Pagi ini aku akan pergi bertanding untuk mewakili sekolah ku. Hmmm, sebenarnya bukan hanya aku sih, ada tiga orang lagi temanku yang akan ikut bertanding. Kami akan mewakili sekolah kami untuk beberapa perlombaan.
Aku sedang mempersiapkan semua keperluan yang akan aku bawa. Sebuah koper sudah terisi barang - barang ku. Mama ku pun ikut membantu.
" shil, ini baju olahraga kamu jangan lupa ya dimasukkan. Ini udah mama setrika. " ucap mama menyuruhku memasukkan baju olahraga ke dalam koper.
"Oke ma.""Shila.. Shila.. " panggil mama dari luar kamar
"Ya ma, kenapa?" jawabku sambil datang kepada mama
" kamu udah selesai merapikan baju mu?"
" sudah ma"
"Kalau begitu ayo sarapan, tadi Bu Nia menelpon, katanya dia akan datang menjemput sekitar 15 menit lagi. Jadi kamu cepat ya sarapan"
" ya ma. "Aku pun ke ruang makan untuk sarapan.
Tepat setelah aku sarapan, sebuah mobil pun datang. Ya , itu mobil yang akan mengantarkan ku dan teman-teman ke kota Tenggarong untuk bertanding. Ternyata di mobil itu sudah ada Rachel, Dian, dan Arga. Ternyata ada lagi yang menyusul. Itu adalah mobil untuk para guru. Guru yang akan mendampingi kami adalah Pak Ramli dan Bu Nia.
Karena mereka telah datang, aku segera mengambil tas koper ku yang ada di kamar dan berpamitan dengan mama dan papa ku, dan tak lupa kepada kucing kesayangan ku, namanya ello. Setelah berpamitan, aku langsung ke mobil dan kami pun pergi menuju kota Tenggarong. Butuh tiga jam untuk sampai di kota Tenggarong.
******
Kami sampai di kota Tenggarong pukul 12.30. Sesampainya di sana, kami langsung menuju hotel tempat kami menginap selama satu minggu.
Aku dan Rachel satu kamar di kamar nomor 13 . sedangkan Dian dan Arga di kamar nomor 12. Untuk guru laki-laki di nomor 11 dan kamar guru perempuan di kamar nomor 10. Setelah kami tau kamar kami, kami memasukkan barang kami ke kamar kami masing masing.
Pintu kamar terbuka. Ternyata Bu Nia yang masuk .
"Shila, Rachel, ayo kita makan, kita makan di dapur hotel." ucap Bu Nia menyuruh kami untuk makan
"Ya bu, sebentar lagi, kami masih ngerapiin barang barang. " jawab Rachel kepada Bu Nia
"oh baiklah kalo begitu, ibu tunggu ya"
"Ya bu" jawab kami bersamaan
Bu Nia pun meninggalkan kamar. Aku dan Rachel masih merapikan baju baju yang ada di koper untuk diletakkan di lemari. Setelah kami selesai, kami langsung menuju dapur hotel.
"Disini rame banget. Wahh makanannya banyak dan prasmanan, asiikk pas banget lagi laper nih, hehehe. Yuk shila kita ambil makan" ajak Rachel semangat. Sepertinya dia memang sangat lapar.
Kami pun mengambil makanan. Aku mengambil nasi, sayur dan ayam goreng, sedangkan Rachel mengambil nasi goreng dan ayam goreng.
"Shila, Rachel, kalian udah ngambil makanan ya. Langsung ke kamar aja ya makannya. " ucap Bu nia
"Oh iya bu. " jawab kami bersamaan.
******
Malam pun menjelang . sebenarnya sudah jam 10 malam, tapi aku dan Rachel masih nonton tv. Hingga jam 12 malam kami baru tidur.
Keesokan paginya kami bangun bersamaan pada pukul 06.00. Aku yang duluan untuk mandi dan akan bergantian dengan Rachel.
Pada saat aku mandi , leherku terasa sangat perih saat terkena air. Aku langsung mengusap leherku menggunakan handuk. Lalu aku berkaca. Oh god, kenapa sama leherku ini. Luka gigitan?! Ya ampun , luka dari mana ini. Aku sangan kaget melihat luka di leherku. Aku segera menyelesaikan mandiku. Dan saat aku selesai mandi aku menanyakannya kepada Rachel
"Rachel." panggilku
"Ya. Kenapa?" jawabnya
"Coba kamu liat leherku"
"Kenapa?"
"Ada luka gigitan. Kamu tau gak ini gigitan apa?"
"Gak tau"
"Masasih kamu gak tau. Hmmm kamu ya yang gigit aku ?"
"Ya gak lah shil, emang aku vampire apa?!. Mana mungkin aku gigit kamu "
"Trus apa dong ?"
"Ya mana aku tau. Coba deh kamu tanya sama mbah google sapa tau aja ada jawabannya. Kalaupun belum ada coba tanya pada rumput yang bergoyang"
"Ihhh Rachel.. Kok kamu malah bercanda sih?! Aku lagi takut nih. "
"Hehehehe ya maaf deh. Aku juga gak tau shil. Udah lah , lupain aja , nanti aku beliin obat merah buat lukamu . bentar lagi sembuh. Palingan itu cuma tergores aja" bujuk Rachel
"Yaudah deh "
Aku berfikir untuk melupakannya saja. Yah mungkin Rachel benar kalau ini cuma tergores. Aku segera bersiap untuk latihan.
*****
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikamar Amira
Horrorniatku hanya bertanding. namun ternyata lebih dari itu dan membuat semua berubah