TUJUAN PERTAMA

169 15 0
                                    

Kami yang menunggu di luar hanya bisa menunggu. Langit jingga semakin menyala, awan merah pun terus menggumpal bagaikan gulali penuh darah. Jika dipikir-pikir tampilan langitnya sangat berbeda dengan keindahan dunia roh. Ada banyak pepohonan rindang, lalu juga ada sungai jernih yang membentang entah sampai ke mana.

"Omong-omong kau tinggal di mana, Sojobo?" tanyaku sambil tersenyum.

"Hey, Bocah! Jangan sebut aku begitu. Sudah kubilang 'kan kalau namaku Raven si Raja gagak," omel Raven. "Entah mengapa kau tanyakan itu tapi terserahlah. Aku tinggal di puncak gunung sana. Namanya gunung Dai, gunung tertinggi di dunia roh. Puncaknya selalu tertutupi hamparan salju."

"Apakah kau punya orangtua? Tapi tidak apa-apa kok kalau tidak mau menjawabnya," kataku.

"Haduh, kau ini banyak tanya, ya. Biar kuberitahu kau! Ayahku seorang iblis anjing yang punya kekuatan hampir menyamai seorang dewa. Sementara ibuku seekor siluman gagak yang amat sakti. Akan tetapi para dewa terpaksa membunuhnya karena terlalu banyak bertelur."

"Ibumu ... mati? Apakah kau tidak marah atau dendam kepada para dewa?" Rasa penasaran seketika menjamah hatiku.

"Justru aku bahagia. Berkat kematiannya, setidaknya aku masih bisa bernapas. Kami, anak-anaknya yang diusir para dewa terpaksa menjelajah ke berbagai tempat demi menemukan rumah baru. Tak banyak yang sanggup bertahan, bahkan aku pun nyaris tewas. Untungnya seorang iblis es yang mengaku sebagai Ratu iblis datang menyelamatkanku."

"Karena tidak punya banyak tenaga, aku menjelma menjadi seekor gagak putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena tidak punya banyak tenaga, aku menjelma menjadi seekor gagak putih. Hidup dalam perawatan si iblis es membuat tenagaku pulih sedikit demi sedikit. Namun kenyataan pahit tiba-tiba menghampiriku. Ia bilang diriku takkan bisa kembali ke wujud semula karena terlalu banyak energi yang terbuang."

"Berhari-hari hidup sebagai hewan dan mencari makan layaknya unggas bodoh menimbulkan kejengkelan di batinku. Dendam seketika tumbuh tanpa bisa terbalaskan. Akan tetapi sebuah keajaiban muncul sebagai jawaban. Pada suatu hari seorang lelaki mengunjungi desa kami bersama kuda putihnya yang gagah berani. Perbincangan panjang antara dirinya dengan iblis es berakhir pada keputusan ternekat yang pernah kudengar."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RAVEN II : THE OTHER [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang