Satu dua tiga empat lima.!
Lima cakaran + gigitan terukir di tubuhku. Namun misteri tentang "sosok" amira tak kunjung terpecahkan.
Aku masih melamun memikirkan bagaiman caranya. Aku rasa , cara dengan mendekati Randy tak menuai hasil seperti ekspetasi.
Ditambah lagi, hmmm kayaknya aku suka deh sama dia. Duh kan malah jadi baper sendiri deh. Gimana mau nyelesaikan.
Lamunanku buyar ketika pintu kamar terbuka.
"Haii .. Ngelamun aja, awas loh kesambet setan." ucap rachel sambil terkekeh.
"Heheehe, habisnya sih bingung gimana caranya mecahin misteri ini. Cape tau gini terus. Aku mau pulang aja deh. " ujar ku mengeluh
"Pulang? Emang gimana caranya? Minta jemput? Bukannya ortu mu ada di luar negeri?"
"Iya sih. Duh kan bingung. Btw km lagi dari mana?"
"Dari jalan sama Arga"
"Jalan mulu dah. "
"Kenapa? Iri.? Kamu sih lama banget taken ama Randy. Awas loh kelaman digantungin, ntar kayak jemuran "
Rachel kembali terkekeh. Sedangkan aku memasang raut muka masam mendengar perkataan nya. Tapi ada benarnya juga sih. Kurasa rasa Randy hanya memberikan hal manis saja. Aku jadi kayak digantungin deh. Eh baper.
"Oyy lagi mikirin randy? Sampe senyum senyum sendiri " ucap rachel mengagetkanku.
" apaan sih kamu." rachel terus mengejekku. Sedikit sebal tapi memang sih menyenangkan
"Oh ya , ngomong ngomong gimana tentang rencananya? " ucap rachel memulai topik pembicaraan baru.
"Hmm gimana yah. Gak berjalan baik. Sejauh ini aku belum pernah menanyakan tentang ayahnya dan asal usul hotel ini." jawabku
"Gimana kalo aku ikut deketin dia. Sapa tau aja kan bisa lebih cepat." sarannya
"Boleh lah . sembarang aja"
******
Sekarang aku, Rachel, Arga, Dion, dan Randy sedang berada ditaman. Kami baru saja selesai latihan. Kecuali Randy. Yah karena dia tidak ikut lomba.
"Eh eh main yok." ujar Arga memulai pembicaraan
"Iya tapi main apa?" sahut Randy dan Dion yang hampir bersamaan.
"Gimana kalo main TOD? Pada tau kan?" usul Rachel.
Kami menganggut bersamaan.
Pulpen sudah diputar. Dan yang kena adalah Randy.
"Nah kamu kena." ucap rachel
"Ok ayo kita rundingkan apa hukumannya." ucap Arga.
Arga, Dion, dan Rachel saling mengedipkan mata yang aku tidak tau apa maksudnya. Yang jelas ada maksud dibalik itu.
Belum selesai aku ikut berunding, mereka sudah berteriak apa hasil rundingannya. Dasar culas mereka semua.
"Tembak Shila sampai diterima." ucap mereka bersamaan.
What?!!!!
Mataku dan Randy terbelalak dan saling bertatapan.
"Gak berani? Dasar gak gentle.!" ucap Arga sambil terkekeh. Dan disusul canda tawa dari teman teman.
"Ya beranilah." jawab Randy. Yang sepertinya itu secara spontan.
"Yaudah cepet kalo gitu." jawab Dion.
"Ok"
"Ok kamu bisa berduaan aja sama Shila. Tapi bukan berarti kita gak tau yah. Pokoknya kamu harus jalanin TOD sampe ditarima sama Shila " ucap rachel
Mereka bertiga, -Arga, Dion, dan Rachel- pun pergi meninggalkan ku berdua dengan Randy.
Sekarang apa?
"Hmm, kamu tau kan aku harus sportif.?" ucap Randy memecah keheningan.
"Hmm, iya " jawabku ragu
"Oke, Shila, kamu mau gak jadi pacar aku?" ucap Randy
Ya Tuhan.
"Hmm iya."
"Oke thanks."
Aku kira setelah Randy menjalankan TOD nya, rachel dkk datang lagi. Tapi ternyata tidak.
Akhirnya aku dan Randy kembali kekamar masing masing.
Aku tidak tau harus merasa apa. Apa aku harus kesal karena ulah Rachel, atau senang karena Randy nembak aku, atau harus menghilangkan rasa senang karena tadi itu hanya TOD. Belum tentu dia beneran suka sama aku. Tapi, yah gak tau deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikamar Amira
Horrorniatku hanya bertanding. namun ternyata lebih dari itu dan membuat semua berubah