Chapter 18

3.6K 316 41
                                    

Sebelumnya :

Baekhyun menyadari kalau tubuh Chanyeol tidak basah sama sekali. Yang artinya bukan Chanyeol yang datang menolongnya di kolam tadi.

Dan entah kenapa itu membuatnya sedih.

Kenapa Chanyeol tidak mempunyai rasa peduli sedikitpun padanya?

"Kalau kau masih belum puas, kau bisa dorong aku lagi. Lalu singkirkan semua orang yang berniat menolongku dan biarkan aku yang kesulitan bernafas dibawah sana. Itu kan mau mu?" Tanya Baekhyun dengan ekspresi datar.

Chanyeol hanya diam.

"Ayo. Lempar aku lagi." Baekhyun kembali bersuara. Namun kali ini matanya berkaca-kaca. Namun, ia segera mungkin menahan air matanya untuk tidak jatuh ke kedua pipinya.

Ia tidak mau terlihat lemah.

Chanyeol masih terdiam dan tidak mengalihkan pandangannya dari kedua mata Baekhyun.

Luhan mendekatinya. "Baekhyun. Kakimu membiru. Aku akan mengantarmu mengeringkan diri dan mengobati kakimu." Luhan menyentuh pundaknya dari belakang lalu mengelusnya.

Chanyeol melirik Luhan sekilas kemudian melirik kaki Baekhyun. Dan benar saja, salah satu kali gadis itu biru dan agak bengkak.

Baekhyun menunduk dan tidak menyahut perkataan Luhan.

Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya seperti terangkat.

Ia terkejut dan mendongak untuk melihat siapa yang kini tengah menggendongnya.

Chanyeol.

Ya. Namja itulah yang menggendong Baekhyun di depan dadanya sambil menatap lurus kedepan dan mengambil langkah santai untuk menjauh dari kerumunan.

Chanyeol tidak peduli terhadap semua pasang mata yang terkejut menatapnya. Juga tidak peduli kalau tubuh Baekhyun tengah basah kuyup.

Ia dan Baekhyun menembus kerumunan dan menjauh dari sana.

CHAPTER 18

Chanyeol meletakan tubuh Baekhyun yang masih basah kuyup ke sofa hitam panjang miliknya. Ia bergerak memutar badan dan menuju satu lemari besar di sudut ruangan yang tak lain ruangan tersebut adalah kamarnya.

Ia meraih kotak obat dan kembali menghampiri Baekhyun yang sedari tadi tidak bersuara.

Chanyeol berlutut di hadapannya sembari meraih pergelangan kaki Baekhyun yang terlihat agak bengkak karena ulah kekanak-kanakannya tadi. Ia sebenarnya benar-benar merasa bersalah, namun sebisa mungkin ia tutupi rasa bersalah itu dengan terus memasang ekspresi datar.

"Kau tidak perlu melakukannya." Baekhyun yang lebih dulu bersuara menjauhkan kakinya dari Chanyeol.

Chanyeol beralih menatapnya tapi masih tetap bungkam. Yang dilakukannya hanya meraih kembali pergelangan kaki Baekhyun.

Baekhyun berdecak dan menjauhkan kakinya lagi bahkan sebelum Chanyeol sempat menyentuhnya.

"Ku bilang tidak perlu." Lagi. Kata itu keluar dari bibir Baekhyun dengan suara yang hampir terdengar merengek. Suaranya bahkan bergetar dan air matanya nyaris meluncur dari kedua kelopak mata sipit itu.

"Jangan keras kepala. Ku kira kau sudah paham apa akibatnya jika terus seperti itu. Kemarikan saja kakimu." Kata Chanyeol datar dan kembali mencoba meraih kaki Baekhyun.

"Berhenti memaksaku!" Jerit Baekhyun. "Kenapa kau selalu berbuat seenaknya? Kenapa aku harus terus mengikuti apa yang kau inginkan?"

"Karena kau masih terikat perjanjian denganku." Jawab Chanyeol terlampau cepat dari pertanyaan yang Baekhyun lontarkan.

Danger Strawberry | ChanBaek FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang