Hembusan angin taman kota menyapu helaian rambut Zee dan Vero. Rambut mereka yang rapi kala itu jadi sedikit berantakan karenanya.
Tet tot tet tot
Terdengar suara mainan yang dijual oleh penjual balon untuk menarik perhatian pembeli. Lalu tidak seberapa lama, mampirlah seorang ibu dengan anak dalam gendongannya.
"Adek mau balon? Yang warna apa?" Ibu itu menawarkan balon kepada anaknya yang masih sangat kecil, anaknya hanya bisa menunjuk balon yang diinginkannya.
Balon warna merah dipilihnya, warna keberanian dan kebebasan. Anak itu memegangnya erat-erat, takut kalau sampai-sampai balon itu terbang bebas ke angkasa.
Vero yang sedari tadi berdiri di samping Zee mengantri untuk membeli eskrim jadi keheranan sendiri melihat Zee tersenyum. Diikutinya arah mata Zee, seorang anak dan ibunya.
"Kamu suka anak kecil ya, Zee?" Kata Vero tiba-tiba, dirinya mengagetkan Zee.
"Eh iya, aku jadi ingat masa kecilku dulu kalau inget anak kecil itu." Ungkap Zee, Vero berpikir sepertinya menarik kalau cewek itu terus bercerita tentang masa kecilnya.
"Cerita dong Zee!" Pinta Vero, dia merajuk seperti anak kecil. Wajahnya menggambarkan keantusiasan.
Zee bingung lagi mendengarkan. Cowok itu selalu mengeluarkan kalimat-kalimat yang membuatnya terkejut.
"Aku lagi yang cerita? Kamu dong." Zee menyahut permintaan Vero sambil menyikut pelan lengan Vero. Bukan maksud Zee menolak permintaan Vero, tapi dia ingin mendengarkan sesuatu yang Vero lontarkan melalui mulutnya. Mungkin hidup Vero punya lebih banyak pengalaman yang menarik dari dirinya.
"Ntar deh kalau makan siang." Jawab Vero.
Oke. Zee pasrah dan menyerah. Lagipula dia juga rela membagi beberapa kisah dalam hidupnya pada cowok ini, jarang-jarang kan dia cerita masa lalunya pada orang selain Bram.
Zee bercerita panjang lebar, cowok yang duduk disampingnya terus memperhatikannya dalam diam. Terlihat penasaran dan antusias oleh cerita Zee, Vero sesekali menyahutnya dengan candaan dan pujian. Masa lalu Zee benar-benar menarik, apalagi kalau sedang bersama Bram.
Ah cowok itu, selalu saja hadir dalam hidup Zee.
Selain mengunjungi taman kota dan membeli beberapa camilan seperti eskrim--eskrim semua soalnya Zee yang mau--mereka memutuskan untuk pergi ke rumah makan Padang yang lagi-lagi favorit Zee juga.
Disitu Vero mulai bercerita tentang dirinya, walau tidak semuanya Zee merasa senang karena cowok itu bisa terbuka dengannya. Kan Vero terkenal dengan cowok yang jual mahal ke cewek, tentu saja Zee merasa senang kalau Vero bisa bercerita banyak padanya.
Terlihat dari raut mukanya pun bisa ditebak kalau mereka bahagia saat bersama. Mereka sama-sama menyimpan kekaguman atas masa lalu masing-masing.
"Zee aku anter kamu pulang sekarang ya, satu jam lagi aku mau latihan basket dan harus siap-siap juga." Tutur Vero.
Zee yang mendengarnya buru-buru merapikan piringnya. "Yaudah kalau gitu, yuk."
Mereka berjalan beriringan menuju mobil Honda Jazz silver itu terparkir. Kali ini tidak lagi ada kecanggungan diantara mereka, malahan Zee yang bernyanyi sesuai lagu dan Vero yang tersenyum gemas melihat tingkahnya.
***
Suasana hatinya sedang tidak baik sejak pulang sekolah. Ada yang mengganjal, ada yang ingin untuk diungkapkan, tapi mulut selalu mengunci untuk menyimpan itu baik-baik.
Lagi-lagi masalah hati. Namun bukan sepenuhnya dia terus menyalahkan hati. Entah sejak kapan perasaan ini muncul, persahabatannya jadi berbeda.
Salahkah dia bila terlalu cemburu? Melihat sahabat dan temannya jadi dekat.
Sore ini dia berangkat lebih awal tiga puluh menit sebelum jadwal latihan dimulai. Bukannya pemanasan atau latihan serius, Bram hanya memantulkan bolanya sedari tadi. Berulang kali dimasukkannya bola ke ring, tapi tidak ada satupun yang masuk.
Pikirannya sedang kacau, memikirkan apa yang dilakukan Zee bersama Vero saat ini.
Bram tau kalau Zee akan pergi dengan Vero. Setelah bel pulang berbunyi Zee buru-buru keluar kelas tanpa sekalipun menengok ke arah Bram yang masih diam membisu ditempat. Tidak seperti biasanya yang cewek itu lakukan, Zee selalu mengobrol bersama teman-temannya sambil memperhatikan murid-murid keluar dari sekolah lalu mengajak Bram untuk pulang bersama. Apalagi keyakinannya diperjelas ketika Lea berkata pada Vita kalau Zee janjian dengan Vero di gazebo depan sekolah.
Bram yakin kalau Vero pasti suka dengan Zee. Dilihat dari sikapnya, tanpa mendengar dulu penjelasannya.
***
TBC!
Baca terus yaa love u🙌💘

KAMU SEDANG MEMBACA
Mua Aloha
Teen FictionPaling menyebalkan ketika kita tidak tau apa itu arti persahabatan. Ketika salah satu diantara kita menyimpan perasaan yang lebih. Dan ketika kita baru menyadari, kalau dialah cinta pertama kita. --- Azura Fajrina dan Bramantyo Putra. Sahabatan seja...