan cepat menutup mulutnya Meria.

"Sumpah lo? Demi apa?" katanya dengan suara yang sedikit berbisik.

"Iya.." aku hanya tersenyum tipis

..............................

MAU LANJUT?  SAY NEXT. DON'T FORGET TO VOTE AND FOLLOW😍😍😍

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang