Lia pov's
"Hampir aja ketauan" ucapku sambil merogoh saku seragamku dan mengambil ponsel lalu menekan nomor telepon kakakku
Hallo, iya ini aku udah dirumah citra. Tau ngga sih tadi aku hampir katauan
......
Ya gimana ngga panik. Kalau ketauan gimana? Nanti yang ada aku kena omel
.....
Iya aku usahain, lain kali jangan bikin orang susah ya. Bye.
Aku langsung menutup telepon itu, takut nanti ada yang mendengar pembicaraan ku dengan laki laki sialan itu.
"Kakak siapa?" Suara itu muncul dari belakang ku. Aku langsung menoleh kan kepalaku kearahnya
"Hei. Aku temannya kak citra. Siapa namamu?" Tanya ku gemas sambil mencubit pipinya
Dia meringis "Aw. Jangan cubit. Nanti tambah tembem" dia mengerucutkan mulutnya hampir 5cm "Namaku ferldi. Nama kakak siapa?" Ucapnya dengan suara yang agak cadel
"Ohh ferdi, nama aku Lia. Kamu umur berapa sayang?"
"Ngga tau, tapi aku kelays 4 ehehe" ucapnya dengan suara anak kecil yang khas. Lucu sekali ahh❤
"Mana mungkin kamu kelas 4. Kamu kan masih kecil"
"Aku sudah besallr"
"Ohya? Kalau sudah besar tapi kenapa masih bawa botol susu?" Ucapku sambil menunjuk kearah botol susu yang dia genggam sedari tadi
Dia langsung menyembunyikan botol itu di belakang tubuhnya "Mmm ngga ko, tadi aku nemu aja"
"Hahaha yaudah yaudah. Kamu mau main?" Tawarku padanya. Dia langsung menganggukkan kepala dengan penuh semangat
"Li li liaa. Dimana lo?" Teriakan Citra lumayan dahsyat ternyata. Aku yang berada di halaman belakang pun terdengar jelas suaranya.
"Gue dibelakang cit sama adik lo" balasku dengan teriakan juga. Barang kali dia tidak mendengar.
Dia menghampiri ku dengan 2 gelas sirup dan beberapa kudapan.
"Fer ngapain sih ngajak kak Lia kesini? Kan panas ishh" ucapnya sambil mencubit pipinya
Lagi lagi ferdi meringis saat dicubit pipinya "Biarin" ucapnya singkat. Karena dia sedang sibuk bermain dengan mobil mobilannya
"Main didalem aja kenapa sih. Tar kalo kecebur kolam gimana?"
"Gamau"
"Ferdinand! Isssh nakal banget. Ayo masuk ih" ucapnya sambil berusaha menggendong adiknya itu namun ditolak mentah mentah.
"Nanti aku bilang ibu kalo kamu main panas panasan. Biarin aja nanti jadi dekil iyuh" ucap citra sambil mengibas ngibas kan tangannya.
Seketika Ferdinand terdiam lalu langsung lari masuk kedalam.
Aku tertawa melihat kelakuan Ferdi, anak itu masih kecil tapi takut kalau di bilang dekil. Anak jaman sekarang.
"Itu emang kalimat mujarab. Dia pasti ngga mau kalo dibilang dekil lah kumel lah item lah. Apapun itu" jelas Citra padaku
Aku masih tertawa sambil menggeleng gelengkan kepalaku "Lo enak ya punya adik bisa diajak main gitu" ucapku
"Hadeuh enak apanya Li, yang ada gue itu susah banget ngurus tuh anak. Kakak gue aja angkat tangan kalo udah disuruh jagain dia. Nakal banget sumpah" ucapnya sambil mendecak kesal
Bel rumah Citra berbunyi. Ntah siapa yang datang kerumahnya. Rumah yang cukup besar ini memang harus ada bel nya. Jika tidak ada, mereka tidak akan tau jika ada yang bertamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With ME
Teen FictionHai hai readers. Sebelumnya maaf kalo ceritanya gak nyambung atau bikin kalian berfikir keras hehehe. Ya namanya newbie gapapa kan? Kasih saran juga ya supaya aku bisa lebih baik lagi. ------- Ceritanya agak rumit sih, banyak lika likunya gitu. Gadi...