Part 10

12.4K 581 9
                                    

"Ehmm...". Suara deheman itu mengagetkan Kevin dan Kath. Mereka lalu bergerak menjauh.

"Silahkan dinikmati kopinya. Dan saya juga telah membawa kue kering untuk kalian berdua." ucap Sally dengan suara tertahan sambil pergi menjauh dengan tatapan yang masih terlihat shock.

Jangan ditanya bagaimana warna wajah Kath sekarang. Sambil tertunduk lesu dia melirik kearah Kevin disebelahnya dan mendapati bahwa Kevin sama sekali tidak terpengaruh dengan kejadian barusan.

Malahan dia terkejut melihat Kevin sedang menikmati pemandangan hamparan bunga didepannya. Hal yang sangat diluar kewajaran mengingat selama ini Kevin selalu melemparkan pemandangan seperti itu hanya pada laptopnya.

Sungguh saat ini Kevin dilanda kegelisaan. Tapi dia tidak menunjukkannya sama sekali. Dia bukan gelisah karena ketahuan mencium Kath didepan Sally, tetapi kekhawatirannya lebih ke rasa tertariknya pada Kathrina sekarang.

Dia bisa merasakan tatapan Kath pada dirinya saat ini, tapi dia tak berani menoleh karena tau hal itu akan mempengaruhinya sekarang. Sungguh Kevin sangat bingung menjabarkan arti ketertarikannya ini.

Kath membuka suara untuk mengalihkan pikirannya dari kejadian barusan. "Boleh aku bertanya?" ucapnya hati hati.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" Kevin mengalihkan pandangannya kearah Kath dan melihat langsung kedalam mata Kath.

"Bisahkah kau menceritakan lebih banyak tentang keluargamu."

"Apa yang ingin kau ketahui Kath?"

"Kau mengatakan bahwa ibumu lebih banyak sibuk dengan kegiatan sosialnya. Apa kau dan Adam tak pernah keberatan akan hal itu?" tanya Kath perlahan.

"Ya, mungkin. Setelah ayah kami meninggal, kami berdua disibukan dengan kegiatan kami sendiri. Jadi itu tidaklah terlalu berpengaruh buat kami". Kevin tersenyum lembut menanggapi tatapan prihatin Kath.

"Tidak separah itu Kath, memang begitulah biasanya." Kath tersenyum menanggapi perkataan Kevin.

Kevin menatap Kathrina dan baru sadar pakaian yang sedang dipakai oleh Kath. Kevin berpendapat bahwa pakaian yang dipakai Kath lebih aneh dari pakaiannya yang kemarin.

Celana pinknya hanya sedikit dibawah lututnya, kaus hijau ketatnya terlalu mencolok untuk digunakan pada pagi hari dibawah sinar matahari yang cerah. Sepertinya Kevin harus memakai kacamata hitam!

"Itulah kehidupan tempat aku dilahirkan." lanjut Kevin pelan sambil mengalihkan pandangannya kedepan.

"Sisi lebihnya, selama musim liburan kami bebas bergerak dengan liar. Ada banyak pohon untuk dipanjat dan sungai untuk direnangi. Bukankah anak kecil dapat menyesuaikan diri dengan apapun." ujarnya sambil menyeruput kopi yang sudah mulai dingin.

"Lalu bagaimana denganmu? Tentang keluargamu maksudku."

Kath ingin menyilangkan kakinya, lalu menyadari jika celana yang ukurannya lebih dari ketat itu akan robek jika dipaksanya, maka dia hanya berdiam diri seperti patung.

Sambil meminum kopinya dia bercerita. "Semua orang mengatakan aku hebat karena bisa mengurus semua kebutuhan keluargaku sejak ibuku meninggal. Tapi itu semua tidaklah benar. Kadang aku berpikir betapa tidak adilnya dunia ini karena saat itu aku hanya seorang anak kecil yang seharusnya bermain dengan teman temanya tetapi lebih memilih mengurus adikku." ucap Kath sambil menatap ke kejauhan.

"Aku belajar semuanya sendiri disaat ayahku sibuk berkerja untuk memenuhi kebutuhan kami. Tapi sangat jelas aku tak ingin keluargaku berantakan tanpa sosok seorang ibu diantara kami dan aku juga tak ingin kalah." Kath mengangkat bahu.

Me and The Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang