DLMG #33 : Complicated

842 82 34
                                    

Cuma mau ngasih tau, part ini panjangggg bangetttt soalnya krn emg udah mau ujian jadi aku buat panjang, mgkn lama baru update lagi jadi biar afdoool panjangin aja deh partnya hihi.

Ini mungkin boring, tapi yaaa maaf ya :)

Let's Read.

The song for this chapter :

Bruno Mars : It will rain

1D : Moments

1D : I wish

Harry Styles : Don't Let Me Go

***************

Diana Pov

Jantungku berpacu dengan cepatnya menunggu suatu kalimat keluar dari mulut Zayn, wajahnya menggambarkan kekhawatiran begitu dalam kala ia menatapku. Aku mencoba untuk masih dalam keadaan santai, namun otak dan fikiranku tidak sehati. Mereka seperti sengaja berkelahi membuat jantungku seperti memompa darah lebih cepat dari biasanya.

"Ayahmu kecelakaan dan kondisinya sangat memburuk.." pandanganku tidak lepas dari mata cokelatnya, dan entah dari mana angin berhembus menerpa wajahku. Aku menutup kedua mata, berusaha mencerna apa yang baru Zayn ucapkan. Tidak, ini tidak mungkin terjadi.

Dan sepertinya sesuatu sedang berebutan untuk keluar dari pelupuk mata membuat aliran bening mengalir begitu derasnya, "Apa?.. Bagaimana... bisa?" aku masih dalam keadaan tidak percaya ketika tangan Zayn berusaha membawaku dalam pelukannya, aku menggeleng dan memijat pelipisku.

Kututup wajahku dengan kedua tanganku saat pertahananku kembali runtuh, membayangangkan hal yang tidak-tidak sudah berburu dan menari-nari dalam otakku membuatku menangis sejadi-jadinya. "Shhh, kau boleh menangis di sini.." Kepalaku menyentuh dadanya, kurasakan tangan Zayn mengusap-usap rambutku berusaha memberikan efek tenang namun perasaanku begitu kusar mengingat keadaan Dad.

"Kita akan berangkat besok ke New York, percayalah Dad-mu akan baik-baik saja." Zayn mengenggam erat kedua tanganku, kemudian detik selanjutnya aku menghambur dalam pelukan Zayn. Aku mencengkram erat kaus belakangnya, tidak perduli jika sekalipun akan robek. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi disaat seperti ini.

"Hey, kau tahu jika kau menangis kau seperti badut di festival London Eye. Kau tidak mau kan ku ejek seperti itu?," kedua mata coklatnya menatap lekat-lekat dimataku seakan menyihirku untuk terus berada dalam pelukannya, tidak. Aku mempunyai Harry.

"Aku memang terlambat memberi tahu semua ini, Ayahmu juga tidak ingin berita ini akan menghambatmu dalam urusan kuliah. Tapi, seiring berjalannya waktu, aku tidak mungkin membiarkanmu bingung dan khawatir apalagi dengan masalah pertunangan itu.." Zayn menarik nafasnya dalam-dalam sebelum jari-jarinya bergerak menuju pipiku dan menyeka air mata ku.

"Aku minta maaf, Diana. Sungguh aku tidak berniat untuk menyembunyikan semua ini darimu. Aku hanya berusaha menjaga perasaanmu terutama perasaan Harry.." aku masih diam dengan beribu paku yang mengantri untuk menusukkan ke kepalaku yang sudah sakit, entah semuanya membuatku pusing.

Menyadari sedari tadi aku berada dalam dekapan Zayn, aku menjauh sedikit lalu menyandarkan kepalaku pada media kaca jendela. Mulutku saja terasa mati, tidak tahu harus berbicara seperti apa.

"Tapi, aku akan mencoba untuk membatalkan pertunangan ini.." Zayn mengetuk-ngetuk kemudi-nya dengan kesepuluh jari-jarinya sebelum bibirnya bergerak untuk kembali berbicara, "Jika kau mau."

"Kau kenapa tidak berbicara sedikitpun padaku?" aku menggeleng dan menghela nafas panjang.

"Mendengar pernyataanmu sudah cukup menjawab semua pertanyaanku, jadi.. aku tidak perlu lagi untuk berbicara."

Don't Let Me GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang