cakaran di lengan atas.

97 6 0
                                    

OMG dia menghisap darah ku..

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" aku masih terus berteriak sekencang kencang nya.

Namun untungnya, baru sebentar, ada orang yang datang. Syukurlah. Ternyata itu adalah Rachel. Tapi dia tak bisa melihat "arwah" amira. Sepertinya dia sangat terkejut melihat aku ketakutan dan teriak-teriak sendiri.

"Shila, shila, kamu kenapa?" tanya Rachel panik.

"Ra..rachel.." jawab ku terbata- bata

Aku menoleh ke segala penjuru arah. Namun dia tidak ada. Si arwah penghisap darah itu sudah tidak kelihatan. Bingungnya aku, dia tiba tiba menghilang ketika Rachel datang.

Rachel yang melihatku yang sedang kebingungan, ia juga ikut bingung.

"Shil, ada apa?" tanya nya

"Ra.. Rachel.. Di... Dia sudah tidak ada lagi kan.. ?" tanya ku bingung dan sekaligus masih sangat takut

" siapa? Siapa yang sebenarnya kami cari?" tanya rachel. Sepertinya Rachel juga makin bingung

"Arwah amira" jawabku

"Arwah amira? Siapa itu? Kenapa kau menyebutnya arwah?" dia masih terus bertanya.

"Dia.. Dia itu orang yang sudah mati. Dia bilang , dia menginginkan darahku. Aku takut sekali Rachel. Kumohon, tolong aku ." jawabku ketakutan sambil menangis

"Hmm, shila.. Hmmm, oke aku akan bantu, tapi kamu jangan nangis dong. Mungkin yang kamu anggap arwah itu cuma halusinasi aja kali, atau itu cuma mimpi buruk. Yah itu mungkin karena kamu lagi sakit. Nah sekarang kamu istirahat aja ya. " jawab nya sembari menenangkan ku.

"Rachel, aku takut banget. Aku yakin itu bukan halusinasi atau mimpi buruk. Itu nyata. Tadi dia datang, Rachel." ucapku kembali.

"Hmm, yaudah deh, gini aja , sekarang kamu makan aja ya. Aku mau ambil makanan, kamu mau makan apa?" tanya nya.

" sembarang" jawabku.

Rachel pun pergi. Setelah 15 menit, ia kembali dan sudah membawa makanan. Kini kami makan berdua.

Setelah makan, kami pun istirahat.

*****

(Skip. Jam 15.00)

Sepertinya setelah tidur siang tadi, badan ku sudah fit dan sehat kembali, walaupun suhu tubuhku masih sedikit tinggi. Namun, karena sudah merasa sanggup, aku kali ini kembali berlatih seperti biasanya.

******

(Skip. Jam 17.00)

Kami telah selesai latihan. Kini aku kembali ke kamar. Sesampainya di sana, aku tak melihat Rachel. Hmm, dimana dia. Yah sudah pasti, dia sedang bersama Arga. Sudahlah lupakan. Kini aku membersihkan diri.

Saat aku mandi, lengan kanan atas ku sakit saat terkena air. Dan aku kembali dikejutkan dengan goresan yang ada di lengan kanan atas ku. Goresan ini seperti bekas cakaran. Tapi, siapa yang telah mencakar ku.?. Tak berfikir lama, aku segera menyelesaikan mandiku.

Maghrib menjelang. Rachel belum juga datang ke kamar. Kemana saja dia.? Aku segera menelfon nya. Dan ternyata dia bilang sedang bersama Bu Nia dan arga di mall. Huh, ternyata dia ke mall gak ngajak ngajak.

Jam menunjukan jam 19.00

Yup! Ini waktunya makan malam. Aku ke dapur sendirian. Disana ada Dion rupanya yang juga  sendirian.

Setelah selesai makan, kami kembali kekamar masing masing. Dikamar sangat dingin, sehingga rasa ingin buang air kecil sangat sering muncul.

Saat aku di kamar mandi , kunyalakan keran air. Namun aku terkejut bukan main, saat aku menyalakan, bukan air yang keluar tapi darah. Warnanya merah. Bau amis menyelimuti udara disini. Langsung ku matikan keran air. Kuganti dengan menyalakan shower, namun sama. Yang keluar tetap darah!

Aku segera keluar kamar mandi dan aku gak jadi buang air kecil .

Jam 20.00, Rachel sudah datang. Dia langsung kekamar mandi. Aku mengikutinya untuk memperhatikan air yang keluar.

"Hei, kamu ngapain ngikutin aku?" tanya Rachel

"Aku mau liat. Coba kamu nyalakan keran airnya." jawabku

" memangnya kenapa keran air nya?" rachel sepertinya kebingungan dengan ucapanku.

"Cepat nyalakan saja!" perintahku

Rachel pun menyalakan air, namun tak seperti yang kualami. Kini, yang keluar benar banar hanya air yang jernih.

"Tuh sudah, ada apasih sebenarnya ?" tanya nya makin bingung.

"Tadi tuh pas gak ada kamu, aku kan mau buang air kecil, namun bukan air yang keluar dari keran ini, tapi darah." jawabku

" ah masasih?! Gak percaya deh aku." ucapnya.

"Sumpah kali ini aku gak bohong atau berhalusinasi atau mimpi buruk. Ini beneran! " jawabku meyakinkannya.

" yadeh iya. Sembarangmu. Aku percaya kok." jawabnya pasrah.

Setelah selesai Rachel membersihkan dirinya., aku segera bicara kepada nya tentang yang kualami selama di hotel ini.

"Rachel, coba sini deh. Aku mau cerita. "

" cerita apa?" tanya nya.

" hmm.. Jadi gini.." akupun menceritakannya secara detail.

"Oh jadi gitu ya. Aku fikir , kamu hanya berpura pura atau berhalusinasi atau mimpi buruk saja. Jadi gimana nih? " jawab nya.

" kamu maukan tolongin aku buat memecahkan tentang kasus ini?" pinta ku

"Ya, tapi aku gak janji bakalan bisa. Soalnya aku sama sekali gak ngerti soal beginian. Mendingan besok kamu telpon orang tuamu dan kamu menceritakan yang terjadi . " jawab nya

" ya baiklah." ucapku.

*****

Setelah kami selesai berbincang soal yang kualami, aku pun segera tidur.

Dikamar AmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang