Keesokan paginya, aku terbangun tepat pukul 05.00 subuh. Rachel ternyata juga sudah terbangun.
"Selamat pagi shil. Tumben bangun cepet?" sapa Rachel di pagi buta yang kurang cerah ini, ya itu karena sedang turun hujan diluar.
"Hai juga Rachel. Iya nih gak tau. Tadi aku terbangun sendiri." jawabku.
"Oh ya Rachel, gimana tentang si amira itu? Apa kamu ada rencana?" sambungku.
"Untuk sementara aku sih terfikirnya ya kamu hubungi saja orang tuamu. " jawabnya
" kalau orang tuaku gak percaya gimana?" tanya aku kembali.
"Ya,.. Coba aja duli kali shil. Nanti kalo gak percaya baru kita pikirin lagi." jawabnya kembali.
"Yah baiklah. Hmm kira kira kapan aku harus menelfon orang tuaku? " tanyaku lagi
"Sembarang mu saja . dimana kamu ada waktu luang." jawabnya.
"Kalo sekarang gimana?" ujarku kembali.
"Ya ampun shil, ya kali sekarang kamu nelpon. Ini tuh masih pagi pagi buta shil." jawab Rachel
"Hehehehe gak sabar sih soalnya" jawabku.
*****
(Skip. Jam 07.00)
"Yuk shil kita latihan " ajak Rachel
"Oke , yuk" jawabku.
Kami pun turun dan segera latihan, seperti biasa.
Sudah dua jam kami latihan. Dan kamu pun beristirahat di kamar masing masing.
Sesampainya dikamar, aku segera menelepon orang tuaku.
Tuuutt tuuuuttt tuuuutttt....
Dan akhirnya diangkat juga telepon ku.
*ditelepon..
Mama : halo.. Shila, tumben kamu telepon.? Gak latihan?
Shila : halo ma, ya , ini sudah selesai kok latihannya
Mama : ada apa shil?
Shila : iya ma, jadi shila nih mau cerita.
Mama : cerita apa?
Aku pun menceritakannya kepada mama secara detail.
Setelah itu berlanjut kembali percakapan kami.
Mama : hah?! Beneran shil? Lah terus gimana ini?
Mama terdengar sangat kaget mendengar cerita yang kualami.
Shila : yah mama. Kok malah ganti bertanya. Aku juga lagi kebingungan ma...
Mama : oke, gimana kalau sekarang mama mikir mikir aja dulu ya.. Nanti kalo mama udah nemu ide, mama kasih tau ke kamu. Sekarang kamu jaga diri aja baik baik ya..
Shila : iya ma. Yaudah ya ma aku tutup telepon nya.
Mama : oke sayang.
*telepon sudah selesai....
Percakapan ku dengan mama lewat telepon sudah selesai. Aku fikir , mama punya solusi, eh ternyata gak ada.
Klek..
Rachel masuk ke kamar dengan raut wajah yang senang. Hmm. Ada apa nih.
"Hei, muka kok senyum senyum sendiri? Kenapa nih?" ucapku.
"Taraaa... Liat nih aku batu dikasih loh sama Arga. Arga tau aja ya kalo suka sama boneka pink kayak gini. Sempet aja dia beli buat aku. Hehehe " ujarnya menceritakan dengan raut wajah yang amat bahagia sambil menunjukan boneka warna pink yang diberikan Arga.
"Hmm yaelah.. Kirain apa. Sekali nya cuma gitu doang " kataku mengejeknya.
"Kamu kan jomblo makanya gak tau rasanya. Huh!" katanya sinis.
"Hehehe. Oh ya ngomong ngomong, aku sudah nelpon ibuku tadi." jawabku.
"Trus trus, gimana katanya? Ada solusi?" ujar Rachel bersemangat.
"Gak ada, katanya nanti dia telpon lagi kalo ada ide." kataku.
"Yahhh... Kirain ada ide. -_- " jawabnya.
" jadi gimana dong?" tanya ku.
"Gimana kalo kita cari cara sendiri?" jawabnya memberikan ide.
"Ya, tapi gimana? " yang aku kembali.
"Hmmm...." jawab nya.
"Kan kamu bilang amira itu bentuknya itu mengerikan. Mata keluar, tubuh penuh sayatan, berarti dia itu entah mati dibunuh atau bunuh diri. Ya kan.. Nah kalo dipikir pikir, kalo dia gak mati disini, dia kan gak mungkin gentayangan disini. Nah, karena dia mati disini, kita bisa aja tanya sama temen mu yang anaknya pak siapa tuh, aduh pak siapa tuh?" sambungnya.
"Gak tau, lupa juga aku." jawabku.
"Nah itulah pokoknya. Kita bisa aja kan tanya sama dia." sambungnya tadi.
"Kalo dia gak tau? Diakan cuma anaknya, mana tau apa apa dia." tanyaku bingung.
"Ya kita tanya nya sama bapaknya lah shil." sambung rachel.
"Caranya?" tanyaku.
"Kamu harus dekat dulu sama dia. Trus kalo udah bisa ambil hatinya, kamu curhat sama dia. Trus bisa deh jamu ngomong sama bapaknya." jawabnya.
Hmmm... Aku hanya mengangguk setuju dan diam memikirkannya.
"Kapan kita mulai?" tanya ku
"Nanti sore. Kan biasanya anak itu jalan setiap sore. Oke?" jawabnya.
"Oke." jawabku.
*****
Hmmm, met malam minggu ya.. Maaf ini alur nya makin gak jelas ya.:v hehehehe... Tapi semoga aja ya gak bosan baca dan kasih vote ya..

KAMU SEDANG MEMBACA
Dikamar Amira
Terrorniatku hanya bertanding. namun ternyata lebih dari itu dan membuat semua berubah