Kath dan Kevin berjalan keluar dari ruangan itu. Tak terlalu jauh dari sana ada seseorang yang memakai jaket tebal serta topi dan kacamata yang membuat orang susah untuk mengenalinya.
Tapi Kevin mengenalinya dan langsung berhenti melangkah. Kath yang baru tersadar ada orang didepan mereka juga ikut berhenti dan dengan alis mengkerut melihat orang didepannya.
"Apa kabar sobat lama?" tanya Kevin sambil setengah mengangkat alisnya.
"Wah, wah, kau masih mengingatku dengan baik." Ucapnya sambil memberikan senyum yang mempesona. Orang itu lalu membuka topi dan kacamatanya. "Bagaimana denganmu. Aku rasa aku ketinggalan sesuatu yang penting melihat sekarang ada seorang gadis cantik yang sedang kau rangkul." ucapnya sambil mengedikkan sebelah matanya kearah Kath.
Kath lalu menyadari siapa pria yang sedang berdiri didepannya. Pria itulah alasan Kath untuk berada disini. Kath terpaku melihat langsung idolanya. Jake Aldrich adalah pria yang tampan tapi Kath merasa ada sesuatu yang kurang. Dia tidak melihat Jake yang sangat hot seperti ditelevisi atau majalah yang sering dibelinya.
Jake memang memiliki wajah yang tampan serta garis rahang yang keras tapi Kath merasa tidak terlalu antusias setelah melihat langsung idolanya itu.
Kevin berdeham untuk menyadarkan Kath kembali. Jake menatap Kath dengan penuh minat. Dia telah biasa menerima tatapan dari seorang wanita. Tapi biasanya wanita itu langsung berusaha mengambil perhatiannya atau memuji mujinya. Tapi ini, Jake memperhatikan bahwa wanita didepannya hanya memandangnya dengan tatapan menyelidik. Jake tersenyum penuh minat.
Kath tersadar mendengar deheman Kevin. "Hai, aku Kathrina." senyum Kath sambil mengulurkan tangannya.
Jake menyambut uluran tangan Kath, "Wah, aku tak menyangka wanita secantik dirimu bisa terjebak dengan pria membosankan seperti Kevin."
Kevin memutar bola matanya mendengar perkataan Jake. Temannya ini tak pernah berubah. "Kurasa kau ketinggalan makan malam Jake."
"Tak masalah, aku sudah makan dalam perjalanan kesini. Kurasa aku membutuhkan segelas anggur dan kurasa kalian juga tak sabar untuk kekamar. Kalau begitu selamat malam." ujar Jake menjauh sambil tersenyum jahil.
Kath dan Kevin berjalan dengan diam menuju kamar mereka. Kevin mempersilahkan Kath untuk mengunakan kamar mandi dulu semetara dirinya membongkar isi kopernya dan menaruhnya di lemari.
Kath mengambil peralatan mandi di tasnya dan tak lupa piyamanya lalu langsung menuju ke kamar mandi.
Saat dia menutup pintunya barulah Kath tersadar bahwa kamar mandi itu sangatlah luas. Desainnya sangat modern dengan bathup yang mampu menampung dua orang didalamnya.
Kath sangat terkagum kagum melihatnya. Dari luar bagunan ini seperti kastil yang ada di negeri dogeng tapi begitu melihat kedalamnya, kau dapat menemukan perabotan super canggih yang membuatmu tak berkedip.
Kath mencoba menyalakan pemanas air lalu menuangkan salah satu sabun wangi yang tersedia disana. Dia memilih lavender yang bisa membuatnya sedikit rileks setelah melewati hari ini.
Sambil berendam Kath terus merenung tentang akhir pekan yang akan dilaluinya. Disatu sisi dia merasa bingung haruskah dia menyakiti hati seorang perempuan hanya karena jatuh cinta atau disisi lain harus menyelamatkan hidup perempuan itu karena mencintai pria yang sama sekali tidak mencintainya.
Untung saja ibu bosnya itu sedang tidak berada dirumah, kalau tidak mungkin Kath bisa mengalami stres akut selama disini mengingat bahwa mungkin ibu Kevin menginginkan Evelyn sebagai menantunya.
Kathrina menggeleng gelengkan kepalaya yang mulai berdenyut.
'Aku harap semua lancar hingga akhir' batin Kath.
Kath menyelesaikan ritual mandinya lalu segera memakai piyama tidurnya dan keluar dari kamar mandi.
Kevin sedang duduk sambil mengecek ponselnya.
"Aku sudah selesai" kata Kath sambil menuju kearah kopernya.
Kevin mengangguk sekilas tanpa mengalihkan pandangannya. "Kau bisa menaruh barang barangmu dilemari sebelah kanan. Aku akan mandi dulu." kata Kevin sambil beranjak dari sofa.
Kath pun mulai sibuk memasukkan baju bajunya ke lemari. Karena baju yang dibawanya tidak begitu banyak akhirnya tak sampai sepuluh menit Kath sudah menyelesaikannya.
Kath yang merasa sangat mengantuk akhirnya beranjak ke arah tempat tidur kingsize ditengah tengah ruangan. Tempat tidur itu sangat mewah dengan tirai bewarna zamrud yang menghiasinya. Tapi Kath tak punya waktu mengaguminya sekarang. Seluruh anggota badannya sudah menjerit jerit ingin diistirahatkan.
Kath pun merebahkan badanya diatas ranjang dan tertidur pulas. Kevin keluar dari kamar mandi dan tersenyum melihat Kath yang sudah tertidur.
Dengan hanya mengenakan boxer, Kevin beranjak ketempat tidur mengambil bantal dan menuju ke sofa.
Kevin yang tak terbiasa tidur di sofa hanya meringkuk gelisah di tempatnya. 'Mungkin aku bisa mencoba tidur disisi Kath tanpa membuatnya berpikir macam macam. Dan kelihatannya dia takkan sadar melihat betapa pulasnya dia tidur' batin Kevin.
Kevin beranjak ke tempat tidur disebelah sisi Kath. Dengan perlahan dia merebahkan badannya. Lalu memposisikan badanya sejauh mungkin dari Kath. Tak lama diapun ikut tertidur.
Kath bergerak gerak gelisah ditempatnya lalu tanpa sadar memeluk Kevin yang berada disebelahnya seperti memeluk guling. Kevin langsung terbangun begitu merasakan sebuah tangan yang memeluknya.
Kath begitu dekat dengannya dan tentu saja itu menerbitkan sesuatu didiri Kevin. Kevin yang hanya lelaki normal biasa berusaha sekuat tenaga menahan dirinya.
Tapi itu percuma saja. Kevin bisa melihat dengan jelas wajah cantik Kath dari dekat. Dan wangi Kath seperti bunga lavender yang segar. Lalu pandangannya mengarah ke bibir Kath yang bewarna pink alami dan Kevin mengingat ciuman mereka tadi siang.
Tanpa sadar Kevin sudah mengecup pelan bibir itu dan lama kelamaan kecupan itu berubah jadi lumatan yang panas. Kevin tidak bisa mengendalikan pikirannya lagi hingga sebelah tangannya sudah meraba area payudara Kath yang masih terbungkus dengan piyama yang Kath pakai.
Kevin merasakan miliknya sudah mengeras dan berdenyut sakit. Kevin merasa harus menghentikan semua ini tapi dia masih terlena dengan bibir Kath yang sangat manis.
Kevin membangunkan Kath sambil setengah menggeram. "Kath bangun, demi tuhan Kath bagun sekarang atau sesuatu yang tak diinginkan akan terjadi disini." kata Kevin sambil tetap memberikan lumatan pada Kath.
Kath terbangun dan merasa heran melihat Kevin yang menciumnya begitu intim. "Kevin..." ujar Kath serak.
Akal sehat Kevin perlahan mulai kembali lalu dia melepaskan ciumannya. "Maafkan aku. Sekarang tidurlah." ujar Kevin sambil beranjak ke kamar mandi. Sepertinya dia akan berendam di air dingin malam ini agar otaknya kembali bekerja dengan baik.
Kathrina heran melihat Kevin yang seperti itu. Tidak biasanya bosnya menunjukkan sikap seperti itu kepadanya. Dia meraba bibirnya yang agak terasa bengkak dan lembab dan itu menimbulkan suatu getaran didiri Kath. Dia membayangkan bahwa dia baru saja disentuh oleh seorang lelaki dengan begitu intim dan membuat puncak payudaranya mengeras seketika ingin disentuh lebih.
Kath segera membuang bayangan itu. Dia harus ingat untuk apa dia disini tanpa melibatkan emosi pada bosnya itu. Dia akan bertanya secara langsung kenapa bosnya itu berani menciumnya tanpa seijinnya dan Kath tentu saja akan mengacamnya bila Kevin melakukan hal itu lagi padanya.
Tapi dia akan melakukannya besok karena sekarang dia harus tidur walaupun dia tau untuk saat ini dia pasti takkan bisa tidur mengingat Kevin masih satu ruangan dengannya.
Kathrina memejamkan matanya perlahan dan mencoba rileks sambil menghitung anak domba didalam pikirannya. Dan saat hitungannya sudah mencapai seribu lebih barulah dia tertidur nyenyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and The Boss (END)
RomantikKathrina dimintai tolong oleh bossnya CEO dari perusahaan ternama, Kevin Clarkthon, untuk berpura-pura menjadi kekasihnya selama 3 hari saat akan menghadiri acara dirumah orangtua bos muda itu. Kevin ingin menghindar dari kejaran gadis cantik yang t...