Keesokan harinya, aku bangun kesiangan. Ini sudah jam 06.30. Aku segera bersiap-siap. Saat mandi, leher sebelah kiriku juga terasa perih saat terkena air. Rasanya pedih sekali , rasanya ingin teriak. Langsung ku usap leherku dengan handuk. Dan saat bercermin, dugaan ku benar. Ada gigitan yang sama persis seperti gigitan di leher sebelah kanan. Kini, kedua sisi leherku ada luka bekas gigitan. Gigitan siapa ini? Kenapa aku digigit. Aku salah apa? Apa aku punya hutang? OMG aku lupa kalo aku punya hutang sama lidya. Aku janji mau promotkan Ig nya dia, tapi sampe sekarang belum ku promotkan. Tapi itu salah dia sendiri siapa suruh dia rese sama aku. Apa dia yang gigit aku? Rasanya seperti tidak mungkin. Lidya kan masih di kota Handil. Oh My God , jadi siapa yang gigit leherku. Ya Tuhan, Help me Please. Aku segera menyelesaikan mandiku.
Setelah aku selesai bersiap - siap, aku segera pergi latihan.
*****
Selesai latihan, aku berjalan ke kamar sendirian karena Rachel pergi jalan sama Arga. Mereka berdua memang udah soulmate banget, berdua terus. Lah aku yang jomblo bisa apa cuyy.
Aku berjalan sambil memikirkan kejadian tadi dan kemarin. Kenapa semua kejadian itu hanya tertimpa kepada ku. Ada apa sebenarnya. Aku selalu ingin cerita kepada Rachel, tapi takut nanti dia menertawaiku . aku takut dia berfikir aku hanya berhalusinasi atau menghayal atau gangguan psikotes atau apalah. Lagipula kalo pun aku cerita belum tentu dia percaya.
Aku masih terus berjalan sambil melamun hingga tak sadar aku akan menabrak seseorang. Dan...
Brukk
Aku menabrak seseorang. Lebih tepatnya seorang laki-laki. Buku yang ia bawa pun terjatuh. Aku tak kenal dengannya. Aku pungut bukunya yang jatuh. Dan kuberikan kembali kepadanya.
"Ini. Hmmm maaf ya, aku gak sengaja. Aku, hmmm , aku cuma gak tau aja kalo ada orang. Aku fikir aku cuma sendiri aja." kataku kepadanya meminta maaf.
"Iya gak papa kok." jawab lelaki itu
"Oh ya kenalin aku Randy." ucapnya ingin berkenalan sambil menjulurkan tangan ingin berjabatan.
"Oh iya, aku shila." aku menjawabnya dan menjabat tangannya.
Oh My God, dia ganteng banget,apalagi lesung pipinya. Uhhh bikin hati ku meleleh . uhuyyyy.
Beberapa saat kita berjabatan dan akhirnya aku sadar diri untuk melepasnya.
"Hmm, kamu ikut perlombaan ya?" tanya nya kepada ku.
"Iya. Aku ikut lomba berkuda dan memanah. Kamu ikut lomba apa?" jawab ku dan bertanya kembali kepadanya.
"Aku gak ikut perlombaan. Aku disini hanya sedang liburan. Kamu dari sekolah mana?" tanya nya lagi.
"Aku dari SMPN 1 dari kota Handil. Hmm, kalo kamu gak ikut, trus kamu dari mana?" ucapku
"Aku dari kota Semarang." jawabnya.
"Oh begitu yah. Jauh banget, kok liburannya kesini?" tanyaku kembali kepadanya
"Ya kan ayahku ada disini. Ia bekerja disini." jawabnya kembali
"Oh, emang ayahmu kerja apa?" aku bertanya lagi
"Ayahku yang punya hotel ini." jawabnya
"Oh jadi ayahmu yang punya hotel ini ya. Tapi kok kamu jadi tinggal di Semarang ?" yang aku kepadanya
"Iya. Jadi dulu ayahku sebenarnya memang tinggal disini. Ayahku asli orang sini. Ayahku buka usaha dengan mendirikan hotel ini bersama seorang temannya, namanya Pak Guntur. Suatu hari ayahku dapat pekerjaan di Sekarang dan ayahku tak bisa menolaknya karena itu memang cita-cita ayahku. Walaupun ayahku sudah ada hotel ini, ia tetap pergi ke Semarang. Jadi aku dan ibuku ikut dengan ayah. Suatu hari ayahku dapat telepon dari keluarga Pak Guntur yang memberitahukan bahwa Pak Guntur telah meninggal dunia karena kecelakaan dan menitipkan hotel itu kepada ayahku hingga kapanpun karena memang ayahku adalah teman seperjuangan nya saat mendirikan hotel ini." jelas Randy panjang lebar.
"Oh begitu ya. Jadi siapa nama ayahmu?" jawabku.
"Pak Putra Sanjaya." jawabnya
"Oh begitu ya. Hmmm yaudah ya aku mau ke kamar. Maaf aku tadi menabrakmu dan maaf aku banyak nanya, hehehehe." ucapku kepadanya
"Oh baiklah. Hmm shila berapa nomor kamar mu?"tanya nya.
"13" jawabku
Namun setelah dia mendengar jawabanku, dia terdiam.
"Hmm Randy, kamu kenapa?" tanya ku kepadanya
"Hmm gak papa." jawabnya
"Oh yaudah ya, aku pergi dulu. Senang bertemu denganmu" ujarku
"Iya sama sama." jawabnya.
Aku langsung pergi kekamar. Senang banget bisa ketemu cowok ganteng, baik, ramah lagi. Uhhh pria idaman deh. Gak nyesel aku melamun tadi. Kalo aku gak melamun kan berarti aku gak nabrakndia dan kalo aku gaknnabrak dua aku gak kenal dia dong. Tuhan memang adil. Thanks God. Dan tanpa aku sadari aku dari tadi senyum- senyum seniri. Hingga ada Dion yang menegurku.
"Oyy! Senyum senyum sendiri lagi nih. Awasloh kesambet setan." tegur dion.
"Heh! Ngagetin aja sih kamu. Orang lagi seneng diganggu. Kan jadi lupa tadi aku mikirin apa. Kamu sih!" jawabku menyalahkannya.
"Lah, kok aku sih?!. Aku kan cuma ngingwtin aja awas kesambet setan." jawabnya membela diri
"Heh kalo ngomong tuh dijaga! Ngapain kamu bawa bawa setan segala. Tau temanmu gak usah dibawa bawa. Hahahahahahahahaha" jawabku sambil meledeknya
"Apa?!?!?! Kamu fikir temanku setan?!?!?! Kamu kalo ngomong tuh dijaga.!" jawabnya
Tiba tiba ada yang menengahi kami berdua. Ada Rachel sama Arga rupanya.
"Kalian kenapa kok ribut ribut?" tanya rachel.
"Ini nih si Dion emang dasar sukanya ganggu orang." jawabku
"Loh aku jadi aku sih yang disalahin? Aku kan cuma ingetin aja shil." jawab Dion tak mau kalah.
"Sudah sudah baikan aja deh mendingan. Kalian saling minta maaf aja." sahut Arga.
Dion sudah mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dan saling meminta maaf. Namun aku menjawab jabatannya seperti orang jijik. Tapi dia tidak perduli. Dia malah meninggalkan ku. Huh dasar cowok rese!. Rachel dan Arga juga pergi. Namun aku mencegahnya.
"Heh Rachel, Arga. Aku tau kalian soulmate, sehati sejiwa sejoli sekelas, tapi aku jangan ditunggalin dong. Jangan mentang-mentang kalian sudah gak jomblo lagi terus ninggalin aku yang masih jomblo kayak gini." ucapku mengomel kepada Rachel dan Arga.
"Yaudah ayo shil." jawab Rachel mengajakku.
"Nah guru dong baru namanya teman."jawabku
"Teman katamu? Kalo teman, kamu seharusnya biarkan Rachel senang. Aku sama Rachel tuh masih mau berduaan tau! Ngerti gak sih?! Gak ngeryi ya? Makanya punya pacar dong jangan jomblo terus! Hahahahahaha." sahut Arga meledekku.
"Apaaaaa?!?!?!?!?!?! Punya paacar?!?!?!?!?! Kamu kira nyari pacar itu segampang nyari kacang apa? Kalo nyari kacang di tiko banyak. Kalo nyari pacar harus yang cocok sama aku dong. Lagipula Rachel mau kok kalo aku ikut. Rachel aja gak marah, kenapa kamu yang sewot hah? Kalo gak suka sudah sana pergi!. " balasku kepadanya. Omonganku sudah tidak ada titik komanya lagi.
"Ehhh udah udah. Kamu boleh kok ikut sama kita shil. Arga cuma bercanda aja kok. Ayo dah." kata Rachel menengahi.
Kita pun pergi . padahal aku sendiri gak tau mau kemana tapi yah ikut saja lah daripada sendirian kayak jomblo. Eh emang jomblo sih, hehehehe.
*****
Jam 1.30 aku dan Rachel sudah ada di kamar. Aku langsung mandi. Di kamar mandi, cerminnya ada tulisan dari darah yang baunya amis banget. Tulisannya AKU SUKA DARAHMU
"Aaaaaaaaaaaaa" teriak ku.
*****
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/97320289-288-k147193.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikamar Amira
Horrorniatku hanya bertanding. namun ternyata lebih dari itu dan membuat semua berubah