Part 4

83 12 0
                                    

Hari demi hari ku jalani di Bali, tempat tempat indah di Bali ku kunjungi. Pantai Manyar, Pasar seni sukawati, Bali zoo, air terjun di Gianyar, melihat pertunjukan tari kecak. 5 hari itu tidak cukup untuk merasakan indahnya pulau Bali. Rasanya aku ingin tetep tinggal disini. Setiap hari aku bisa mengunjungi tempat tempat itu. Tapi apa daya tangan tak sampai. Besok aku harus pulang ke Jakarta. Tetapi aku rindu juga dengan Jakarta. Rindu suasana disana. Rindu macetnya kota Jakarta, rindu teman teman di Jakarta, rindu mall nya hehe. Tapi aku akan datang lagi ke Bali nanti, ingat ya 'aku akan datang lagi ke Bali'

Kalau aku pulang ke Jakarta, itu tandanya aku akan pisah lagi dengan kak wirya. Pfftt gimana nanti kalau aku rindu dia? Ingat cit, dia hanya kakakmu! Kakak. Aku tegaskan ya kak wirya hanya KAKAKKU. Tapi kalo perasaan ini berubah, apa itu salah? Selama di Bali dia yang menjadi tour guide ku, kemana mana selalu sama dia. He always keep me. Apa kak wirya suka padaku? Apa dia memiliki perasaan yang sama seperti aku? Atau dia hanya menganggapku adiknya? Aaahh aku pusing, kenapa juga aku harus memikirkan itu. Tidak penting.

------

Selasa pagi aku pulang ke Jakarta, sedih rasanya. Nenek juga sedih melihat aku dan keluarga harus kembali ke Jakarta.

Nenek memelukku erat, aku tidak bisa menahan air mata ini lagi. Aku menangis sejadinya "nenek jangan gini, aku kan jadi sedih. Nenek baik baik ya disini. Citra janji bakal balik lagi ke Bali. Nenek siap kan nungguin citra kesini lagi? Kapan pun itu?" Ucapku pelan sambil memeluk erat nenekku

Nenek melepaskan pelukannya dan mengelus lembut rambutku "datanglah lagi sesuka yang kamu mau. Nenek akan tunggu kapan pun itu. Hati hati ya di Jakarta, jangan nakal disana" ucap nenekku sambil mencolek hidungku

Aku menghapus airmata ku dan tersenyum pada nenek "iya nek, aku akan jaga diri di jakarta dan ngga akan nakal ko" nenek memelukku lagi

"Bu, kami pamit ya" ucap ayah sambil mencium tangan nenek. Diikuti oleh ibu kak sasi dan si tuyul ferdinand

Ntah kenapa hanya aku saja yang sedih meninggalkan pulau Bali ini

Aku melihat kak wirya dari sudut mata ku, aku sedih. Aku tidak bisa bertemu dia lagi. Aku takut rindu padanya.
Dia menghampiriku, dia memelukku. Dia mencium keningku. Oh astaga jangan lakukan itu kak, aku takut rindu padamu. Aku takut kehilanganmu

"Jaga diri kamu disana ya gek" ucapnya sambil tersenyum padaku
Mataku berkaca kaca, aku sangat sedih, aku tidak bisa menjaga diriku kak! Aku butuh kamu! Batinku menjerit, aku tidak mau pulang!

Aku mengangguk dan sekali lagi aku memeluk dia. Aku tegaskan 'AKU MEMELUK DIA' pelukan terakhir mungkin? Aaaahhhh. Ini sulit.

Dia memberikanku boneka teadybear aku langsung memeluk boneka itu dengan erat. Aku membayangkan kalau yang aku peluk adalah dia. Mungkin ini adalah obat rindu.

"Kalo aku ke Jakarta, aku boleh ya mampir kerumahmu?" Ucapnya sambil mengelus rambutku

Aku tersenyum lebar dan menganggukan kepalaku "iya boleh banget kak, anytime hehehe"

Dia tersenyum, oh yatuhan lesung pipinya.

Akhirnya kami semua pergi menuju ke bandara. Kita menggunakan 2 mobil, karena ada keluarga kak faisal. Sudah pasti tidak muat kalau cuma pakai 1 mobil saja. Merepotkan memang. Keluarga ku ikut mengantar ke bandara, tapi kak wirya tidak ikut, katanya kalau ikut malah tambah sedih hehehe. Aku jadi terharu.

Perlahan rumah nenek sudah tidak terlihat lagi, aku mulai duduk tenang di dalam mobil sambil terus memeluk boneka dari kak wirya. Aku mengambil ponselku dan aku memberi tau ke ica kalau aku udah otw ke Jakarta.

Stay With METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang