DLMG #9 : Thames River

1.2K 91 0
                                    

Diana dan Zulfah pun melangkahkan kakinya menuju sungai Thames, Diana memang senang melihat aliran sungai Thames apalagi saat ia sedang bosan, kesal, dan marah maupun dalam keadaan bahagia. Entahlah, ia beropini bahwa segala sesuatu itu harus dijernihkan terlebih dahulu sebelum bertindak dengan cara melihat aliran sungai Thames.

Diana duduk dibangku yang berhadapan langsung dengan sungai Thames, lalu disusul langkahan kecil dari Zulfah dan mengambi alih-alih duduk di sampingnya. “Jadi, kau masih kesal sampai sekarang?” Tanya Zulfah memulai pembicaraan

“Jelas, siapa yang tidak kesal dipanggil seperti itu. Setidaknya.. Ah lupakan.” Diana membungkuk meraih batu-batuan kecil dan melemparkannya ke arah sungai.

Zulfah menggaruk-garuk kepalanya bingung,  “Sudahlah, tak baik seperti itu erus. Kau seharusnya bersikap sedikit lembutlah di hadapan pria.” Tentu, ucapan ini membuat hati Diana makin kesal. Meskipun begitu ia tahu, ia sangat tahu bahwa Zulfah memang sangat sopan dihadapan orang. Dan juga lemah lembut terhadap laki-laki. Berbanding terbalik serta jauh dari sifat Diana yang lebih mirip seperti cacing kepanasan.

"Lembut? Aku tidak bisa. Aku benci lembut. Buat apa lemah lembut? Toh dia juga tidak akan menghargaiku.”

Well..” Zul menghela nafasnya, “Maaf aku membuatmu marah. Sekarang apa yang mau kau lakukan?” tanyanya.

Diana mengerutkan keningnya, “Berdiam diri.”

Zulfah mendengus panjang, hanya karena masalah sepele seperti itu pasti selalu dibawa ke hati. Batin Zulfah melengos.

Harry POV

Aku tidak salah kan tadi? Habis membuatnya malu? Yeah. Gadis itu, secara tidak sengaja atau apalah itu, aku bertemu lagi dengannya kali ini ia membawa teman, temannya mungkin? Aku tidak percaya dia memiliki teman. Kedengaran lucu 'bukan?

Ketika ia melihatku. Bisa kulihat wajahnya masih agak kesal terhadapku, hingga akhirnya ia dan temannya beranjak dari tempat duduknya, aku meneriakinya cukup nyaring. Tidak begitu perduli dengan orang-orang yang ada di sini, lagi pula mereka tau kok siapa aku. Harry dari One Direction, boyband yang menurutku sukses lah. Terdiri dari aku, Niall, Zayn, Louis dan Liam. Kami cukup tampan tapi tetap saja aku yang lebih tampan, aku tidak bermaksud sombong. Tapi, ya... That's real.

“Haz, kau keterlaluan.” ucap Zayn menggeleng-geleng kepadaku, aneh sekali anak ini biasanya dia akan terlihat senang jika aku mengerjai seseorang. Tapi, bukannya tadi dia ikut tertawa?

“Ah ya? Memangnya kenapa? Ohya, kau sudah tau dia siapa?” Tanyaku, masih ingat bukan kemarin ia bilang kan kalau dia mau ingat-ingat dulu siapa gadis itu? Dan jangan bilang kalian juga lupa?

"Dia itu..” Ia terlihat gusar di tempat duduknya, “Mana ku tau dia siapa? Kemarin aku hanya bercanda.” Lantas Zayn tertawa ke arahku, apa maksudnya anak ini?

Sementara Niall. Ia terduduk melongo memandangiku dan Zayn. Oh ayolah Niall, kau terlihat lebih dungu ekarang.

“Berhenti menatapku, Ni ”

Niall mengusap kedua matanya lalu terkekeh pelan. “Gadis tadi menurutku lumayan cantik, dengan bola matanya yang berwarna hijau. Lalu ambutnya lurus bergelombang. cantik 'bukan? Apalagi tubuhnya begitu terlihat semampai.” Niall memandang ke araku, seperti menunggu jawaban yang akan aku keluarkan. Ternyata dia memperhatikan gadis kecut tadi secara detail? Astaga aku lupa, Niall memang suka memandangi wanita sampai sedetail-detailnya.

“Oh ya? Aku rasa pujian itu terlalu berlebihan untuk wanita yang menurutku biasa-biasa saja seperti dia.” Balasku sambil kembali menyeruput capucinno ku.

“Hahaha, aku pikir itu benar adanya. Kau saja yang terlalu gengsi untuk mengakuinya. Lagi pula kau itu terlihat seperti jomblo akut.” Niall tertawa membuat beberapa orang menatapnya kesal. Niall kalau tertawa cukup nyaring. Mampu menerobos sampai ke gendang telingamu.

Shit. Awas saja kalau aku mempunyai kekasih, kau akan cemburu.”

"Hentikan. Lebih baik sekarang kita kembali. Louis bilang kita harus latihan.” Zayn angkat bicara lalu berdiri diikuti anggukan dariku juga -Niall kami pun berjalan menuju  mobil, kami harus tempat latihan sekarang juga,di sana kebetulan sudah ada Louis dan Liam menunggu.

*

Harry, Niall dan Zayn sekarang tengah berada di jalanan di dekat sungai Thames lebih tepatnya berhenti untuk beberapa waktu akibat traffic light yang menunjukan lampu merah, nampak sungai Thames begitu mengalir dengan derasnya, Zayn yang hanya menyetir dengan santainya ditemani headset yang melengket dikedua telinganya.

Jikalau kau bertanya apa yang sedang Niall lakukan. Yah, ia sedang makan snack. Tidak perlu kaget untuk urusan makanan. Niall memang paling heboh diantara kelima sahabatnya.

Sementara Harry sedang bersandar sambil melihat ke arah sungai Thames, ia teringat waktu bersama Kendall. Mereka suka sekali bermain di sana, ya Harry dan Kendall baru putus dua bulan lalu akibat manajemen yang tidak mengizinkan mereka bersama. Dan lebih parahnya lagi, Kendall memang ingin berpisah dari Harry sejak dulu akibat Harry yang begitu susah untuk diajak berbelanja karena sibuk. 

Tak beberapa kemudian ia kembali melihat gadis yang ia temui tadi di Nando's. Harry tersenyum kecil ke arah gadis itu. Gadis yang di maksud adalah Diana nampak ingin menyeberangi jalan.

Refleks Diana melihat ke arah Harry dan sontak membuat Harry menggerutu. “Shit, kenapa ia melihatku? Pasti sekarang dja menduga kalau aku dari tadi mengikutinya.” batin Harry, dengan Gerak cepat ia langsung menutup kaca mobilnya. Diana yang tak sengaja bertatapan dengan Harry, menyumpah-nyumpah dalam benaknya. ia sangat enek melihat wajah Harry

Lampu merah pun berubah warna menjadi warna hijau, saatnya mobil yang ditumpangi tiga anak remaja ini kembali jalan.

Buru-buru Harry membuka kaca mobilnya tadi, berharap Diana telah pergi dan nasib memang nasib. Diana melotot tajam disertai manyunan dibibirnya ke arah Harry. Sementara Harry tak ambil pusing ia hanya tertawa. Hingga akhirnya sosok Diana telah menjauh hilang karena mobil yang Zayn kendarai sangat melaju cepat,Zayn memang hebat. jadi Diana tertinggal jauh, untuk yang kesekian kalinya. : memuakkan, batin Diana.

Tbc:)

Don't Let Me GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang