Part 21

2.5K 193 12
                                    

Hembusan angin kencang menerpa wajah seorang gadis bertubuh mungil. Dia berdiri diatas batu besar. Merasakan sejuknya angin di pagi hari ini. Matanya tertutup merasakan semilir angin yang mulai merasuki tubuhnya.

Sedang dari arah belakang, seseorang tengah memperhatikan gerak geriknya. Sama-sama tak mau beranjak dari tempat itu.

Perlahan gadis itu membalikkan badannya. Jilbabnya yang tergerai tertiup angin menambah keindahan tersendiri bagi yang memandangnya.

Jasmeen tersentak melihat seseorang yang membuatnya lupa akan rasa sakitnya kini tengah berdiri didepannya. Sedang apa lelaki ini disini. Dia berdiri dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana.

Bukankah seharusnya lelaki ini pergi ke kampus. Lalu apa yang dilakukan olehnya hingga bisa berada disini.

"Sedang menikmati apa,?. Sepertinya nyaman sekali".

Jasmeen tersenyum tulus, perubahan dari sikap yang dulu dingin kini bisa menghangat seperti mentari di pagi hari ini.

"Sedang menikmati udara disini sangat sejuk. Nyaman sekali rasanya".

Alyandra kini sedang memandang jasmeen. Walaupun gadis itu tersenyum nyatanya masih saja mengganjal dihatinya. Terlihat dari mata jasmeen. Apa gadis didepannya ini masih menyimpan kesedihan. 

"Bukankah ini rumahmu, tapi kenapa kelihatannya kamu seperti baru merasakan ini".

Jasmeen terkekeh mendengar pernyataan andra. Lelaki didepannya kini sangat berbeda. Penampilnnya pun terlihat tak seperti biasanya.

"Kak andra kenapa ada disini. Kak andra gak kuliah". Tanya jasmeen yang langsung mendapat gelengan kepala dari andra.

"Aku mau ngajak kamu ce cafe. Cafe nya ayah. Disana kita bisa bantu-bantu kayak yang kamu lakuin di cafenya amy".

Jasmeen terkejut, benarkah apa yang dikatakan oleh andra. Jika benar maka jasmeen akan sangat bahagia.

"Benarkah kak,,?. Tanya jasmeen memastikan. Andra menganggukkan kepalanya.

"Aku tunggu disini, kamu siap-siap dulu sana".

Jasmeen melenggang pergi ke kamarnya. Andra sengaja datang pagi-pagi sekali untuk mengajak jasmeen jalan-jalan. Dia ingin membahagiakan jasmeen. Melihat jasmeen yang terpuruk selama seminggu tak mau keluar rumah bahkan kuliah pun masih enggan.

Akhirnya dia berinisiatif untuk mengajak jasmeen keluar. Namun karena pesan dari aby supaya tidak mengajak jasmeen pergi ke tempat tertentu. Andra memutuskan untuk mengajaknya ke tempat cafe ayahnya di daerah bekasi. Siapa tahu dengan suasana baru akan membuat jasmeen kembali seperti dulu.

Lima belas menit pun berlalu, jasmeen pun keluar dari kamarnya. Wajahnya sudah berbeda dari pagi tadi.

"Yuk kak,,!! Seru jasmeen mengajak andra untuk berangkat.

"Semangat banget siih..!! Hmm..

"Heehhee habisnya aku bosen dirumah terus".

Andra memegang tas selempang milik jasmeen. Sedangkan jasmeen malah terpaku. Apa yang dilakukan oleh andra.

"Bukan muhrim kalo pegangan tangan. Jadi pegangnya tas ajah". Jawab andra yang seakan tahu apa yang ingin ditanyakan oleh jasmeen.

Jasmeen tersenyum malu, baru kali ini andra bersikap manis. Walaupun akhir-akhir ini memang andra menunjukkan perhatiannya pada jasmeen. Jasmeen tak menyangka jika andra bisa semanis ini padanya.

Didalam mobil hanya ada keheningan antara keduanya. Keduanya memikirkan pembicaraan apa yang akan mereka mulai. Jasmeen yang biasanya ceriwis pun hanya diam saja memandangi jalan diluar.

LIEBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang