Part 31

3.1K 200 16
                                    

Andra mendengus sebal, sudah dua kali dirinya diganggu. Namun kali ini yang menganggu adalah mertuanya. Ia berjalan membuka pintu dengan wajah yang sebal.

"maafkan aby sudah mengganggu. Tapi ini sangat urgent. Vallen berusaha bunuh diri, ayah kamu telfon dari rumah sakit".

Mata andra langsung terbuka lebar saat mendengar hal itu. Jasmeen yang mendengar dari dalam pun langsung berjalan menemui aby nya.

"betulkah itu aby,,? Lalu mana bang vian".

"abang kamu ada dikamar. Dia tidak lagi perduli dengan vallen".

Sontak ucapan ali membuat keduanya melebarkan matanya tak percaya. Mana mungkin vian membiarkan vallen bunuh diri. Jasmeen langsung melangkah mendekati kamar vian. Kamar vian terletak diantara balkon rumah dan kamarnya. Oma dan amy pun ikut datang karena mendengar keributan.

"mama kenapa keluar. Sudah biar ini jadi urusan ali ma, mama istirahat saja dikamar".

"mama khawatir dengan vian. Lagian mama juga mau lihat suami jasmen yang tampan". Ali melebarkan matanya tak percaya. Sedangkan prilly malah terkekeh geli mendengarnya. Jasmeen pun membulatkan matanya tak percaya.

"abang...!!! Abang keluar bang. Kak vallen sedang butuh abang. Kasihan dia tidak ada siapapun yang menemaninya". Jasmeen berusaha menggedor pintu kamar alvian. Namun yang punya kamar tak kunjung membuka pintu kamarnya.

"baiklah, jangan salahkan jasmeen jika abang akan denger kabar duka kematian vallensia atmaja himawan".

Jasmeen sudah kehabisan akal membujuk vian. Dia pun mengajak andra untuk segera berangkat menuju rumah sakit. Walaupun ali tak tega, namun ia tak mau menjadi orang tua yang mengajarkan keburukan pada anaknya. Akhirnya pun dia menyuruh sopir untuk mengantarkan andra dan jasmeen.

Tak butuh waktu lama tiga puluh menit mereka pun telah sampai di setiawan hospital. Andra menggenggam tangan jasmeen yang hendak berlari menuju kamar vallen.

"dimana dokter aldriansyah,?? Tanya andra pada salah satu suster disana.

"ada dikamar vip room nomer 5 lantai 5. Silahkan lewat sini. Suster itu pun mengantarkan andra dan jasmeen ke kamar yang dimaksudkan oleh ayahnya.

Dalam hati jasmeen merapalkan doa agar vallen tidak kenapa- kenapa. Memang jasmeen tak suka kepada vallen. Namun sejak ia tahu seperti apa kehidupannya vallen. Jasmeen sangat mengerti kenapa vallen bisa berubah menjadi pribadi yang berbeda. 

"kak, aku takut jika kak vallen akan nekat".

"insya allah semuanya akan baik-baik saja. Kamu jangan mikirin yang lain dulu". Jasmeen mengangguk membenarkan ucapan suaminya.

"aarrrrgghhhh...!!!! Jangan mendekat.

Prangg....

"jangan pernah mendekat..!!!! Atau aku akan terjun dari sini".

Jasmeen mendekat kearah vallen. Dilihatnya vallen yang masih memakai baju pasien dengan rambut yang acak-acakan. Gadis itu sudah tak mengenakan infus lagi namun ia harus tetap dirawat dirumah sakit untuk mempermudah jalannya penyidikkan yang dilakukan oleh polisi.

"kak, ini jasmeen. Kakak jangan melompat dari sini. Mendekatlah kemari, kita bisa bicara berdua". Suara jasmeen terdengar sangat lembut.

"sebaiknya loe pergi dari sini. Gue gak pantes dikasihani seperti ini. Gue udah jahat sama loe, sama kalian semuanya. Gue juga gak punya siapa-siapa lagi".

"sst.. Kak valen jangan bicara seperti itu. Masih ada yang perduli dengan kakak. Kakak turun ya disitu banyak pecahan kaca".

Ya memang benar, vallen sengaja memecahkan kaca rumah sakit agar dia bisa melompat turun kebawah. Namun saat kacah pecah suaranya sangat keras hingga terdengar oleh petugas rumah sakit.

LIEBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang